Liga Champion Bayern Munchen vs Paris Saint Germain

Anggur Hijau Douro untuk Bayern Munchen

| dilihat 2355

Catatan Bola Bang Sém

ESTADIO da Luz, Lisbon, Portugal, Ahad (23/08/20) waktu setempat atau Senin (24/08/20) waktu Indonesia Barat diyakini banyak pecinta bola, bakal menghadirkan 'pertarungan' seru antara Bayern München (BM) dan Paris Saint Germain (PSG).

Ini 'pertarungan' Liga Champion yang menjadi katarsis di tengah ketidakpastian hidup sejak separuh tahun ini. Keputusan menggelar kompetisini patut dipujikan, dan membuktikan, manusia sesungguhnya mampu mengatasi ketidakpastian.

BM dan PSG akan menentukan, bagaimana lapangan hijau dengan rumput sintetis, itu membebaskan manusia dalam memperjuangkan komitmen kemenangan di antara kecemasan dan harapan.

Selama ini, dalam banyak hal, saya secara subyektif lebih menunjukkan keberpihakan kepada Perancis dibanding Jerman. Selama ini saya melihat renjana Perancis menjadi ruh bagi tim dari negeri yang banyak memberikan optimisme, itu.

Tapi, sejak dua tahun terakhir, dalam banyak peristiwa yang menghebohkan dunia, saya melihat Perancis mengalami degradasi dalam banyak hal. Termasuk memenangkan ajang kompetisi di Eropa dan dunia. Jerman lebih kongkret.

Moto "Liberté, Égalité, Fraternité" yang tercetus di di penghujun abad 18 (1789) dan diwawar dengan semangat oleh Eugène Delacroix (1830), tak lagi menjadi bara yang menghidupkan renjana Perancis, sosok Presiden Emmanuel Macron, sering digambarkan sebagai tanda, Perancis mengalami ambivalensia. Memasukkan sindroma masa silam ke dalam fragmentasi pandangan dan seleranya.

Apa yang tertampak dari tim kesebelasan Lyonn, misalnya, dianggap sebagai arus balik yang meluruhkan atau mengusamkan simbol marianne dan tricolor. Realitas ini yang mempengaruhi perspektif saya melihat PSG yang tiga tahun berada di saku Qatar. Walaupun kemudian, berhasil menapaki kasta ketiga persepakbolaan Perancis.

Qatar Sports Investment (QSI) yang dipimpin Nasser Al Khaifi, belum menunjukkan kemonesannya membuat PSG. Masih perlu waktu lima sampai tujuh tahun ke depan untuk sungguh membuat PSG menjadi idol. Setara masa ketika QSI memale (menempa) Ronaldinho.

Tak salah memang, QSI terkenal piawai mengelola investasi besar pada bakat dan manajer puncak, seperti yang pernah mereka buktikan saat membuat klub super, seperti Barcelona dan Real Madrid.

Pengalaman QSI memang menjanjikan harapan, ketika memecahkan rekor dunia memberi harga sebesar 222 juta euro untuk Neymar, pemain Brasil, tapi PSG gagal melampaui tahap perempat final di Liga Champions.

Renjana jawara baru bergelora kemudian, ketika PSG menang atas Atalanta (Italia) dan RB Leipzig (Jerman), yang memanggang semangat Thomas Tuchel, didukung Kylian Mbappe, yang menghantarkan PSG ke babak baru pertandingan terbesar klub sepak bola di tahun pandemi, yang penuh ketidakpastian ini.

Saya belum yakin PSG akan menang, menghadapi BM, walaupun klub itu sedang menghadapi masalah. Tapi, saya melihat Hansi Flick yang menangani BM, punya bentang visioneering yang bagus. Dia memetakan focal concern BM dengan jelas dan 'berani bermuka' dengan berbagai faktor kekuatan pendorong untuk menang.

Flick menghantar BM sampai ke final Liga Champions dengan pendekatan taktikal  yang sangat berbeda, bukan taktik chats dans le câliner concours (membelai kucing dalam pelukan) tuannya, melainkan fouetter le tigre en plein champ (memecut harimau di padang terbuka).

Flick memperhitungkan, taktik ini memang menghadapkan timnya, saat ini, dengan risiko besar. Karena gaya permainan yang menekan agresif, menjepit lawan,  sambil mempertahankan memperkuat pertahanan, akan menyulitkan pemain memindahkan bola melalui lini tengah.

Robert Lewandowski sang bintang BM, sudah menunjukkan reaksi, yang beberapa kali tidak relevan mendeskripsikan pendekatan taktis Flick melalui formasi numerik. Apalagi, taktik Flick, terkesan memberikan beban personal yang berat kepada Lewandowski, satu-satunya striker mereka.

Ada pameo Jerman, "die angreifenden Tiger getäuscht das Haustier Katze" - Rimau yang menerjang mengecoh kucing peliharaan. Saya yakin, Flick paham betul hal ini, dia pasti punya jurus simpanan untuk mengatasi masalah, sehingga BM tak terjebak dalam aksi memainkan garis yang sangat tinggi dan membuat pertandingan menjadi mampat. Terutama, bila PSG memainkan taktik a la Perancis, memainkan faux mouvement untuk mengkecoh lini pertahanan BM.

Dua taktik yang saling menyembunyikan strategi sebenarnya. Kendati demikian, melihat perkembangan permainan kedua tim sebelum ini, saya melihat kans menang bagi BM sekitar 60 persen, dan PSG sekitar 40 persen.

Para pendukung PSG mengirim sinyal, BM tak kan mudah memenangkan pertandingan, walaupun bisa saja taktik yang mengemuka model 'kucing yuni' di pelukan tuannya. Tapi, kucing tetaplah kucing, ada naluri nakalnya, termasuk menunjukkan sosoknya seolah rimau di hadapan rimau yang sesungguhnya. Neymar dan Mbappe sangat mungkin memainkan peran 'kucing' nakal itu.

Ibarat kucing, Mbappe dan Neymar tak terpengaruh oleh fasilitas 'kandang dengan solar sel.' Artinya, tak semua hal bisa ditaklukkan BM. Semua ini bisa sangat mungkin terjadi, tapi pemain BM, akan mengeluarkan jurus taktikal yang dibekali Flick, sehingga mampu memelihara stamina untuk memainkan gaya beroktan tinggi.

Cara Flick memasukkan memori jawara ke tim BM sangat menarik, sehingga selebrasi kemenangan dengan 15 gol dalam tiga pertandingan terakhir, dengan 29 kemenangan sebelumnya yang luar biasa. Flick tak menanamkan semanghat 'yakin usaha sampai' kepada tim BM, tapi menghidupkan komitmen 'jalan kemenangan' yang membahagiakan.

Saya tak mau menggunakan istilah 'militansi yang konsisten' untuk tim BM, untuk menunjukkan ketangguhan mereka berbekal konsistensi sebagai pemenang. Flick berhasil menempa pemain BM menjadi 'pejuang gigih' yang tangguh dengan mengeksplorasi bakal dan mengeksploitasi sumpah arian, 'gemar menggungguli dan mengalahkan lawan.'  Main di garis pertahanan tinggi dan melemahkan lawan. Seandainya pun, misalnya, PSG didoktrin lewat himne untuk beranian dan kemenangan, L'esprit de Résistance.

Neymar dan Mbappe memang patut diandalkan, tetap Lewandowski tetaplah rimau yang menerjang. Dalam situasi ini, flick memainkan  taktik 'memuji' untuk membuat lawan terhuyung.

Kata Filck, PSG adalah tim yang hebat. Flick mengaku, tahu persis PSG punya pemain cepat. Karenanya, dia juga memberi sinyal, kudu mengatur pertahanan secara berbeda. Watak Jerman pun diletupkan, dengan menyatakan, BM tahu kekuatan terbesarnya adalah menempatkan lawan di bawah tekanan.

Sinyal ini menunjukkan, Flick akan  mengeluarkan taktik yang dia siapkan dengan melihat situasi aktual di lapangan. Mereka tak akan mau jadi pecundang di musim pandemi. Kita boleh menduga, Flick akan mengubah formula kemenangan, lewat performa Manuel Neuer yang kritis. Maknanya, BM akan menyiapkan Neuer mematahkan kelincahan Mbappe atau Neymar bila berada di belakang pertahanan mereka.

Neuer punya kepakaan khas dalam menghadapi situasi kritis, dia akan mencatatkan diri sebagai kiper yang menyapu serangan dengan kemampuannya membaca serangan dan waktu dengan optimum, kala menghadapi intervensi.

Dari berbagai penyataannya di media, nampak terlihat, Flick sudah memprediksi, pemain-pemain PSG kemungkinan akan menerobos pertahanan BM lebih dari sekali pada pertandingan puncak. Apalagi, Flick menanamkan kekuatiran sebagai kesadaran yang akan membuat tim bermain antusias dan produktif.

Dengan cara itu, paling tidak lini tengah bisa memunculkan dinamisme dan mengatur keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Serge Gnabry, dengan tabungan sembilan gol dalam beberapa pertandingan Liga Champions musim ini, akan dipercaya menunjukkan repertoarnya menghadapi pemain PSG. Apalagi Gnarby sedang menapak trap-trap eksistensial sebagai pemain kelas dunia. pencetak gol yang dinamis dan berbahaya.

Saya menduga, di pasar taruhan, BM tetap diunggulkan. Saya yakin, Liga Champion kali ini, akan dimenangkan BM. Lewandowski, sebagai stricker tentu mendambahakan kemenangan itu, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 32 (Jum'at, 21/08/20) yang sudah menabung 55 gol. Dia perlu menabung minimal satu lagi gol untuk membangkitkan spirit Eropa.

Ini momen bagi Lewandowski, setelah tujuh tahun memburu, untuk mematri namanya sebagai stricker terbaik di dunia yang tak perlu diragukan. Hanya dengan kemenangan di kompetisi kali ini, dia akan sempurna sebagai pemain.

Flick dan seluruh pemain BM tentu akan berjuang beroleh momen untuk menikmati anggur kemenangan, dan merayakannya dengan mengibarkan semangat kaum Bavarian.

Tentu Thomas Tuchel, tak ingin PSG membiarkan Flick menenggak anggur hijau Vinhos Verde dari lembah Douro untuk merayakan kemenangan. Meski sejak bergabung di PSG pada musim panas 2018, Tuchel selalu dikritik dalam berbagai kesempatan, kali ini dia akan memotivasi seluruh pemainnya untuk melawan Bayern. Tuchel tahu banyak tentang BM.. tapi dia tak banyak tahu apa yang ada di kepala Flick.

Silakan nikmati pertarungan Bayern München versus Paris Saint-Germain sambil makan sate buntel atau gule kambing atau ronggeng mesem (terong goreng merah asem)..|

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber
 
Energi & Tambang
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 431
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1501
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1320
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya