Catatan Kembara [1]

Menjejak Langkah di Beranda Indonesia

| dilihat 2328

Kusemai asa di pulau cinta. Jauh di ujung negeri

Mentari memancar. Menebar salam

Tarian nyiur dan kemiri. Menyambut pagi

Kenari, Mente, dan Tamarin. Berbanjar menjaganya

N. Syamsuddin Ch. Haesy

PAGI baru merambat. Setelah menunggu beberapa saat di ruang tunggu Bandara El Tari – Kupang, terdengar announcer mengabarkan lewat pengeras suara: penumpang tujuan Kupang – Mali (Pulau Alor) segera bergegas ke pesawat. Kami berjalan menuju Pesawat Merpati jenis MA60 yang sudah menunggu di apron.

Tak sampai satu jam, pesawat sudah mendarat di salah satu pulau terluar di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), itu.  Suasana karib terasa. Senyuman beberapa sahabat, penduduk asli Alor, merentang persahabatan dan persaudaraan yang indah.

Penerbangan yang dilayani Merpati dan TransNusa, adalah salah dua cara untuk mencapai Alor.  Pulau Alor dan Pulau Pantar di Kabupaten Alor, selain bisa dicapai melalui udara, hanya bisa dicapai dengan ferry milik PT ASDP Indonesia Ferry. Merpati dan ASDP adalah BUMN yang beroperasi menghubungkan antar pulau. Bila kedua perusahaan ini tak beroperasi atau menghentikan operasi karena sesuatu hal, hubungan masyarakat di Kabupaten Alor dengan sendirinya terputus. Meskipun masyarakat bisa menggunakan alat transportasi kapal yang lebih sederhana dan perahu.

Kabupaten Alor, yang terdiri dari Pulau Alor dan Pulau Pantar serta pulau-pulau kecil disekitarnya meliputi luas 13.638,20 km2. Wilayah perairan kabupaten ini seluas 10.773,62 km2. Luas dilayah daratan 2.864,64 km2, dengan panjang garis pantai 287,19 km. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Flores di Utara, selat Ombai di selatan, selat Wetar dan perairan RDTL di Timur, serta selat Alor dan perairan Kabupaten Lembata di sebelah Barat. Wilayah daratan kabupaten ini berbukit dan bergunung dengan kemiringan di atas 40o seluas 184.053.13 Ha, kemiringan 15o – 40o seluas 67.634,15 Ha, kemiringan antara 3o – 15o seluas 24.893,72 Ha, dan kemiringan antara 0o – 3o seluas 10.026 Ha.

Tak kurang dari 20 pulau terdapat di kabupaten yang khas ini. 9 pulau sudah dihuni, 11 pulau lainnya tidak atau belum dihuni. Pulau-pulau yang belum dihuni, seperti Pulau Rusa memiliki potensi sebagai tujuan wisata berburu, karena laju pertumbuhan Rusa, relatif tinggi. Sekitar 4 persen setahun. Pulau Lapang, yang juga belum dihuni berpotensi sebagai lokasi pengembangan budi daya rumput laut dan pengembang-biakan domba atau kambing. Akan halnya Pulau Sika layak sebagai obyek wisata pantai dan darat. Sedangkan Pulau Kapas layak untuk budi daya kepiting dan perikanan darat.

Pulau-pulau lainnya, secara keseluruhan berpotensi sebagai daerah tujuan wisata. Selama ini belum terjamah, karena Bupati dan Wakil Bupati yang akan berakhir Maret 2014, masih sibuk mengurusi Pulau Alor dan Pulau Pantar. Potensi sumberdaya alam Kabupaten Alor memang masih banyak yang perawan. Belum terjamah. Belum terolah. Belum berdampak senyum dan sukacita para ‘bapa’ dan ‘mama’ yang melepas anak-anak mereka pergi mengembara, jauh sampai ke Batam, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.

Inilah beranda Indonesia yang tak begitu beroleh perhatian, padahal damai terasa, asa membuncah, ketika kaki menjejak di atasnya.. |

Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 245
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 424
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 317
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 273
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya