Bang Sém
Anies Rasyid Baswedan memposting di akun media sosialnya, gambar-gambar kunjungan Pramono Anung dan Rano Karno -- pasangan Calon Gubernur & Wakil Gubernur Jakarta Raya dalam Pilkada Jakarta 2024 -- ke kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan (Jum'at, 15/11/2024).
Dalam rekaman gambar-gambar tersebut, selain ditemani Sahrin Hamid, juru bicaranya. Pun, ditemani Fery Farhati, istrinya. Mereka, kata Sahrin, sarapan pagi lontong sayur dan menikmati 'kopi terenak' yang disiapkan Fery.
Rekaman gambar-gambar itu menghantarkan suasana dialog yang amat karib dan bersahabat. Dari rekaman gambar-gambar itu, juga rekaman gambar kunjungan Rano Karno ke rumah Geisz Chalifah - sahabat dan loyalis kuat Anies -- sebagai sesama anak bola (MBFA: Merdeka Boys Football Associaton) yang mangkal di Lapangan Banteng, kala remaja. Rano anak Kepu dan Geisz anak Poncol, se wilayah. Geisz dan Rano berkunjung pula ke lokasi pembangunan Masjid Terapung yang sempat tertunda karena pandemi nanomonster Covid-19.
Dari gambar-gambar tersebut sudah nampak, dukungan Anies condong berat kepada pasangan Pramono Anung & Rano 'Doel' Karno. Belakangan hari, Sahrin dan Geisz menegaskan hal itu. Tak hanya hadir dalam Debat Pilkada Jakarta terakhir (Ahad, 17/11/24). Bahkan, Sahrin menyiapkan relawan Warga Kota - Markas Komando Jakarta Menyala untuk Perubahan yang lantas 'diresmikan' Pramono Anung.
Poster sosok Anies dalam ukuran besar sedang menyingsingkan lengan baju, nampak mencolok. Pun demikian dengan poster sosok Pramono dan Rano. Tak ada lagi yang tersembunyi.
Dukungan Anies kepada Pramono & Rano, tentu tak hanya karena hubungan personalnya yang sangat karib dengan Anies. Jauh dari itu, lebih karena pasangan Pramono & Rano nampak lebih kongkret dalam menerjemahkan prinsip keberlanjutan dan perubahan (sustainability and changes).
Telangkai Harmonitas Jakarta
Sejak diskusi publik dengan seniman yang digelar Dewan Kesenian Jakarta, kunjungan ke berbagai wilayah Jakarta, dan Debat Pilkada, pasangan Pramono & Rano Karno -- kendati muncul belakangan sebagai Cagub dan Cawagub -- lebih dekat dengan visi dan misi Anies Baswedan dalam melanjutkan pembangunan Jakarta.
Pasangan Pramono & Rano lebih paham persoalan-persoalan yang dihadapi warga Jakarta, mulai dari lingkungan domestik (rumah tangga), gang dan lorong sempit kampung-kampung -- yang banyak menjadi korban judi online dan pinjaman online, yang bertumpu pada masalah keadilan dan kebahagiaan warga. Prinsip yang menjadi nilai asasi Anies tentang praktik demokrasi yang berbasis ekuitas, ekualitas, inklusif, egaliter, kosmopolit (dengan sendirinya toleran) dan bermuara pada persatuan, juga tampak pada pasangan ini.
Hal lain yang mengemuka adalah sikap kepemimpinan pasangan Pramono & Rano Karno nampak merupakan pilihan sebagai telangkai untuk mewujudkan kembali harmonitas Jakarta di tengah pluralitas dan multikulturalitas warga.
Sikap kepemimpinan pasangan Pramono & Rano Karno nampak akan mencairkan polarisasi 'hijau merah' menjadi kota bernilai nasionalisme religius sesuai dengan perjalanan kesejarahannya.
Dengan tagline 'Jakarta Menyala' spirit menjadikan Jakarta sebagai sentra peradaban sekaligus enlightment center yang diperlukan dalam konstelasinya sebagai kota global. Bukan sebagai kota gombal.
Spirit kepemimpinan pasangan Pramono & Rano dengan label 'Mas Pram & Bang Doel' untuk merawat, mengembangkan, dan menambah maju Jakarta juga tak akan menyeret warga ke dalam jebakan fantasi (fantacy trap) yang tak diperlukan. Antara lain, fantasi pembangunan zona pusat pemerintahan baru, karena keberadaan balaikota dan kantor-kantor walikota dan bupati di seluruh Jakarta dan kepulauan Seribu, serta kantor-kantor kecamatan dan kelurahan sudah menjadi sentra layanan warga.
Pembangunan sebagai Gerakan Kebudayaan
Tantangan ke depan yang mesti dihadapi oleh pemimpin Jakarta hasil Pilkada Jakarta 2024 adalah melakukan aktualisasi yang lebih kongkret terkait dengan koneksi aglomerasi, penguatan peran fungsional dan proporsional kaum Betawi -- sebagai masyarakat inti -- dan warga Jakarta multi etnis dalam pengembangan seni budaya. Tanpa kecuali relasi artistik - estetik - etik - sains dan teknologi kota.
Dalam konteks ruang katarsis warga kota, Jakarta sudah punya berbagai community centre di tingkat wilayah kota dan provinsi, dan pusat rekreasi seperti Jaya Ancol yang terus berinovasi sejak dibangun di masa Ali Sadikin. Tanpa kecuali menghidupkan kembali Balai Rakyat sebagai community centre sekaligus tempat menyelenggarakan community college sesuai keperluan kota global.
Pada masa kepemimpinan Anies juga sudah dibangun Jakarta International Stadium (JIS) -- yang mudah-mudahan kelak bisa menjadi JIS Husni Thamrin. Pula, berbagai taman kota, permukiman layak huni warga miskin kota, selain penguatan integrasi transportasi kota. Termasuk strategi -- berbasis sains dan teknologi -- untuk mengatasi berbagai persoalan laten Jakarta, khasnya sampah, air bersih, air minum, green building, yang sudah berlangsung di masa kepemimpinan Anies, namun beberapa program belum sempat dituntaskan.
Relasi ekologi - ekonomi - ekosistem kota, ekstensi pendidikan dan kesehatan, mental health centre, penguatan kembali jejaring public net, dan sentra-sentra kemajuan sains dan teknologi, perlu mendapat perhatian utama. Posisi Planetarium Jakarta sebagai komitmen Bung Karno terhadap pengembangan sains dan teknologi bangsa, yang multi guna, mesti mendapat prioritas utama.
Demikian pula halnya dengan hutan kota, pemanfaatan lahan tidur dan sempadan sungai untuk urban farming, mulai dari holtikultura, herbalium, dan tanaman buah langka yang juga berfungsi sebagai penguat bantaran sungai.
Tentu, perlu digerakkan program mengembalikan sekolah, madrasah, pesantren, dan lembaga-lembaga pendidikan khas lainnya sebagai pusat pengembangan akal budi berbasis akhlaq mulia. Dengan demikian, pembangunan Jakarta ke depan, dapat kembali memanifestasikan prinsip 'pembangunan sebagai gerakan kebudayaan' dalam makna luas. Manyala Bob !|
Tulisan ini bersifat pribadi