Takziah Biduanita Negara Malaysia Sharifah Aini al Jufry

Seri Dewi Malam Berpulang Kala Dinihari

| dilihat 3399

Bang Sem Haesy

DATUK Sharifah Aini, yang karib dipanggil Kak Pah, meninggal dunia, Sabtu (5/7-14) dinihari di Pusat Perubatan Pakar Damansara – Kuala Lumpur. Kabar duka itu saya terima dari seorang sahabat, yang juga baru mendapat kabar wafatnya biduan Negara itu.

Sharifah Aini al Jufry yang pernah mempopulerkan lagu Gerimis Mengundang, Seri Dewi Malam, Rindu, Kekasih Pujaan, Aku Dan Dia, Perasaanku, Jangan Tinggalkan Daku, Adat Lama Jangan Dilupa, Inikah Manusia, Jangan Putarkan Laguku, Sedangkan Lidah Lagi Tergigit, Surat Dari Seberang, Kenang Daku dalam Doamu, dan ratusan lagu itu, merupakan salah seorang penyanyi melayu  multi talenta. Suaranya khas, dan bahkan sempat memadu padan dengan suara Umm Kaltsum, biduan Mesir yang popular itu.

Allahyarham wafat pada usia 61 tahun dan menghembuskan nafas terakhir pukul 01:26 waktu setempat. Ia, diketahui menderita penyakit paru-paru. Allahyarham Kak Pah menjalani pengobatan intensif di Pusat Perubatan Pakar Damansara, pada Selasa lalu, setelah dibawa hari Senin. Sudah mengidap fibrosis paru-paru dua tahun lalu. Hari  itu, anaknya (Aliff Omar) membawanya ke hospital, sehingga dirawat di sana sampai menghembuskan nafas terakhir.

Kak Pah adalah puteri pasangan Syed Jaafar Syed Sahil Al Jufry dengan Sharifah Noor Syed Ahmad Al-Attas. Ia dilahirkan di Nee Soon, Singapura, 2 Juli 1953. Belum genap setahun usianya, ia dititipkan kepada neneknya, Tengku Wan Mariam Tengku Wan Tahir, dan kemudian diasuh oleh datuknya Syed Syahil Syed Ali Al Jufry di Majidee, Johor Bahru.

Perjalanan hidup Kak Pah memang berat. Ketika masih kanak-kanak, ia sudah membantu keluarga datuknya menjadi penggiling chili (cabe), menjual nangka, dan kue. Sitti Nurhaliza adalah penyanyi yang mengalami masa kanak-kanak mirip dengan Kak Pah, menjadi penjual kue di Kuala Lipis – Pahang.

Kak Pah menapaki karir sebagai biduan melalui lomba Bintang Radio Talivisyen (BRT) Singapura, dan menjadi juara melalui tembang Tiga Malam, pada tahun 1968. Sejak itu Kak Pah dikontrak dan diorbitkan oleh perusahaan rekaman EMI dan bertahan dengan label itu selama empat dasawarsa. Suara kak Pah yang khas dan sulit tertandingi menyebabkannya tercatat sebagai biduan khas.

Suara Kak Pah berbeda dengan biduan lainnya, seperti Saloma. Anita Serawak pernah mengakui, Kak Pah sebagai biduan idaman yang menjadi idolanya. Dalam The Malaysia Boof of The Record sebagai penyanyi paling lama berkongsi dengan hanya satu perusahaan rekaman. Tahun 2006, Kak Pah dinobatkan sebagai Biduanita Negara. Sepanjang karirnya, Kak Pah sudah merekamkan suaranya pada 236 album.

Sejak beberapa tahun lamanya, setiap kali datang masa Ramadan dan menyambut Raya Ied Fithri, lagu-lagu Kak Pah selalu dicetak ulang.

Tahun 1993, ketika merayakan 25 tahun karirnya sebagai bidunita, Kak Pah mencatatkan prestasi menggelar konser khas dengan menyanyikan beberapa lagu populernya, seperti Dewi Malam dan Gerimis Mengundang. Ia juga menyanyikan lagu yang sangat populer di kancah tembang musik Melayu, bertajuk Rindu. Pada saat itu juga Kak Pah memilih lagu Ellya M. Haris (kemudian dikenal dengan nama Ellya Khadam) Kau Pergi tanpa Pesan, sebagai lagu puncak pada konsernya.

Meskipun demikian, kepergian Kak Pah, diawali oleh pesan khasnya kepada para pecinta dan penggemarnya.  Lewat laman Facebook-nya, Kak Pah menulis: “Setiap dari kita tidak tahu bila akan dijemput oleh-Nya. Jika ditakdirkan Allah, sampai masanya untuk saya pulang ke Rahmatullah, jika ditakdirkan ujian yang Allah berikan ini berakhir dengan saya keluar sebagai jenazah.., dengan hati yang damai.”

Kak Pah juga menulis, dianya tenang dan ridha dengan apa yang telah ditetapkan. Kak Pah meminta seluruh rekan dan fansnya mendoakan agar ia kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khatimah. Kak Pah menyadari, sudah cukup pantas ia kembali ke pangkuan Ilahi Rabb, karena sudah berkarir lebih dari 45 tahun sebagai ‘anak seni.’

“Saya sangat menghargai segala kasih sayang, ingatan, doa dan budi baik yang telah anda curahkan kepada saya selama ini. Doakanlah kesejahteraan saya, sedekahkanlah Al-Fatihah, ingatlah saya dalam setiap doa anda. Insha Allah, kita semua akan menjadi keluarga semula di jannah,” tulis Kak Pah.

Pada bagian lain pesannya, Kak Pah menulis, “Satu pesanan saya, seandainya saya sudah tiada… gunakanlah FB ini kearah kebaikkan, untuk menjaga Silaturrahim, untuk saling menasihati, bukan untuk mengumpat, menabur fitnah, dan segala perbuatan yang sia-sia dan mendatangkan dosa. Kasihanilah diri anda sendiri.”

Kak Pah sudah berpulang. Banyak kenangan indah. Terutama ketika saya menulis tentang perjalanan musik Melayu, “Dari Kembang Latar sampai Biduan Negara,” yang belum sempat saya terbitkan..  Selamat berpulang, Kak Pah. Alfaatihah.. Pemujamu akan penuhi harapmu, "Kenang Daku dalam Doamu."|

Editor : Web Administrator | Sumber : Kak Pah dan berbagai sumber
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 239
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 463
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 454
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 425
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Energi & Tambang