Telusur jalan sejarah antara Balaraja dan Tenjo, yang kutemukan adalah sengat mentari siang di ubun-ubun. Cerita herois dan patriotis tersimpan di masa lampau. Kini hanya gumam keluh rakyat sambil menyeka peluh di wajah.
Ada juga sepotong kisah masa lampau, kala para santri jawara Banten bergerak ke Mauk dan Tanjung Kait, menuruti tuah dan perintah para pendekar dan ulama utusan Sultan. Meletakkan tangara tanda wilayah kedaulatan, selepas Batavia dan pantai utara direbut penjajah Belanda.
Panas mentari kian menyengat, kala truk-truk pengangkut tanah buatan Cina bergerak. "Tanah itu untuk menimbun pantai," kata Imad, penjual onde-onde. O.. pesisir akan luas daratannya, ketika kelak rawa dan sawah tertimbun untuk dan atas nama Proyek Strategis Nasional.
Debu mengepul. Menutupi jalan, rumah, kedai, dan apa saja di tepian jalan. Antara Balaraja dan Tenjo, rakyat hanya mengenal sansai. Mereka tak kan pernah menikmati Proyek Strategis Nasional itu kelak. Bahkan dalam mimpi.. | ma'arif