Bukan Rhoma, Tak Juga Mahfud

| dilihat 1961

AKARPADINEWS.COM. BEBERAPA hari lalu saya jumpa dengan beberapa kader PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) di Mojoagung. Seperti biasanya orang Mojoagung, untuk menyatakan pendapatnya kadang menggunakan cara yang asiik.

“Saya senang semua lagu Rhoma Irama dan saya berharap dia meramaikan panggung kampanye PKB, menghibur jamaah sambil memberi tausyiah. Saya juga suka dengan pikiran-pikiran Cak Mahfud. Saya berharap beliau datang menghampiri jamaah PKB memberi pelajaran tentang hukum tata negara,” jawab salah seorang mereka ketika saya tanya tentang Rhoma dan Mahfud.

Kader yang lain mengamini pernyataan itu. Ketika saya tanya, apakah keduanya pantas menjadi bakal calon Presiden dari PKB? Semuanya menjawab dengan kata yang sama : pantas !

Bukti kepantasan, itu menurut mereka, beberapa calon anggota legislatif di semua tingkat sudah memasang gambar Rhoma atau gambar Mahfud di poster dan sticker mereka. Poster dan sticker bergambar Rhoma mereka pasang di warung-warung, pasar, angkutan umum, sepeda motor, dan sepeda ontel. Ada juga yang memasangnya di sandaran jok becak. Caleg yang tak cinta lingkungan, memantek poster mereka di pohon-pohon. Poster dan sticker bergambar Mahfud MD mereka pasang dan tebar di madrasah aliyah, juga pinggiran jalan depan kampus. Ada juga yang memasangnya di pohon depan masjid.

Ketika berkunjung ke desa Klagen Serut – Madiun, jawaban hampir mirip saya terima dari kader PKB di situ. Mereka senang Rhoma dan Mahfud memilih PKB sebagai tempat berjuang.

Akankah salah satu di antara keduanya bakal dicalonkan PKB sebagai Calon Presiden kelak?

“Belum tentu,” jawab Ustad Ridwan.

Pendukung fanatik PKB ini mengatakan, Pemilu 2014 pasti akan sulit bagi PKB untuk memutuskan Capres saat ini. Kalaupun PKB berjuang habis-habisan dan bisa mengambil suara dari swing voters yang selalu bimbang, paling tinggi, hanya akan memperoleh  7 persen saja. Itupun bila hujan tak turun deras pada bulan Maret dan April. Bila hujan turun deras dan banjir pada saat menjelang hari pemilihan, pasti perolehan suara PKB akan merosot.

Dia menyebut, kantung-kantung suara PKB di Jawa Timur, tahun ini termasuk di wilayah bencana banjir. Dalam keadaan banjir, siapa yang mau memikirkan Pemilu?

Bila keadaan normal? Cuaca bagus dan proses pemilu berlangsung lancar, serta PKB memperoleh suara melebihi yang diprediksinya, Ustad Ridwan menjawab ringan: apa sudah patut Rhoma dan Mahfud menjadi Presiden? Menurutnya di lingkungan PKB belum ada yang menyamai kepatutan Gus Dur sebagai Presiden.

Yang melekat di benak Ridwan dan kader PKB di Mojoagung, kepiawaian Gus Dur di kancah internasional tak akan pernah terkejar oleh Mahfud, apalagi Rhoma. Selama ini, keduanya belum nampak berperan di kancah internasional.  Kalaupun Rhoma mempunyai akses ke luar negeri, menurut kader PKB di Mojoagung, itu hanya karena sebatas Rhoma pernah menjadi obyek studi sosiolog dari Amerika. Tak jauh beda dengan masyarakat pedesaan di Jombang yang pernah menjadi obyek riset Cliffort Geerzt. Bahkan, bila mau memakai teori Geerzt tentang relasi korelasi sosial, baik Mahfud maupun Rhoma tak berakses penuh secara politik.

Mahfud dan Rhoma mampu berdakwah sebagai muballigh, tapi keduanya bukan ulama dalam pengertian umum kaum Nahdliyin. “Wong Kyai Hasyim Muzadi jadi Cawapres aja kalah..” seru Ridwan.

Jadi siapa? “Bukan Mahfud, juga bukan Rhoma,” cetus ustad Ridwan.

“Pak JK?” tanya saya.

“Itu lebih mungkin,” jawabnya. Jawaban yang sama juga saya peroleh dari kader PKB di Mojoagung itu.. | BANG SEM

Editor : Web Administrator
 
Energi & Tambang
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 236
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 460
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 451
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 420
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya