Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar

Diplomasi Panglima TNI Selesaikan Tanjung Datuk

| dilihat 1899

HI.. hi.. ketika Pemerintah Malaysia memutuskan untuk membongkar patok dan menghentikan pembangunan mercu suar di Tanjung Datuk – Kalimantan Barat, yang terletak di batas wilayah Indonesia – Malaysia, tiba-tiba ada pandangan yang mengaitkan dengan wibawa Jokowi.  Khasnya orientasi politik luar negerinya. Menggelikan.

Malaysia memang sudah menjadualkan penghentian pembangunan mercu suar di batas wilayah yang mengundang friksi antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Malaysia.

Mei 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko bertemu dengan dengan Menteri Pertahanan Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid Hamidi, difasilitasi Menteri Luar Negeri Marthy Natalegawa. Pada pertemuan itu, Jenderal Moeldoko memberi peringatan tegas, agar Malaysia menghentikan aktivitas pembangunan mercu suar di sana.

Malaysia sepakat. Karenanya, Jenderal Moeldoko berterang-terang pada Juni 2014, menyatakan kepada anggota Komisi I DPR RI, Malaysia menghentikan seluruh kegiatan di sana. Pelaksanaannya juga sudah berlangsung beberapa waktu berselang, jauh sebelum Jokowi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia.

Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Mohd Najib Razak yang bersahabat karib dengan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, karena merasa sama-sama berasal dari Bugis dan beristeri dari Minang, bahkan mengingatkan Jokowi untuk melanjutkan pembicaraan yang selama ini dilakukannya dengan Presiden RI 2009 - 2014 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang ambang batas laut (Ambalat), terutama karena di batas Kalimantan Utara dan Sabah, itu kedua negara membangun batas terapung.

Malaysia menghentikan pembangunan mercu suar di Tanjung Datuk itu, adalah hasil kerja kolaboratif antara Panglima TNI, Menteri Pertahanan, dan Menteri Luar Negeri.  Jenderal Moeldoko telah melaksanakan bleid pemerintah Republik Indonesia kala itu. Sekaligus mengambil langkah-langkah strategis.

Tanjung Datuk, Ambang batas laut (Ambalat) di Kalimantan Utara dan Selat Melaka, adalah dua hal yang mendesak dan menjadi konsentrasi dalam menurunkan ketegangan antara kedua negara. Paling tidak, agar tidak ada lagi bagian dari wilayah Indonesia, seperti Sipadan dan Ligitan yang lepas dari tangan Indonesia di era pemerintahan Presiden Megawati.

Dalam konteks itu, Jokowi selaku Presiden dapat melanjutkan diplomasi intensif dengan modal yang sudah kuat, yakni : Hubungan personal Wakil Presiden Jusuf Kalla dan aksi konkret Jenderal Moeldoko. Pertemuan yang dilakukan Jenderal Moeldoko telah menghasilkan tiga kesepakatan pokok.

Pertama, Malaysia harus menghentikan pembangunan mercu suar. Kedua, Indonesia dan Malaysia harus menindak siapa saja provokator yang memperkeruh suasana. Ketiga, Indonesia – Malaysia melakukan verifikasi perbedaan titik suar antara data yang dimiliki Indonesia dan Malaysia.  Dan, TNI sudah melakukan itu.

Jenderal Moeldoko juga sudah menjamin, nelayan Indonesia berada dalam perlindungan TNI. Yang harus segera dilakukan adalah, membangun infrastruktur komunikasi, dan mempercepat proses pembangunan pangkalan militer Indonesia di wilayah itu. Jokowi sendiri, mesti berhati-hati mendengarkan komentar yang menyesatkan, seolah-olah baru beberapa hari kepemimpinannya, Malaysia sudah membongkar mercu suar di Tanjung Datuk. | delanova.

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber dan fail naik
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1193
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 527
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1620
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1398
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya