ABUNUWAS tak sendiri datang ke desa Indajaya. Dia ditemani para sahabat sahabat setianya: Jayeng Tinon dari Sasak, Pak Belalang dari Tanjungpura, Kabayan dari tatar Sunda, dan Pahit Lidah dari tepian..
KARENA kelakuannya bermain-main dengan boneka ragajelma, Limbuk dan kawan-kawan membuat kegaduhan baru di desa Indrajaya. Cangik menasihati anaknya itu, agar tidak bermain-main dengan sesuatu yang akan berdampak pada kehidupan sosial..
SIANG basah oleh rinai gerimis yang turun sejak pagi. Desa Indrajaya diselimuti diam. Mban Pedangan termangu di balik juada: tahu konde, mendo’an, gethuk tela, keripik nyong, dan segala rupa makanan..
MALAM sudah hampir larut. Tapi Limbuk mengajak para remaja sebayanya berkumpul di depan Kedai Gambuh yang sudah tutup sejak usai Isya’.
Mereka tidak membicarakan isu-isu hangat yang sedang terjadi di..
MALAM temaram oleh cahya rembulan. Di atas amben yang terletak di pojok beranda rumahnya, Cangik tengah melantunkan tembang. Lantunan Asmarandana dengan suara yang kadang tinggi, itu ia seolah tengah melayang..
KI Lurah Badranaya sedang duduk mencangkung di sudut pendopo. Membaca beberapa buku, seperti Serat Wulangreh. Ia menoleh ketika mendengar Bilung memberi salam. Ki Lurah malah agak terkejut, ketika melihat Bilung..
PAGI yang cerah. Para wakil kawula sibuk bersoal jawab dengan Bawor di Balekawulan. Ada juga yang mengekspresikan kekesalan dengan gaya sentak sengor. Di tempat lain, para pemimpin sejumlah Badudes, bersama..
PAGI belum lagi pergi, ketika Kedai Gambuh sudah ramai dikunjungi pelanggan. Bilung ada di sana. Breakfast alias sarapan. Mban Pedangan tak henti-henti menggoreng mendoan dan tahu aci Slawi. Cangik dan..