catatan Bang Sèm
Ketika berkunjung ke pabrik mobil super Ferrari di Maranello, Itali (2014), dan menelusuri beberapa blok pabrik mesin yang diserasikan dengan taman-taman yang terawat baik, pikiran saya sampai pada pertanyaan sederhana. Bila era industri akan sampai di batas? Akankah dunia mesin sebagai ciri era industri akan sepenuhnya berakhir?
Jawabannya, tidak !
Luca Di Montezemolo, Chief Executive Officer (CEO) Ferrari kala itu, mengemukakan Ferrari sebagai industri berbasis harmoni sains, teknologi, dan seni sudah mempunyai peta jalan menuju perubahan dramatik (transformasi) yang akan dialami dunia. Termasuk merespon perkembangan ekologi dalam keseluruhan ekosistem industrinya.
Maknanya, pabrik supercar berlambang kuda jingkrak, itu sudah siap menjawab tantangan dengan menyiapkan sejumlah peluang dengan kekuatan yang diperlukan, setelah mendalami berbagai kelemahan yang masih melekat.
Tak hanya sebatas pada aspek teknologi yang akan terus berkembang menyambut perubahan cepat konsepsi pembangunan dari Millenium Development Globals (MDGs) ke Sustainable Development Globals (SDGs) -- yang akhirnya diputuskan Perserikatan Bangsa Bangsa (2015). Itu sebabnya, Luca bisa melenggang meninggalkan Ferrari beberapa bulan kemudian (13 Oktober 2014).
Luca pergi bukan karena kritik Sergio Marchionne - CEO Fiat yang menguasai saham Ferrari, kala itu. Ia pergi karena sejak menjabat posisi puncak pada tahun 1991, telah berhasil membalikkan keadaan Ferrari, yang tak lagi hanya mengandalkan core business sebagai pabrik supercar, juga kereta api cepat, tetapi juga dunia entertainment global Ferrari World di Abudabi dan Ferrari Land di Barcelona.
Kritik Marchionne sendiri bukan mengacu ke pencapaian bisnis dan finansial Ferrari, melainkan pada pencapaian kemenangan di ajang Formula One. Marchionne memandang reputasi Ferrari di ajang sirkuit balap Formula One sebagai sesuatu yang utama dan terkait langsung dengan imajinasi Enzo Ferrari ketika mendirikan Ferrari, setelah meninggalkan Alpha Romeo.
Dalam keseluruhan konteks transformasi teknologi, Luca benar. Pernyataan dia, bahwa Ferrari memiliki peran penting untuk dimainkan dalam Fiat Chrysler Group dalam flotasi di Wall Street, terbukti. Ferrari membuktikan perannya membuka fase baru dalam transformasi teknologi di batas zaman.
Pelajaran penting yang kita peroleh dari sikap dan aksi korporasi adalah kesadaran untuk menjemput batas akhir era industri, industri dan informasi, ke era konseptual, yang menempatkan mesin sebagai simbol era industri mesti bersekutu dengan perkembangan teknologi baru. Khasnya yang bertalian dengan perubahan formula energi dalam keseluruhan konteks perubahan ekologi.
Ferrari menjadi subyek menarik, sebagai salah satu produk industri berbasis mesin dengan energi baru ramah lingkungan, yang tak lagi berbasis fosil. Perusahaan ini telah mempercepat transformasi digital, ketika memilih jalan kolaborasi teknologi strategis Qualcomm.
Dua perusahaan beda core business dari dua jaman berbeda yang bertalian, ini bersepakat berkolaborasi. Khasnya dalam menemukan solusi sistem untuk marque motor legendaris, itu yang bertujuan membantu mendorong transformasi digital pabrikan.
Kolaborasi kedua korporat, ini menyiapkan serangkaian formula untuk mewujudkan impian supercar, baik dalam bentuk produk mobil jalan raya di masa depan -- termasuk electric car -- maupun mobil khas balap Formula One dan Ferrari Esports. Antara lain, penggunaan Snapdragon Digital Chassis untuk menghadirkan kemajuan teknologi otomotif terbaru ke mobil jalanan.
Joe O'Holloran dalam artikelnya pada ComputerWeekly menuliskan, Snapdragon Digital Chassis dirancang untuk mendukung platform terbuka dan dapat diskalakan, terhubung ke cloud yang diperlukan untuk kendaraan generasi mendatang. Antara lain, yang meliputi telematika dan konektivitas, kokpit digital, dan fungsi sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut.
Transformasi tersebut, tulis O'Holloran, menggunakan arsitektur terpadu untuk menghadirkan apa jamin peningkatan keamanan dan pengalaman digital imersif yang dapat diperbarui sepanjang masa pakai kendaraan. Karenanya, kolaborasi kedua korporat ini, juga termasuk kerjasama dalam merancang, mengembangkan, dan mengintegrasikan kokpit digital Ferrari. Dimulai dari rancangan Formula 1 Scuderia Ferrari pada awal musim balapan Kejuaraan Dunia Formula Satu FIA 2022, di mana Snapdragon ditampilkan pada kursi tunggal F1-75 Scuderia Ferrari yang baru. Selain itu, aktivitas Esports marque Maranello juga akan menjadi bagian dari kemitraan resmi.
CEO Qualcomm Cristiano Amon, terkesan menangkap imajinasi Marchionne berbasis pencapaian Luca. Amon senang melihat kepemimpinan teknologi otomotifnya memainkan peran integral dalam hubungan strategis baru dengan Ferrari ini. Amon berharap, perusahaannya dapat membantu membentuk masa depan saat aksi kolaborasi dua korporat ini, kelak, sungguh akan menghadirkan pengalaman berkendara kelas dunia kepada pelanggan mereka melalui Snapdragon Digital Chassis.
Pandangan Amon selaras dengan Benedetto Vigna, CEO Ferrari kini yang meyakini, bahwa inovasi memerlukan kerja sama para pemimpin pasar. Vigna menilai, kolaborasi tersebut memperluas pengetahuan ekosistem industri Ferrari dalam teknologi digital dan area Web 3.0 dengan potensi besar untuk otomotif dan olahraga motor. Vigna percaya, kolaborasi kedua perusahaan ini, merupakan kemitraan yang berharga, dan interpretasi khas Ferrari, pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan produk.
Keyakinan Vigna mengemuka, paling tidak, sejak Qualcomm meluncurkan serangkaian solusi otomotif layar berdasarkan portofolio Snapdragon (platform premium untuk mengembangkan aplikasi ADAS) untuk mendukung Ferrari dalam memenuhi permintaan konsumen dan pergerakan perusahaan yang terus berkembang untuk pengalaman yang terhubung dan cerdas.
Inti dari penawaran baru, tersebut terdiri dari platform yang dapat diprogram sekaligus mengurai spektrum bantuan pengemudi dan keperluan mengemudi otomatis, dari Program Penilaian Mobil Baru (NCAP) hingga L2+/L3. Unsur utama dari platform perangkat keras Snapdragon Ride adalah sistem Snapdragon Ride pada chip (SoC).
Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ekosistem ADAS dengan blok perangkat keras yang mengaktifkan aplikasi ADAS seperti penyesuaian mesin dan blok pemrosesan pandangan untuk persepsi berbasis jaringan 'saraf,' akselerator pandangan untuk aplikasi pra dan pasca pemrosesan gambar, akselerator grafis untuk visualisasi dan dukungan pemrosesan paralel, dan prosesor video untuk dukungan media streaming.
Kolaborasi Ferrari dengan Qualcomm mengintroduksi pemahaman kita, bahwa kerjasama inovasi teknologi yang terlahir dari era industri dan era informasi yang berbeda habitus dan karakternya, menghasilkan keseimbangan dalam melintasi batas era teknologi.
Kerjasama tersebut dapat dipelajari seksama sebagai model lain dari model kolaborasi sejenis yang berlaku di bidang industri berbasis sains dan teknologi lainnya. Mulai dari industri pesawat terbang yang sangat transformatif, industri kereta api, kapal laut, dan industri lain di bidang konstruksi. Khasnya dalam membangun berbagai infrastruktur yang tidak merusak ekologi.
Di sisi lain, dari perspektif imagineering (rekacita) industri berbasis paduan teknologi antar era, akan lebih menggerakkan proses transformasi padu padan antara intuitive reason dengan the way of advance technology. Padu padan yang terus menerus menghasilkan kreativitas sebagai pemicu dan pemacu inovasi dalam menghasilkan invensi budaya sekaligus peradaban baru.
Maknanya adalah percepatan minda (mindset change acceleration) senantiasa diperlukan dalam menjemput jaman baru, untuk memberikan nilai dan ideologi baru dalam menyikapi dinamika kehidupan yang kini sudah sangat meluas teralgoritmakan. Kehidupan tak pernah tertambat di masa lalu, tak pula terhambat di masa kini, gerak dinamika perubahan dramatiknya akan terus bergerak ke masa depan. Karena, benar pandangan silam, satu-satunya yang abadi dalam kehidupan adalah perubahan. |