Melihat Indonesia di Pulau Terluar

SMA Negeri Ini Beratap Ilalang dan Nyaris Roboh

| dilihat 2668

Bang Sem

SAYA tidak tahu persis, ini dagelan atau bukan. Saat mengunjungi Pulau Alor dan tiba di Kaipera saya tersentak sesaat. Ada bangunan terbuat dari atap ilalang dan berdinding anyaman bambu. Tapi di depan halamannya, persis di pinggir jalan, terpampang papan nama bertuliskan: Pemerintah Kabupaten Alor, SMA Negeri Lantoka di Kaipera. Didirikan 02 Mei 2012.

Bersama sejumlah teman dalam satu kendaraan saya segera turun. Lantas menuju ke bangunan itu. Ampun biyung. Bangunan berlantai tanah, itu nyaris roboh. Tak ada meja dan kursi belajar di situ. Salah satu dinding ruang kelas dari bangunan yang panjangnya tak kurang dari 15 meter itu sudah roboh.

Apa sungguh yang terjadi? Hanya itu sajakah bangunan semacam itu?

Dari keterangan masyarakat, bangunan itu didirikan begitu saja menjelang musim kampanye Pilkada Kabupaten Alor. Penduduk setempat tak paham, apa maksud membangun bangunan seperti itu dan memberikan papan nama semacam itu di depannya.

Bupati Alor, Drs. Simeon Thobias Pally, tentu tahu proyek pembangunan gedung SMA Negeri yang tak pantas dan tak patut itu. Karena waktu mepet, Bupati yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Cabang Alor, itu tak sempat saya jumpai. Penduduk setempat kadung menuding, pembangunan sekolah itu dalam konteks pencitraan, karena dia maju sebagai petahana kala itu. Tapi dalam dua kali putaran pemungutan suara, Bupati yang pernah dimarahi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena tertidur saat Presiden memberi pengarahan, itu dikalahkan oleh calon lain.

Dari data “Alor dalam Angka 2012” diketahui, kondisi pendidikan di pulau terluar Nusa Tenggara Timur yang berbatasan laut dengan Republik Demokratik Timor Leste, itu belum memenuhi harapan. Di Kabupaten Alor terdapat 55 sekolah Taman kanak-kanak / Raudhatul Athfal, 248 sekolah dasar dan sederajat, 68 SMP dan sederjahat, 22 SMA dan sederajat, dan 3 pergurung tinggi.

Ruang kelas tingkat SD mencapai 1.581 ruang. 975 dalam keadaan baik, 259 rusak ringan, dan 247 rusak berat. Ruang kelas tingkat SMP sebanyak 470. Kelas dalam keadaan baik tercatat 327, rusak ringan 105, dan rusak berat 38. Kelas tingkat SMA 192 kelas. 167 kelas dicatat dalam keadaan baik, 22 rusak ringan, dan 3 rusak berat.  Itu semua catatan tahun 2011.

Mungkin lantaran begitu, diperlukan tambahan sekolah dan kelas di tahun 2012. Maka, dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, didirikanlah SMA Negeri dengan kondisi seperti di Kaipera, itu.

Secara umum, kualitas pendidikan di Alor selama lima tahun terakhir masih rendah. Akibatnya kualitas sumberdaya manusia yang dihasilkan pun rendah. Tidak dapat bersaing dengan daerah lain. Karenanya, lebih dari 10 ribu warga Alor dengan pendidikan terbatas, mengembara sampai ke Batam untuk bekerja kasar di sana.

Angka buta huruf bagi penduduk berusia 10 tahun ke atas (2011) mencapai 7,32 persen.  Angka rata-rata lama sekolah penduduk masih 8,4 tahun. Angka partisipasi murni untuk SD 97,99 persen, SMP 52,20 persen, dan SMA 78,01 persen.

Kualitas lulusan SMA/SMK rata-rata belum mampu memenuhi standar nilai SMPTN (seleksi masuk perguruan tinggi negeri), jadi sedikit sekali lulusan SMA/SMK dari kabupaten Alor yang bisa masuk perguruan tinggi negeri seperti UGM, UI, ITS, Unhas, dan Airlangga. Tapi mereka bisa masuk ke Universitas Nusa Cendana di Kupang.

Kembali ke gedung sekolah yang saya lihat, itu.., saya hanya bisa bertanya pada ilalang yang bergoyang di halamannya yang sudah membelukar.. |

 

Editor : Web Administrator
 
Ekonomi & Bisnis
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 278
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 140
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 823
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1089
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1342
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1483
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya