Purnama Merindu Kala Rembulan Kasmaran

| dilihat 4261

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | BEBERAPA hari berselang (12-13 Juli 2014) fenomena alam yang ditunggu-tungguh banyak orang kasmaran, berulang terjadi. Rembulan nampak lebih besar sosoknya dan seolah matahari yang terbit di malam hari. Itulah yang dusebut Supermoon, Purnama Raya.

Seluruh wilayah di dunia mendapatkan supermoon, tanpa terkecuali. Hanya besarannya yang berbeda-beda sesuai posisinya di atas permukaan bumi. Indonesia, Malaysia, Thailand, negara-negara di sebelah Utara katulistiwa, kali ini bisa menikmati lebih indah.

Boleh jadi karena sering melihat Supermoon, terlalu banyak seniman (terutama penggubah lagu) dan sastrawan, menjadikan bulan sebagai inspirasi. Dendangkan Blue Moon, Engkau Laksana Bulan, Purnama Merindu, Juwita Malam, La Luna Brilla, Lalin Renmen,  De maan Hart, o Coração lua, Bulan Sapasih, Wulan Tresna, dan gazal, Nurul Badria, semua berhubungan dengan supermoon.

Kisah purnama dalam tembang-tembang itu seolah Purnama Merindu kala Rembulan Kasmaran.  Di Jawa, purnama penuh menjadi bagian dari dolanan anak sambil mendendangkan Padang Bulan dan Bulan Tok Bulan Sagede Batok. Meski sampai kini belum ada lagu Datang Bulan dan Bulan Cekak. Ada juga puisi Sitor Situmorang, Malam Lebaran Bulan di Atas Kuburan.

Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) memprakirakan, supermoon – purnama penuh akan tiba lagi 10 Agustus dan 9 September mendatang. Lebih indah dibandingkan Januari, Juni, dan Juli 2014.

Geoff Chester dari US Naval Observervatory mengatakan, purnama penuh terjadi karena posisi bulan sangat dekat dengan bumi. Peristiwa ini terjadi 13 bulan dan 18 hari.  Purnama perigee terjadi berturut-turut, meski yang ditunggu hanya satu, ketika purnama penuh.

Di New York, sekitar Manhattan, banyak orang naik ke atas apartemen mereka untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan itu. Para fotografer pemburu suasana rembulan malam hari, pun menikmati dengan lensa kamera mereka.

Majalah sohor Paris Match di Perancis, memumpun bidikan para fotografer profesional dari berbagai lokasi. Nick Ut dari Assosiated Pers, merekam suasana purnama di atas bandar udara Los Angeles. Kala itu purnama jatuh pada pendekatan terdekat dengan bumi ketika terjadi purnama 12-13 Juli lalu. Sebuah pesawat melintas persis di lingkarannya, sehingga nampak seperti shiloet yang indah.

Jon Nazca memotret suasana itu di Arriate – Spanyol, yang memberikan gambar menarik, karena bersemu remang.  Di atas Tojyo, Yuya Shiro dari Reuters merekam fenomena purnama penuh itu dengan indah. Begitu juga Peter Komka dari AP yang merekam gambar purnama indah itu di atas benteng Somoskoujfalu di Hongaria.

Davied Ake dari AP beruntung bisa merekam purnama itu di atas The Washington  Memorial Bridge, seperti Carlo Allegri dari Reuters merekam dari atap apartemen di Manhattan – New York.

Adalah John Nazca yang merekam purnama di Olvera – Spanyol yang mengekspresikan pesona malam laiknya rembang petang di antara permukiman padat perbukitan. Henry Romeo dari Reuter melakukan hal yang sama di Mexico. Akan halnya Mike Zacchino dari AP membidiknya dari Oregon Convention Center – Portland.

Di Ottawa, Canada, Blair Gable dari Reuters, merasa seolah sedang menulis puisi tentang purnama dengan kameranya. Di langit Jakarta, bulan nampak bagai bola melintas di hampar langit biru... | noora

Editor : Web Administrator | Sumber : ParisMatch, CNN
 
Polhukam
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 226
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 230
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 427
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 423
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 995
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 231
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 707
Momentum Cinta
Selanjutnya