Secarik Nota

'The Six Quantum' Prabowo Subianto

| dilihat 2567

Sem Haesy

TERLALU lama saya tak pernah jumpa dengan Prabowo Subianto yang dulu biasa saya panggil Mas Bowo. Ketika masih menjabat komandan Kopassus di Batujajar, beberapa kali saya dan Deddy Mizwar diundang untuk baca puisi.

Kami juga sering berbincang di Sekretariat Satria Indonesia, bersama Abah Iwan (Iwan Abdurrahman) di bilangan Blok S – Kebayoran Baru. Bahkan, suatu malam saya sempat menulis puisi alit bertajuk Ksatria Ksatria, di kertas bekas pelapis bungkus rokok. Kamis, 16 januari 2014 lalu, Abah sempat menanyakan hard copy puisi alit yang menjadi lirik lagu Abah Iwan itu.

Saya menyaksikan dan merasakan secara empiris, spirit cinta bangsa yang sangat luar biasa dari Mas Bowo. Antara lain yang mewujud dalam konsep nilai ‘bela negara.’ Dalam berbagai kesempatan dialog, terasa visi kebangsaannya untuk menjadikan Indonesia, tak hanya unggul sebagai ‘macan Asia,’ melainkan unggul di dunia.

Mas Bowo memberi perhatian khas tentang bagaimana warga bangsa ini mempunyai jati diri dan kemudian mempunyai ‘nation dignity.’ Berbagai pemikiran cerlang kerap dikemukakannya, dan secara khas Mas Bowo memfasilitasi pengembangan potensi mahasiswa berprestasi. Antara lain dengan memberikan bea siswa. Sebagian terbesar mahasiswa penerima beasiswa adalah orang-orang muda yang datang dari keluarga miskin.

Menyaksikan dan memperhatikan berbagai gagasan yang mengemuka sejak Mas Bowo mendirikan Partai Gerindra, saya lihat merupakan kepanjangan dari gagasan-gagasan yang telah dipikirkan sejak dulu. Dalam konteks leadership, yang masih ingat, adalah pemikirannya tentang kategori pemimpin nasional yang berkualifikasi negarawan.

Untuk menjadi pemimpin nasional negarawan, kriterium yang harus dipenuhi, menurutnya kala itu, yang pertama dan paling fundamental adalah karakter. Setelah itu, baru kompetensi dan profesionalitas, tentu dengan kemampuan managerial, serta keberanian mengambil keputusan.

Karakter yang kuat dengan sportifitas yang kokoh disertai dengan pemikiran rasional dan realistis, mau mengakui kelemahan dan tak pernah lelah memperbaiki diri menjadi yang terbaik. Dalam konteks itu, Mas Bowo sering berdialog tentang pemahaman Indonesia secara multidimensional. Termasuk dari aspek budaya, menjadi bagian sangat penting dalam proses pembentukan karakter itu.

Di Satria Indonesia beragam aliran silat menyatu dengan segala keragaman latar budayanya. Mulai dari Kumango, Beksi, Cimande, Tarikolot, dan lainnya. Kesemua itu merupakan cermin konkret tentang multikulturalitas yang dapat memformat dimensi ke-Indonesia-an.

Dalam konteks sebagai pendiri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, saya melihat ‘spirit Mas Bowo’ sangat kuat di sana. Terutama pada pilihan logis dengan terminologi ‘transformasi.’ Antara lain tercermin dalam 6 Program Aksi Transformasi Bangsa. Yakni: Membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur; Melaksanakan ekonomi kerakyatan; Membangun kedaulatan pangan dan energi, serta pengamanan sumberdaya air; Meningkatkan kualitas pembangunan sumberdaya manusia Indonesia; Membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup; dan, Membangun pemerintahan yang kuat, tegas, dan efektif.  Partai ini juga menggunakan sesanti: “Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.”

Selama tolok ukur pembangunan kita berbasis pada human development index (HDI) dan ketika kita sungguh akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih berdaulat, keenam program aksi yang boleh disebut “the six quantum,”  tentu basisnya haruslah pembangunan pendidikan dan budaya. Dengan begitu transformasi yang hendak digerakkan menjadi sungguh transformasi kebanggsaan.

Dalam konteks itu, agaknya, Mas Bowo perlu berinteraksi dengan orang-orang muda kompeten sebagai ‘orang baik yang selalu berikhtiar bekerja baik,’ di luar orang-orang muda yang kini bersamanya (seperti Fadli Zon). Bersama mereka apa yang diperjuangkan itu, insya Allah akan mewujud.|

Editor : Web Administrator
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 526
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1046
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 267
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 740
Momentum Cinta
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 522
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1612
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1393
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya