Doea Tanda Tjinta - Indonesia Kita
Pementasan Doea Tanda Tjinta yang digelar pada tanggal 29 – 30 Juli 2016 di Taman Ismail Marzuki Jakarta merupakan pementasan Indonesia Kita ke-20, tidak hanya memapar lakon komedi. Namun, juga mengingatkan khalayak akan penting kembali merenungkan sejarah pendirian bangsa ini.Generasi saat ini harus kembali mengenang pemuda tempo dulu yang dengan gigih membangkitkan semangat nasionalisme, termasuk perjuangan etnis Tionghoa dalam mengusir penjajahan Belanda.
"Masyarakat Indonesia harus diingatkan kembali atas semangat cita-cita dan makna menjadi Indonesia, di mana perbedaan dan bermacam pertentangan pada akhirnya bisa diatasi oleh semangat kelahiran sebuah bangsa yang merdeka. Kita harus kembali pada semangat Indonesia yang plural, toleran, dan menghargai perbedaan seperti yang juga dipegang teguh para pendiri bangsa ini. Jangan sampai Indonesia yang berbhineka ini dipecah oleh oknum yang tidak mengerti makna akan sebuah bangsa yang merdeka," kata Butet Kertaredjasa, dari tim Kreatif.
Lakon Doea Tanda Tjinta mengisahkan betapa liciknya rezim kolonial Belanda, yang menggunakan segala cara untuk tetap bisa menguasai Indonesia. Lelaku Meneer misalnya, dengan kuasa yang dimilikinya, dia menekan Mar Wo Tong untuk menyerahkan anaknya menjadi isterinya. Sosok Sinyo juga memperlihat lelaki yang mau menang sendiri, angkuh, dan sombong, yang meremehkan perjuangan kaum muda, apalagi pribumi yang menjadi jongosnya. Sementara sosok Akbar menunjukan realitas orang Indonesia yang bodoh, yang menuruti segala perintah tuan besar dan Sinyo.
Foto : Dani Budiana
Tulisan : M. Yamin Panca