Survei BPS

Jumlah Lahan Pertanian dan Petani Terus Berkurang

| dilihat 3847
 
 
 
JAKARTA, AKARPADINEWS.Com - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi bahwa produksi padi tahun 2014 diperkirakan sebesar 69,87 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 1,41 juta ton (1,98 persen) dibandingkan tahun 2013. Ditemukan salah satu penyebabnya adalah jumlah lahan pertanian dan petani di Indonesia yang terus menurun.
 
Prediksi BPS itu disampaikan Kepala BPS, Suryamin, Selasa, yang menjelaskan bahwa penurunan produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 265,31 ribu hektar (1,92 persen) dan produktivitas sebesar 0,03 kuintal/hektar (0,06 persen). 
 
Data BPS mencatat, kondisi ini berbeda dengan produksi padi tahun 2013 sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebesar 2,22 juta ton (3,22 persen) dibandingkan tahun 2012. 
 
Penurunan produksi padi berbanding terbalik dengan produksi jagung dan kedelai yang diprediksi akan mengalami peningkatan di tahun 2014.
Produksi jagung tahun 2014 (ARAM I) diperkirakan sebesar 18,55 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebanyak 37,02 ribu ton (0,20 persen) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,55 kuintal/hektar (1,14 persen) meskipun luas panen mengalami penurunan sebesar 35,13 ribu hektar (0,92 persen). 
 
Sedangkan,produksi kedelai tahun 2014 (ARAM I) diperkirakan sebesar 892,60 ribu ton biji kering atau mengalami peningkatan sebanyak 112,61 ribu ton (14,44 persen) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 50,44 ribu hektar (9,16 persen) dan produktivitas sebesar 0,69 kuintal/hektar (4,87 persen). 
 
Jumlah Petani di Indonesia Terus Berkurang
 
Selain itu BPS menemukan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia terus menurun. Penurunan juga terjadi pada keluarga peternak dan nelayan.
 
Survei ini dilakukan untuk periode sepuluh tahun yaitu tahun 2003 hingga tahun 2013. Ditambahkan Kepala BPS Suryamin, jumlah rumah tangga dengan usaha pertanian terus menurun akibat beberapa hal diantaranya alih profesi dan semakin sempitnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan untuk pembangunan infrastruktur, pembangunan pabrik dan perumahan.
 
“Rumah tangga yang menanam padi (di tahun) 2003 (sejumlah) 14,2 juta rumah tangga,  sementara (tahun) 2013 turun menjadi 14,1 juta. Usaha tanaman kedelai menurun tahun 2003 ada satu juta, pada tahun 2013 hanya 700 ribu. Untuk usaha tanaman jagung juga terjadi penurunan (dari) tahun 2003 6,4 juta, pada tahun 2013 menjadi 5,1 juta,” jelas Suryamin.
 
Penurunan juga terjadi untuk jumlah rumah tangga usaha peternakan dan  perikanan. Selain itu juga dipaparkan bahwa pendapatan keluarga petani yang diakui BPS juga memprihatinkan. Hal itu berasal dari usaha disektor pertaniannya ada enam sub sektor padi, palawija, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan pendapatan per tahunnya Rp 3,57 juta, dari buruh diluar pertanian.
 
Oleh karena itu, petani yang juga bekerja sebagai buruh diluar pertanian rata-rata pendapatannya Rp 3,27 juta per tahun per rumah tangga, dan yang terkecil dari buruh pertanian, pendapatannya itu Rp 1,82 juta per tahun per rumah tangga.
 
Adapula petani yang beralih profesi jadi pedagang serabutan. Foto:Sem Haesy
 
BPS juga mencatat penurunan jumlah rumah tangga dengan usaha sektor pertanian terbanyak terjadi di Pulau Jawa, disusul Sumatera dan Kalimantan. 
Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 712
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 869
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 820
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Energi & Tambang