Persembahan YIRMI & Warisanegara

Muzika Nusantara Pererat Hubungan Indonesia - Malaysia

| dilihat 2357

KUALA LUMPUR, AKARPADINEWS.COM | KONSER Muzika Nusantara yang digagas Yayasan Ikatan Rakyat Malaysia Indonesia (YIRMI), Yayasan Warisanegara (YWN) bekerjasama Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, sukses mempererat hubungan mesra Malaysia – Indonesia. Pergelaran yang memikat itu, digelar di Istana Budaya, Kuala Lumpur, Jumát 13 Maret 2015 lalu.

Pergelaran itu disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan, Direktur Jendral Kebudayaan Kacung Marijan, Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno dan Penasihat Sosio-Budaya Kerajaan Malaysia Tan Sri. Rais Yatim. Tampak juga wartawan senior Indonesia, Asro Kamal Rokan.


”Pergelaran Muzika Nusantara ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia dan Malaysia, karena dapat merapatkan lagi hubungan kedua Negara,” ungkap Anies Baswedan. Dia juga menegaskan, hubungan yang erat kedua negara itu, mesti selalu dipertahankan, untuk melestarikan kebudayaan kawasan rumpun Melayu.

Dalam pergelaran itu, penonton dibawa kembali ke zaman kegemilangan kerajaan Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15, tatkala Melaka menjadi tumpuan pedagang di Nusantara dan dunia. Pada masa itu, Melaka telah dipertukarkan oleh Inggris dan Belanda dengan Jayakarta dan Bengkulu.  Pada masa itu, hubungan dagang dari Kerajaan Pajajaran dengan Melaka tumbuh sedemikian kuat, antara lain melalui ekspor komoditas tamarin dan rempah-rempah.

Pergelaran dimulai dengan tarian Selamat Datang Ala Dondang serta nyanyian 'Prolog' oleh Datuk Siti Nurhaliza, diikuti tarian Mengadab Rebab oleh Pak Yong tersohor negara, Rosnan Rahman. Kemudian disusul dengan tarian Dolanan anak-anak Jawa diikuti nyanyian dan tarian Dondang Sayang masyarakat Baba dan Nyonya. Setelah itu, dihadirkan tarian Kerincingan asal Bawean serta tarian zapin, yang merupakan tarian melayu khas Malaysia, Indonesia, Brunei dan Singapura, yang diyakini, dibawa oleh para pensyiar agama Islam dari Timur Tengah pada abad ke 15.

Pergelaran diwarnai pula oleh tari Pakarena asal Bugis, disusul tarian Saman dari Aceh, yang menginspirasi gerak tari Dikir Barat dari Kelantan. Pergelaran juga diperkaya dengan persembahan Gordang Sambilan atau gendang sembilan dan tarian Tor Tor dari Mandiling, serta Ampar-Ampar Pisang dari Banjar, diiringi nyanyian penyanyi cilik Indonesia, Tegar yang belakangan ramai diberitakan karena menjadi korban pelecehan seksual manajernya yang berkebangsaan Singapura.

Pergelaran kemudian diikuti dengan persembahan dari Bengkulu, Tabot yang terinspirasi oleh peringatan hari Asyura di beberapa negara Timur Tengah, disertai tarian Ek Lola Kutang Barendo dari Kampar, yang juga merupakan tembang nina bobo. Lagu Minangkabau, pun dipersembahkan disertai dengan tari Randai dan tari piring yang memperlihatkan kehebatan penari bermain piring di atas tapak tangan, dikuti tarian asal Sabah dan Sarawak.

Rafly Kande penyanyi sufi asal Aceh menggetarkan lewat tembang Gita Rumpun Kita, menyusul pembacaan puisi oleh Dr Lim Swee Tin dari Malaysia. Pergelaran menjadi tambah meriah, ketika Siti Nurhaliza menyanyikan Kurik Kundi dan Papa Lewea, dan Krisdayanti yang mempersembahkan Es Lilin dan Angin Mammiri. Konser diakhiri dengan rangkaian lagu Joget Seratus Enam serta Rasa Sayang Sayange asal Maluku yang dinyanyikan semua artis terlibat.

Di Bandung, Mei 2015 mendatang, Dewan Kebudayaan Jawa Barat (DKJB) tengah mempersiapkan Nusantara Cultural Summit 2015 yang akan melibatkan budayawan dari seluruh Nusantara, termasuk Malaysia, Thailand, Brunei, Singapura, dan lainnya. | Gushairi

 

Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 742
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 898
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 854
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 236
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 333
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya