Jangan Keranjingan Main Pokemon

| dilihat 2729

AKARPADINEWS.COM| APLIKASI permainan untuk ponsel pintar makin digandrungi masyarakat. Berbagai aplikasi pun bermunculan untuk memuaskan "dahaga" hiburan pengguna ponsel. Bukan mustahil, lama kelamaan, aplikasi itu menggeser keberadaan permainan tradisional dan video games berbasis konsol.

Pamor aplikasi itu melesat lantaran semua orang dapat mengaksesnya, tanpa harus membeli perangkat khusus. Cukup dengan memiliki ponsel pintar, aplikasi permainan dapat diakses.

Meski ada aplikasi yang mematok harga, namun tidak semahal permainan berbasis konsol yang bisa mencapai di atas Rp500 ribu. Untuk aplikasi permainan berbayar umumnya dipatok banderol maksimal Rp200 ribu. Walau begitu, banyak penggemar game aplikasi yang lebih menikmati fitur gratis saja.

Permainan berbasis aplikasi ini juga mampu menyedot perhatian pengguna ponsel karena selalu melakukan pembaharuan. Dengan begitu, fitur permainan tidak membosankan dan menjadi lebih menantang bagi para gamers.

Aplikasi permainan juga menawarkan fitur bermain secara daring laiknya permainan video games berbasis konsol. Dengan begitu, permainan berbasis aplikasi dapat dimainkan bersama-sama dengan orang lain. Meski begitu, fitur daring tersebut tidak sesempurna fitur di video games konsol.

Beberapa pengembang video games besar, seperti Square Enix, Electronic Arts, dan Bandai Namco, sudah masuk ke pasaran permainan berbasis aplikasi. Potensi permainan aplikasi itu pun akhirnya menggoda Nintendo untuk masuk ke dunia video games berbasis aplikasi. Bekerjasama dengan Nianticslabs, Nintendo mengembangkan permainan berbasis aplikasinya bernama Pokemon Go.

Pokemon adalah salah satu franchise andalan Nintrendo yang telah menjadi salah satu bagian dari budaya pop dunia. Hampir di seluruh penjuru dunia mengenal Pokemon. Selama beberapa dekade ini, Nintendo selalu merilis Pokemon pada konsol besutannya, seperti Nintendo Gameboy dan 3DS, yang kemudian merambah lini media lainnya, seperti film kartun dan permainan kartu koleksi.

Hal yang membuat orang gandrung dengan permainan Pokemon ialah fitur pengumpulan monsternya. Total ada 721 jenis monster Pokemon yang bisa ditangkap dan dikoleksi. Untuk mengumpulkan seluruh monster tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para gamers.

Fitur itu menjadi alasan utama video games Pokemon berbeda dengan lainnya. Fitur tersebut pun terdapat pada permainan Pokemon Go dengan bentuk sedikit berbeda dengan video games Pokemon sebelumnya.

Pada video games Pokemon berbasis konsol pemain memainkan tokoh protagonis yang memiliki alur cerita sehingga letak monsternya berada dalam alur permainan itu. Sedangkan pada Pokemon Go, untuk mengumpulkan Pokemon, pemainnya harus berkeliling lingkungan dengan mengaktifkan kamera ponselnya. Hal inilah yang menjadi fitur baru dalam permainan Pokemon Go.

Dalam pengaplikasian fitur tersebut, Pokemon Go menggunakan pembacaan GPS sehingga untuk dapat mencari Pokemon, pemainnya harus berjalan-jalan di sekitar lingkungannya. Terkadang, beberapa Pokemon tersebut didapati di tempat-tempat yang unik, seperti di pusat perbelanjaan ataupun di jalan raya. Bahkan, ada beberapa pemain yang berhasil menangkap Pokemon di kamar mandi.

Tingkat kemunculan Pokemon yang acak itu juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Bila pemain berada dekat pantai atau danau, maka Pokemon yang muncul di ponselnya ialah Pokemon bertipe air atau berjenis hewan air.

Di Indonesia sendiri, Pokemon Go belum dapat diunduh secara resmi. Beberapa pemain Pokemon Go Indonesia dapat memainkannya melalui cara tak resmi, yakni melalui hasil pembajakan program. Uniknya, di Indonesia, tempat yang paling banyak memiliki potensi banyak Pokemon terdapat di berbagai rumah ibadah, seperti masjid dan gereja.

Meski memiliki fitur penangkapan dan koleksi Pokemon seperti video games Pokemon lainnya, jumlah Pokemon yang bisa dikoleksi pada games ini hanya sebanyak 151 Pokemon. Dari total jumlah tersebut, ada beberapa Pokemon yang hanya bisa ditangkap dengan batas waktu tertentu dan daerah tertentu yang ditentukan oleh Nintendo dan Nianticslabs.

Sehingga, untuk dapat menangkapnya, pemain harus menunggu informasi resmi dari dua pengembang Pokemon Go itu. Nintendo dan Nianticlabs juga tidak menutup kemungkinan menambah jumlah Pokemon agar dapat menyamai jumlah Pokemon seperti di video games konsolnya.

Kehadiran video games Pokemon Go membawa tren baru kepada publik gamers dunia. Banyak di antara mereka yang bereksplorasi dan mencoba membuat rekor tersendiri, seperti menangkap banyak Pokemon dalam waktu sehari. Namun, permainan itu memberikan beberapa dampak yang merugikan bagi pemainnya yakni masalah keselamatan diri pemainnya.

Dengan berbasis teknologi GPS, pemain Pokemon Go pastinya akan berkeliling dengan melihat ponsel pintarnya tanpa melihat jalan yang ada di depannya. Hal itu menyebabkan konsentrasi mereka terhadap jalanan menjadi berkurang.

Dengan begitu, potensi pemain Pokemon Go menjadi korban kecelakaan di jalanan menjadi sangat besar. Apalagi, fitur kemunculan Pokemon itu sangat acak sehingga ada kemungkinan munculnya Pokemon di tengah jalan raya sangat memungkinkan. Oleh sebab itu, Nintendo dan Nianticlabs tidak menyarankan bermain Pokemon Go secara berlebihan dan terus menerus.

Selain itu, aplikasi Pokemon Go itu dapat memungkinan seseorang menjadi target kejahatan. Karena, dalam Pokemon Go terdapat fitur pelacakan pemain lainnya sehingga setiap pemain bisa berinteraksi satu dengan lainnya. Kejahatan terjadi karena aplikasi Pokemon Go terjadi di Missouri, Amerika Serikat (AS).

Pada Minggu (10/7) tiga orang melakukan aksi kejahatan menggunakan aplikasi Pokemon Go. Menurut pihak kepolisian, para pelaku menggunakan Pokemon Go untuk memantau keberadaan korbannya yang merupakan pemain video games tersebut.

Para pelaku juga menggunakan fitur pemanggil pemain lain untuk bermain bersama untuk memancing korbannya mendatangi tempat yang telah dipilih agar dapat melakukan aksi kejahatan dengan leluasa. Setelah ada pemain yang terpancing, para pelaku tersebut merampok barang milik korbannya dengan menggunakan senjata api.

Kejadian di Missouri itu menunjukkan, permainan Pokemon Go dapat dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan. Oleh sebab itu, dalam memainkan permainan ini hendaknya pemain lebih memiliki kesadaran akan lingkungan sekitarnya.

Aplikasi permainan ini memang telah mendunia dan banyak yang sudah memainkannya. Meski begitu, kiranya pemain Pokemon Go harus mampu mengatur waktu bermain sehingga tidak mengganggu aktivitas keseharian.

Perkembangan permainan seperti ini memang tak dapat terbendung karena sudah menjadi bagian perkembangan teknologi. Untuk itu, agar tidak merasakan dampak negatifnya berlebihan, para gamers harus mampu mengatur diri dan tidak tenggelam dalam keasyikan bermain.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : BBC/Gizmodo/Vox/Niantic/The Guardian/Stitoday
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 215
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 423
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 425
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 396
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Energi & Tambang