Pertaruhan Rossi di Valencia

| dilihat 2592

AKARPADINEWS.COM | LAGA Grand Prix sepeda motor (MotoGP) di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (25/10) lalu, menorehkan pengalaman pahit bagi Valentino Rossi. Pasalnya, di ajang itu, peraih tujuh kali gelar juara dunia MotoGP 500 cc dan dua gelar juara dunia di kelas 250 cc dan 125 cc itu melakukan tindakan cela. 

Pembalap asal Italia itu diketahui menendang pembalap Honda asal Spanyol, Marc Marquez, di tikungan 14 lap ketujuh. Akibatnya, Marquez terjatuh ke luar lintasan dan tak bisa melanjutkan balapan. 

Di laga MotoGP Malaysia, pembalap Honda dari Spanyol, Dani Pedrosa menjadi juara. Sementara Rossi mencapai garis finish di posisi ketiga, di belakang Jorge Lorenzo, dan diikuti Bradley Smith. Sedangkan peringkat kelima, diraih Cal Crutchlow.

Rossi, yang dikenal dengan juluhan The Doctor itu, memang tengah bersaing ketat dengan para pembalap berdarah Spanyol. Rival utamanya asal Spanyol dan adalah Lorenzo. Marquez dianggap Rossi bersekongkol dengan Lorenzo untuk menggusurnya dari posisi puncak. Rossi, yang ingin menyamai rekor kedelapan balapan kelas paling wahid itu, mengemas 312 poin saat melaju ke Valencia, terpaut tujuh angka di atas Lorenzo, yang juga merupakan rekan satu timnya di Yamaha.

Meski menuai hujatan, Rossi juga panen dukungan. Nicholas Davis, pendukung Rossi asal Inggris, menggalang dukungan fans lainnya lewat petisi di kanal change.org. Dia menebar petisi bertajuk, "Hapuskan penalti buat Valentino Rossi dan kembalikan integritas kejuaraan (MotoGP)."

Petisi itu sampai diterjemahkan dalam delapan bahasa antara lain Inggris, Italia, Perancis, Belanda, Jepang, Rusia, Spanyol, dan Indonesia. Ada yang menyatakan, integritas MotoGP telah jatuh. Ada pula bernada protes atas skenario yang dilakukan pembalap Spanyol untuk merampas kemenangan Rossi.

"Anda baru saja membenarkan taktik balap kotor dengan menghukum Valentino Rossi untuk meraih gelar juara. Sementara dia dilecehkan dan disabotase oleh Marc Marquez. Pada saat yang sama, Anda membiarkan Jorge Lorenzo menyalip pada bendera kuning, tanpa hukuman."

Hingga Kamis (29/10), petisi itu sudah mendapatkan dukungan 510.221 orang, melebihi dukungan yang ditargetkan Davis yang menargetkan 500 ribu dukungan.

Dia berharap, petisi itu dapat membatalkan hukuman potongan tiga poin yang diterima Rossi, termasuk membatalkan keputusan Rossi yang harus bertanding di posisi paling buncit di GP Valencia pada 8 November 2015 nanti. Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi juga membela Rossi. Sampai-sampai, Renzi menelepon Rossi saat berada di Lima, Peru.

Banyaknya dukungan itu membuat Rossi makin semangat untuk berjuang di Valencia, Spanyol. Lewat akun twitter pribadinya, Rossi mengapresiasi dukungan para fans. "Terima kasih semua atas dukungan yang besar. Anda membantu saya mengatasi kepahitan dan kemarahan. Mulai hari ini, kita bekerja untuk Valencia," kicau Rossi. Laga di Valencia, menjadi ajang pertaruhan bagi Rossi untuk mempertahankan gelar juara dunia MotoGP.

Rossi memang harus ekstra keras menghadapi Valencia. Pasalnya, Race Direction MotoGP lewat akun twitter resminya memastikan, dirinya mendapatkan penalti tiga poin yang mengharuskannya start di posisi paling belakang pada balapan di Valencia nanti.

Mike Webb, Race Director GP Malaysia menilai, Rossi melakukan kesalahan. Rossi dianggapnya sengaja mengganggu jalur Marquez dan membuatnya terjatuh. "Manuver Rossi melanggar aturan. Dia balapan dengan tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan kecelakaan. Kami yakin kontak ini disengaja," kata Webb.

Penalti itu bukan pengurangan poin di klasemen. Namun, berupa hukuman start, yakni pembalap berada pada posisi belakang pada seri selanjutnya. Inilah hukuman yang diterima Rossi. Empat poin penalti itu terdiri tiga poin penalti atas kejadian di Sepang dan satu poin penalti karena mengganggu jalur Jorge Lorenzo pada kualifikasi MotoGP San Marino.

Jika akumulasi penalti itu mencapai poin ketujuh, seorang pebalap akan dihukum start dari pit stop pada balapan berikutnya. Jika kemudian mencapai 10 poin, pebalap tersebut akan didiskualifikasi pada seri selanjutnya. Sementara Yamaha mengajukan banding atas hukuman yang diterima Rossi.

Pesaing utama Rossi, Jorge Lorenzo menganggap, hukuman itu kelewat ringan. Mereka menganggap pelanggaran yang dilakukan Rossi sangat fatal dan mencoreng citranya sebagai pembalap top dunia. "Saya tidak percaya ini terjadi. Rossi harusnya mendapat 0 poin. Keputusan ini tidak adil, tetapi saya menghormati keputusan Race Director," kata Lorenzo kepada pers usai balapan.

Sementara Rossi menganggap, penalti itu membuatnya sulit menjadi juara pada laga terakhir di Valencia, Spanyol. "Perjuangan ini semakin berat," katanya seraya mengklaim tidak ingin melakukan tindakan yang mencelakakan Marquez. Rossi dan Marquez sebelumnya saling menebar konfrontasi.

Saat konferensi pers yang berlangsung Kamis (22/10), Rossi menuding Marquez sengaja membela Lorenzo pada seri sebelumnya di Phillip Island, Australia.

Seperti dilaporkan situs crash.net, Rossi membantah telah menendang Marquez. Dia menegaskan, dari rekaman helikopter terlihat jelas, dia sudah melebar. Dia pun sengaja melambat supaya Marquez kehilangan waktu. "Kalian bisa melihat jelas. Dari samping saya terlihat seperti menendang dia," kata pebalap berusia 36 tahun tersebut.


Namun, ketika melambat, Rossi memasuki jalur Marquez dan mereka pun bersenggolan. "Ketika saya melambat, melambat, dan melambat, lalu saya memasuki jalurnya, kami bersenggolan. Dia menyenggol dan menyentuh kaki kiri saya. Itu yang membuat dia kecelakaan," kata peraih tujuh gelar dunia di kelas puncak (500cc/MotoGP) dan dua gelar di kelas 250cc dan 125cc tersebut.

Dia menambahkan, ketika kakinya bergerak, Marquez sudah miring. "Dia sudah jatuh. Jika saya ingin menendang dia, saya bisa melakukannya 20-30 meter sebelumnya karena kami sudah dekat," ucap Rossi. Dia pun menganggap, "Jika anda menendang pembalap MotoGP, dia tidak akan jatuh karena motor sangat berat dengan banyak cengkeraman. Dia menyenggol kaki saya dan jatuh. Jadi, saya kecewa dengan penalti tiga poin ini," pungkasnya.

Rossi dan Lorenzo tengah bersaing ketat memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2015. Saat ini, Rossi unggul tujuh angka atas Lorenzo yang finis di urutan kedua pada MotoGP Malaysia. Rekan satu tim Marquez, Dani Pedrosa, finish di urutan pertama. Rossi mencurigai Marquez, dengan sengaja membantu Lorenzo meraih hasil lebih baik darinya pada GP Australia di Sirkuit Phillip Island, pekan sebelumnya.

Lorenzo berhasil mencapai finish di urutan kedua pada balapan 20 putaran tersebut, di belakang Dani Pedrosa dan di depan Rossi. Setelah menerima trofi di atas podium, Lorenzo langsung pergi. Dia tidak melakukan selebrasi semprot sampanye dan foto bersama. Muncul dugaan dia kesal karena penonton menyorakinya saat menerima trofi. Namun, ketika ditanya dalam konferensi pers, pebalap 28 tahun tersebut mengaku lelah. Cuaca panas menyebabkan energinya terkuras.

Peristiwa berikutnya, Rossi mangkir dari konferensi pers usai balapan yang seharusnya menghadirkan tiga pebalap yang finish di posisi tiga besar. Konferensi pers mundur hampir satu jam karena harus menunggu keputusan Race Direction menyusul persoalan antara Rossi dan Marquez. Konferensi pers hanya dihadiri Pedrosa dan Lorenzo.


Terakhir, kecelakaan yang melibatkan Rossi dan Marquez sehingga memancing reaksi penggemar Rossi. Saat berada di Paddock Sirkuit Sepang, mereka mendatangi hospitality Repsol Honda untuk melampiaskan kemarahan.

Ageng Wuri RA

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 785
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 823
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1089
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1342
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1483
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya