Emoji Mereduksi Kreativitas Berbahasa

| dilihat 3114

AKARPADINEWS.COM | BAHASA adalah media komunikasi manusia yang selalu bertransformasi dari masa ke masa. Bahasa juga mewakili ungkapan ekspresi manusia. Dulu, masyarakat menggunakan bahasa teks melalui surat untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi.

Saat ini, sejalan dengan perkembangan teknologi melalui handphone dan komputer, cara berbahasa bertransformasi menjadi bahasa visual. Salah satunya, melalui karakter gambar yang disebut emoji. Karakter emoji, menjadi bahasa visual yang digemari oleh anak-anak muda. 

Emoji (dibaca eh-mo-ji) berasal dari bahasa Jepang sebagai karakter gambar atau emoticon khas yang digunakan dalam pesan elektronik, jejaring sosial, hingga pada berbagai halaman web di internet.

Dengan perkembangan smartphone di Indonesia, emoji semakin digandrungi kalangan anak muda. Adalah Shigetaka Kurita pencipta emoji pertama. Dia membuat emoji pada tahun 1998-1999 sebagai bagian dari tim yang sedang mengerjakan platform internet seluler i-mode milik NTT DoCoMo. Tujuannya untuk membantu memfasilitasi komunikasi elektronik dan berfungsi sebagai fitur yang membedakannya dari layanan lain.

Selanjutnya, pada tahun 1997, Nicolas Loufrani menyadari perkembangan dalam penggunaan dalam teknologi seluler, mulai bereksperimen dengan wajah smiley animasi, dengan maksud menciptakan ikon warna-warni yang terkait dengan emoticon ASCII yang sebelumnya sudah ada yang dibuat dari tanda baca polos, guna meningkatkannya untuk penggunaan yang lebih interaktif dalam bentuk digital.

Loufrani menciptakan emoticon grafis pertama dan mengompilasi kamus emoticon online yang dipilih ke dalam beberapa kategori berbeda. Ungkapan suasana hati, bendera, perayaan, keceriaan, olahraga, cuaca, binatang, makanan, negara, pekerjaan, planet, zodiak, dan bayi.

Perusahaan Smiley Smiley Company mulai melisensikan hak atas emoticon grafis Loufrani untuk digunakan bagi unduhan emoticon telepon seluler oleh berbagai perusahaan telekomunikasi, termasuk Nokia, Motorola, Samsung, SFR (vodaphone) dan Sky Telemedia.

Saat ini, tidak hanya smartphone dengan layanan komunikasi SMS, whatsap dan line. Berbagai jejaring sosial seperti facebook, twitter, path, tidak luput dari berbagai emoticon emoji. Emoji digandrungi oleh kalangan anak muda karena fungsinya yang dianggap dapat mewakili perasaan, menegaskan ekspresi dengan lebih kuat dan menimbulkan kesan lebih lucu dan humoris. Visual emoji pun semakin lengkap dengan menyerupai sosok manusia terutama tokoh-tokoh.

Keberadaan emoji adalah sebuah keberhasilan transformasi bahasa teks menjadi bahasa visual. Namun, di sisi lain dikhawatirkan akan menurunkan kreativitas berbahasa. Emoji lebih populer karena dapat mempengaruhi psikologis pengguna dan penyampai pesan dengan lebih menyenangkan, namun apakah hal-hal penting dapat disampaikan dengan emoji? 

Dilansir dari Telergraph, penggunaan Emoji dari tahun ke tahun naik sekitar 45 persen. Hebatnya, emoji telah tersedia lebih dari 300 karakter dengan menghadirkan variasi warna kulit dan kesetaraan gender.

Menurut Thomas Dimson, software engineer yang sedang meneliti fenomena Emoji, di masa mendatang emoji akan menggantikan bahasa slang di internet. Emoji adalah sebuah keberhasilan teknologi dalam transformasi bahasa teks menjadi bahasa visual.

Namun, di sisi lain, dikhawatirkan akan menurunkan kreativitas dan menjadi wujud manipulasi berbahasa. Misalnya, pada emoji terpopuler yang paling sering digunakan adalah emoji crying laughter yang menampakkan emoticon tertawa sambil menangis.

Hanya dengan satu sentuhan, seseorang dapat mengirim ekspresi ini meskipun si pengguna sama sekali tidak melakukan ekspresi tersebut atau hanya sekedar menyenangkan psikologis lawan bicara.  

Selanjutnya, emoji paling populer dan sering digunakan untuk mengganti ekspresi adalah lol, lmao, lolz, lmfao, lmaoo, ahahah, dan lainnya. Emoji berikutnya yang paling sering dipakai adalah lovestruck, love, thumbs up, dan crying.

Kepopuleran emoji tahun 2015 bahkan mampu mengalahkan bahasa komunikasi teks.  Oxford Dictionaries menobatkan emoji crying happy atau tears of joy sebagai “kata” terpopuler sepanjang 2015. Meskipun emoji bukanlah kata, tapi Oxford menganggap, emoji tersebut mampu mengalahkan kata-kata lainnya untuk berkomunikasi di dunia.

Dunia perbankan, British Intelligent Enviroments di Inggris, bahkan mulai mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengguna ponsel menggunakan emoji sebagai passcode untuk kode PIN di dunia perbankan, karena emoji dianggap lebih aman dibandingkan kode Personal Identification Number (PIN) untuk akses akun perbankan via internet.

Bila merujuk pada penggunaan bahasa tentu tidak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Cara berbahasa yang baik adalah jika perasaan dan keinginan kita tersampaikan. Dengan menggunakan emoji perasaan, maka menjadi lebih hiperbola dalam mengungkap pesan.

Lambat laun, dampak emoji, khususnya bagi generasi muda akan menimbulkan kemalasan dan minimnya kreativitas berbahasa secara teks, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mengungkapkan kata-kata. Emoji juga akan menyebabkan ketidakjujuran dalam mengungkap dan mencerminkan perasaan.

Akhirnya, sehebat apapun ekspresi emoji, pada akhirnya bagi manusia, secara alami tidak akan terlepas dari komunikasi melalui teks dan lisan sebagai cara ungkap paling purba, terutama ketika membicarakan hal-hal yang lebih penting dan esensial, dibanding sebuah kepala kuning yang tertawa, sembari menangis.

Ratu Selvi Agnesia 

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 431
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1501
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1320
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 98
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 515
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 524
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 444
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya