Ulas Pohon Listrik Naufal, Rio Raih Penghargaan Terbaik AJP 2016

| dilihat 2961

AKARPADINEWS.COM | PEMENANG kategori Best of The Best Anugerah Jurnalistik Pertamina mengulas secara mendalam temuan dan hasil riset Naufal, siswa madrasah di Aceh, tentang energi listrik dari pohon Kedondong. Temuan Naufal itu kini sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat salah satu desa di Nangroe Aceh Darussalam, yang sebelumnya tak bisa menikmati saluran listrik.

Karya jurnalistik tersebut dan karya jurnalistik pemenang lainnya menegaskan peran strategis dan kritis media dalam menempatkan Pertamina sebagai perusahaan energi nasional yang memikul tanggungjawab. Termasuk menjadi inspirasi bagi Pertamina dalam bertransformasi terus menerus.

Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto menegaskan, informasi media merupakan salah satu dari berbagai latar pertimbangan dirinya dalam mengelola Pertamina dalam terus menjalani transformasi dari perusahaan migas nasional, menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia. “Media merupakan mitra kerja penting bagi Pertamina,”tegasnya.

Dwi mengungkapkan hal tersebut di hadapan para nominee dan undangan malam Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2016 di Terrace Restaurant, Senayan National Golf Club, Jum’at (25/11/2016) malam.

Hadir dalam acara tersebut, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng, direksi Pertamina, sejumlah pemimpin redaksi, dewan juri, dan pelaku bisnis minyak dan gas bumi.

AJP diselenggarakan Pertamina sejak 2004 dan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan peserta luar biasa. Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro – selaku penanggungjawab AJP mengemukakan, jumlah karya jurnalistik yang terkumpul dari 11 kategori sebanyak 2.117 karya atau meningkat 102% dari tahun 2015 (1043 karya).

Peningkatan jumlah karya yang signifikan ini, menunjukkan animo yang tinggi dari wartawan baik di media nasional maupun daerah untuk melahirkan karya jurnalistik di bidang energi yang layak ikut serta dalam kompetisi jurnalistik.

AJP 2016 mengambil tema Pertamina Mewujudkan Kemandirian Energi Nasional, meliputi beberapa kategori. Meliputi: Hardnews Media Cetak, Features Media Cetak, Hardnews Media Online, Features Media Online, Features Radio, Features Televisi, Fotografi, Publikasi Olahraga, Publikasi CSR (Corporate Social Responsibility), dan Best of The Best.

AJP merupakan salah satu bentuk apresiasi yang dilakukan Pertamina terhadap media sebagai mitra kerja dalam mewujudkan kemandirian energi. Hal tersebut, ungkap Dwi Sutjipto, sesuai dengan tekad Pertamina mencapai kedaulatan energi nasional.

Dewan juri AJP16 terdiri dari kalangan profesional jurnalis dan media di Indonesia, ahli komunikasi, ahli migas dan energi, serta pengamat dan praktisi energi. Yaitu N. Syamsuddin Ch. Haesy (Ketua), Ichsan Loulembah, Riza Primadie, Bea Wiharta, Effendi Gazali, Evita Legowo, Komaidi Notonegoro, Achmad Widjaja, dan Inna Mukaddas (sekretaris).

Ina Mukadas menjelaskan, proses penjurian dilakukan beberapa tahap, dengan sistem blind judging. Artinya dewan juri tidak mengetahui nama dan media asal peserta.  Khusus untuk Radio dan Televisi, juri (sebagaimana lazimnya penilaian materi media audio visual) baru mengetahui sumber media, ketika melakukan review pada rapat pleno penjurian.

Ketua Dewan Juri, N. Syamsuddin Ch. Haesy (biasa dipanggil Bang Sem) dalam sambutannya, mengemukakan, selain memenuhi kaidah dan norma jurnalisme, karya jurnalistik peserta mengalami kemajuan dari aspek isi, kreativitas, dan inovasi dalam menghadirkan informasi yang jelas, obyektif, sekaligus mengekspresikan independensi wartawan.

“Peserta tidak lagi menyajikan informasi hanya berdasarkan titik pandang – point of view, dan sudut pandang – angle, melainkan juga menunjukkan cara pandang – perspektif, sehingga mampu menyajikan sajian informasi yang lebih obyektif, kritis, dan memperluas cakrawala pembaca tentang kiprah Pertamina dan kondisi obyektif energi Indonesia kini dan mendatang,”ungkap Bang Sem.

Topik yang dipilih peserta juga lebih beragam, tidak melulu soal minyak, gas, dan energi dalam pengertian harfiah, tetapi meliputi aspek visioneering dan managerial, termasuk kebijakan direksi dan aksi korporasi Pertamina, kinerja anak perusahaan, serta kebijakan pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah ketahanan energi.

Seluruh materi peserta AJP 2016 melihat aksi korporasi Pertamina dalam berbagai hal secara menyeluruh dan memberi gambaran dinamika perkembangan Pertamina sebagai badan usaha milik negara secara proporsional. Termasuk menyajikan posisi Pertamina yang sebenarnya, dari hulu sampai ke hilir. Para peserta juga melihat korelasi kebijakan energi nasional, transformasi Pertamina, dan berbagai upaya yang ditempuh kalangan BUMN lain serta masyarakat luas dalam menerapkan efisiensi dan efektivitas penggunaan energi. Termasuk dalam meneliti dan mendalami energi baru dan terbarukan.

AJP 2016 menjadi bukti, perhatian jurnalis terhadap temuan-temuan baru energi yang berpandangan jauh ke depan, sekaligus menghidupkan energi yang mendorong optimisme untuk mencapai kedaulatan energi secara nyata. 

“Yang paling menarik adalah karya jurnalistik pemenang mampu menghadirkan harmoni think, instink, sense, dan feel dalam melihat aksi korporasi dan dampaknya secara sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Termasuk dalam menyoroti pelaksanaan tanggungjawab sosial dan komunitas perusahaan yang lebih tepat sasaran,”ungkap Bang Sem.

Karya jurnalistik yang memenangkan penghargaan kategori Best of The Best AJP 2016, mengulas karya seorang anak Madrasah di Nangroe Aceh Darussalam, berusia 14 tahun, yang berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong lelaki, yang mendapat dukungan dari Program Corporate Social Responsibility Pertamina.

Dewan Juri AJP 2016, setelah melalui diskusi yang intens, secara bulat memilih Artikel berjudul “Naufal Penemu Pohon Listrik, Inspirasi Bagi Anak Bangsa” sebagai pemenang Best of The Best pada ajang AJP 2016 yang bergengsi ini.

Artikel tersebut ditulis Rio Indrawan dari media online dunia energi.com yang mulanya bersaing pada kategori Publikasi Corporate Social Responsibility (CSR). “Selain orisinil dan komprehensif, artikel ini sangat inspiratif serta menggugah kecerdasan intuitif seorang anak lulusan SD, siswa madrasah yang mengalami kesulitan dalam belajar karena terbatasnya listrik. Dari tulisan Rio, kita bisa masuk dan merasakan, bagaimana bocah Naufal melawan keadaan. Dia pantang mengeluh, melainkan menciptakan karya inovatif untuk mengatasi masalah di wilayahnya, ”ujar Bang Sem.

Wianda Pusponegoro menilai hasil ini merupakan proses akhir dari rangkaian seleksi dan penilaian karya dari berbagai kanal komunikasi media massa yang telah didaftarkan jurnalis sejak Agustus 2016.

”Pertamina sangat mengapresiasi keikutsertaan jurnalis dalam ajang tahun ini, karena peran wartawan dan media sangat penting untuk terus menumbuhkan semangat keterbukaan dan transparansi yang akan berdampak pada kinerja perusahaan,”kata Wianda.

Selain pemenang Best of The Best, AJP 2016 telah menghasilkan 10 pemenang di seluruh kategori penilaian.

Pada kategori Hard News Media Cetak, pemenang pertama diraih oleh Haris Firdaus (Harian Kompas) dengan artikel berjudul “KA Gunakan Bahan Bakar Gas Pada 2018”. Pada Kategori Features Media Cetak, artikel berjudul “Pejuang Terdepan Ketahanan Energi Indonesia” oleh Retno Ayuningtyas (Harian Ekonomi Investor Daily) menjadi pemenang pertama.

Pada Kategori Hardnews Online, Angga Bratadharma dari Metrotvnews.com dengan Artikel “Mengawal Kemandirian Energi” mengalahkan ratusan artikel berbasis media cyber lainnya. Artikel berjudul “Desa Mandiri Energi Bukan Lagi Mimpi” karya Sunarti Sain (FajarOnline. Com) menjadi pemenang pertama pada kategori Features Online.

Dari kanal media elektronik, pemenang pertama Kategori Features Televisi disematkan kepada Amanda O Manuputty, Reporter Metro TV, melalui features bertajuk, “BBM Di Ujung Indonesia”. Pada Kategori Features Radio, Features berjudul “Saat Warga Sumbawa Menanti Gas Elpiji Bersubsidi” karya Zainuddin Syafari, wartawan Radio Daerah Global FM Lombok, sebagai pemenang pertama.

Dua kategori yang mengikutsertakan karya multi-platform (Media Cetak, Online, Radio dan Televisi) yakni Publikasi CSR dan Publikasi Olahraga pemenang pertama diperuntukkan kepada Afut Syafril Nusyirwan (Antaranews.com) dengan karyanya : “Tasya Wonderkid Libero Masa Depan Voli Indonesia” dan Artikel “Naufal Penemu Pohon Listrik, Inspirasi Bagi Anak Bangsa” oleh Rio Indrawan (Dunia-Energi.com).

Pada Kategori Foto Jurnalistik, pemenang pertama diraih Dwi Prasetya dari Harian Ekonomi Bisnis Indonesia dengan topik “Penyaluran LNG di Kilang Donggi Senoro.” Selain tiga pemenang pada kategori ini, Dewan Juri juga telah memilih 25 foto jurnalis yang masuk dalam Kategori Foto Favorit.

Dari 70 Karya Jurnalistik yang menjadi nominee, Dewan Juri telah menetapkan 53 karya sebagai pemenang masing -masing kategori. Seluruh Pemenang kategori akan mendapatkan trophy, piagam, serta uang tunai.

Pertamina akan mengusulkan kepada Dewan Pers untuk memberikan sertifikat Profesi Wartawan kepada para juara, terutama karena Ketua Dewan Juri dan beberapa orang juri lainnya merupakan Wartawan Utama bersertifikat Dewan Pers, dan selama ini terlibat dalam uji kompetensi wartawan.

Khusus untuk pemenang best of the best, Pertamina akan memberikan hadiah Kursus Jurnalistik di Eropa. “Kursus Internasional ini diharapkan menambah pengetahuan, wawasan dan keahlian jurnalis untuk terus melahirkan karya yang edukatif dan inspiratif,”tutur Wianda.

Malam Anugerah Jurnalistik Pertamina 2016 berlangsung meriah dengan sajian musik reggae, meskipun Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto dan jurnalis menghadirkan juga musik rock, dengan menyajikan beberapa lagu Bon Jovi. Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng, didapuk ikut menari reggae menjelang pengumuman pemenang. Acara berpadu gelak ketika wartawan senior Pieter menyajikan stand up commedy, dan bertambah meriah ketika komikus Akbar menyajikan stand up commedy sekitar media dan dunia penulisan.

Suasana menjadi haru dan menerbitkan ekspresi simpati, empati, dan respek, ketika pada puncak acara, dihadirkan Naufal yang menjadi obyek penulisan karya jurnalistik yang meraih penghargaan Best of The Best AJP 2016.

Murid Madrasah dari Aceh itu menjelaskan apa yang mendorongnya melakukan riset dan kemudian menghasilkan temuan energi listrik dari pohon Kedondong lelaki (Pohon Jaran), yang manfaatnya kini sudah dirasakan oleh 140 keluarga salah satu desa di Nangroe Aceh Darussalam.

Hadirnya juga malam itu, ayah Naufal yang tekun membimbing anaknya melakukan penelitian, yang karya inovasinya itu kini sudah memperoleh sertifikat hak atas kekayaan intelektual.

Bersama Dwi Sutjipto, malam itu Naufal mengumumkan pemenang kategori Best of The Best AJP 2016.  | dani budiana

Editor : sem haesy
 
Energi & Tambang
Polhukam
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 223
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 218
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 426
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
Selanjutnya