Muhyiddin dan Pemerintah Malaysia All Out Selamatkan Rakyat

Bagaimana pemimpin merespon dan mengambil keputusan penting dan strategis menghadapi petaka kemanusiaan yang mengancam jiwa rakyat?

Lihatlah (sebagai contoh) bagaimana Sultan Bolkiah - Brunei Darussalam dan Presiden Duarte - Filipina, melakukannya. Contoh yang paling baru, datang dari jiran Malaysia.

Jum'at (27/3/20) Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yasin -- yang muncul memimpin Malaysia di tengah krisis politik, dan mengaku menjadi Perdana Menteri bukan pada waktu yang tepat.

Muhyidin sigap, mengambil keputusan, karena tahu persis, yang harus dia selamatkan adalah rakyat, kendati perekonomian Malaysia tidak bagus-bagus amat. Dan, semua pemimpin politik Malaysia lainnya, terutama yang beroposisi, mengabaikan dulu kepentingan politik mereka.

Minimal, mereka, seperti dicontohkan Tun Dr. Mahathir memilih patuh atas seruan pemerintah pimpinan Muhyiddin untuk melakukan karantina dan stay at home. Memberi peluang kepada Muhyiddin untuk menyelesaikan tugas memerangi Covid-19.

Hanya Anwar Ibrahim yang memperingatkan, agar dalam pelaksanaan paket kebijakan Prihatin, itu tidak melibatkan politisi, apalagi yang selama ini diduga sebagai 'perompak.' Tapi, Anwar gembira dengan adanya kebijakan tersebut.

Muhyiddin pun mengambil keputusan jelas dan terang benderang. Menggerakkan seluruh petugas untuk melakukan sosialisasi serempak secara diseminatif. Sekaligus memerintahkan Menteri Keuangan dan Kementerian Keuangan melalui unit Laksana, memastikan paket kebijakan pemerintah yang diberi tajuk Prihatin (Paket Kebijakan Rangsangan Ekonomi Prihatin Rakyat) bernilai RM250 billion.

Muhyidin juga menginstruksikan Menteri dan Kementerian Keuangan untuk memastikan, paket kebijakan Prihatin itu sampai ke sasaran dengan cepat. Tidak lamban dan disibukkan oleh silang pendapat, sentak sengor mencari 'ketiak ular.'

Ketika menyampaikan kebijakannya dalam siaran langsung media, Muhyidin mengatakan, dia memenuhi janjinya mengeluarkan kebijakan yang diharapkannya akan memberi manfaat luas kepada rakyat Malaysia.  

Muhyiddin juga menjelaskan, dari dana yang digelontorkannya, hampir RM128 bilion disalurkan untuk melindungi kebajikan (jejaring penyelamatan sosial) rakyat, RM100 bilion untuk mendukung perniagaan (bisnis) termasuk Perusahan Kecil dan Sederhana (PKS) dan RM2 bilion untuk memperkukuh ekonomi negara.

Sebelumnya, Muhyiddin sudah mengumumkan paket rangsangan bisnis (recovery) sebanyak RM20 bilion.

Paket Kebijakan PRIHATIN ini menyediakan bantuan segera untuk meringankan beban yang ditanggung oleh rakyat. Seperti nelayan di Kukup, Johor

atau pekebun kecil di Jeli, Kelantan. Anda pengusaha chalet di Cherating atau penarik beca di Melaka, peniaga (pedagang kaki lima) pasar malam di Kuala Lumpur atau pasar tamu di Kundasang.

"Anda semua akan menikmati manfaat daripada Paket Kebijakan rangsangan ekonomi yang peduli rakyat ini. Seperti yang saya sebutkan, tiada golongan yang akan tercicir. No one will be left behind," tegasnya.

Ditegaskannya, prioritas pemerintahan yang dipimpinnya saat ini, adalah membendung penularan wabah COVID-19.

"Untuk itu, saya telah mengumumkan peruntukan berjumlah RM500 juta kepada Kementerian Kesihatan Malaysia. Bagi meningkatkan lagi keupayaan Kementerian, Kerajaan akan menyalurkan peruntukan tambahan sebanyak RM1 bilion bagi pembelian peralatan dan perkhidmatan untuk memerangi COVID-19, termasuk mendapatkan khidmat kepakaran perubatan daripada perkhidmatan kesihatan swasta," ungkap Muhyiddin.

Artinya, pemerintahan yang dipimpinnya memberi perhatian yang juga utama untuk kemahiran, keselamatan dan kesejahteraan seluruh petugas kesehatan yang berada di garis depan.

"Selain itu, bagi menyokong usaha KKM (Kementerian Kesehatan Malaysia)  untuk menjalankan lebih banyak test COVID-19, pihak industri insurans dan takaful akan mewujudkan dana khas berjumlah RM8 juta untuk menanggung kos ujian (biaya test) penyaringan yang bernilai sehingga RM300 bagi setiap pemegang polis dan sijil takaful perubatan yang diarahkan oleh KKM untuk menjalani ujian di hospital (rumah sakit) swasta atau makmal (klinik) swasta," tegasnya.

Di samping itu, menurut Muhyidin, perusahaan asuransi dan takaful keluarga akan menawarkan penundaan pembayaran premi atau iuran untuk tiga bulan bagi nasabah yang sumber pendapatannya terdampak akibat wabah ini.

Dalam Paket Kebijakan rangsangan ekonomi yang pertama, Kerajaan telah menyetujui memberikan bantuan khusus kepada dokter, jururawat dan pegawai perubatan lain yang terlibat secara langsung dalam pengurusan dan penghadangan wabah ini.

"Saya sedar, dalam situasi getir pada waktu ini, kakitangan kesihatan kita sedang bekerja bertungkus lumus dalam keletihan dan keadaan yang agak tertekan. Namun mereka terus cekal berjuang mengharungi cabaran yang hebat ini," tegas Muhyidin.

Dikatakannya, untuk menghargai pengorbanan mereka, pemerintah akan meningkatkan bantuan khas yang diterima dari RM400 menjadi RM600 sebulan mulai 1 April 2020,  sampai wabah ini berakhir.

"Pada masa yang sama, Kerajaan juga bersetuju memanjangkan elaun (bantuan) khas sebanyak RM200 sebulan kepada anggota tentera, polis, kastam, imigresen, anggota Angkatan Pertahanan Awam serta anggota RELA (di Indonesia disebut Hansip) yang terlibat secara langsung dalam melaksanakan Perintah Penghentian Covid-19. Elaun ini juga akan dibayar mulai 1 April 2020 sehingga wabah COVID-19 berakhir," tegasnya.

Disebutkannya, pemerintahannya juga menganggarkan bantuan khas untuk 169,000 petugas tambahan, yang akan mendapat manfaat ini.

"Saya faham, bahwa dalam keadaan bencana seperti yang kita sedang hadapi ini, sebahagian besar daripada saudara-saudari terjejas (terdampak) dari segi sumber pendapatan," ungkapnya.

Untuk meringankan beban rakyat, pemerintah akan menyediakan Bantuan Prihatin Nasional, berupa pemberian tunai secara one-off dengan peruntukan hampir RM10 bilion, dan buat pertama kalinya akan disalurkan juga kepada kumpulan M40. Mereka ini termasuk pekerja swasta, peneroka FELDA, petani, nelayan, peniaga kecil dan semua yang tergolong dalam kumpulan M40 dan ke bawah.

Diuraikannya, Jumlah bayaran yang akan dibuat ialah: Pertama: RM1,600 untuk hampir 4 juta rumah tangga yang berpendapatan bulanan RM4,000 dan ke bawah. Bayaran RM1,000 akan dibayar pada bulan April 2020 dan RM600 pada bulan Mei 2020.

Kedua: RM1,000 kepada hampir 1.1 juta rumah tangga yang berpendapatan lebih RM4,000 hingga RM8,000 yang akan dibayar pada bulan April 2020 sebanyak RM500 dan saldo RM500 pada bulan Mei.

Ketiga: RM800 kepada 3 juta bujangan berusia 21 tahun ke atas dan berpendapatan bulanan RM2,000 dan ke bawah. Bayaran RM500 akan dibayar pada bulan April 2020 dan baki RM300 pada bulan Mei 2020.

Keempat: RM500 kepada 400,000 bujangan berusia 21 tahun ke atas yang berpendapatan bulanan lebih RM2,000 hingga RM4,000. Bayaran sebanyak RM250 akan dilakukan pada bulan April 2020 dan baki RM250 pada bulan Mei.

Di samping itu, sisa pemberian tunai di bawah program Bantuan Sara Hidup (BSH) yang sedang dilaksanakan akan dibayar pada bulan Julai 2020 melibatkan peruntukan sebanyak RM3.2 bilion.

"Saya juga tidak lupa kepada para pelajar institusi pengajian tinggi (mahasiswa). Anda juga akan menerima bantuan secara one-off sebanyak RM200 seorang yang akan dibayar pada bulan Mei 2020. Bantuan ini melibatkan peruntukan sebanyak RM270 juta kepada pelajar di pelbagai peringkat pengajian tinggi termasuk matrikulasi, Kolej Komuniti, Politeknik, IPTA dan IPTS.

Begitu juga dengan golongan yang riskan terdampak seperti warga emas (manula) dan kanak-kanak di rumah perlindungan, orang kelainan upaya (disable) atau OKU, golongan gelandangan dan orang asal (suku terasing). Kerajaan akan bekerjasama dengan NGO (LSM) dan usahawan sosial yang berkaitan untuk menyalurkan bantuan makanan, barangan penjagaan kesihatan dan tempat perlindungan untuk mereka dengan peruntukan sebanyak RM25 juta.

Sebelum ini, katanya, pemerintah telah menyetujui untuk menangguhkan bayaran balik (pinjaman mahasiswa) PTPTN kepada semua peminjam selama 6 bulan melibatkan kutipan sebanyak RM750 juta.

"Kini, pemerintah menyetujui untuk memberikan penangguhan bayaran balik pinjaman untuk waktu yang sama kepada peminjam Perbadanan Tabung Pembangunan Kemahiran atau PTPK mulai 1 April 2020 hingga 30 September 2020, dengan anggaran kutipan sebanyak RM149.2 juta. Inisiatif ini akan memanfaatkan seramai 174,500 orang peminjam," jelas Muhyiddin.

Dalam siaran langsung, itu PM Muhyiddin mengemukakan, saat ini, mySalam menyediakan manfaat kepada golongan B40 yang dimasukkan ke hospital kerana jangkitan COVID-19. Pesakit boleh menuntut bayaran penggantian pendapatan sebanyak RM50 sehari untuk tempoh maksimum 14 hari.

Sebagai tambahan kepada inisiatif ini, pemerintah menyetujui untuk memanjangkan manfaat ini kepada golongan B40 yang dikarantina sebagai pesakit di bawah pemantauan.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga mengizinkan rakyat menggunakan tabungan hari tua, menunda penagihan kredit perumahan rakyat, memberikan subsidi atas pajak, keringanan sewa rumah, dan berbagai tagihan lain yang memberatkan rakyat.

Muhyidin menyerukan kepada seluruh Kerajaan Negeri (Pemerintah daerah) dan pihak berkuasa tempatan lain supaya mengeluarkan kebijakan yang sama. Dikemukakannya, pemerintah juga meringankan (dengan diskaun) dan menunda pembayaran iuran listrik, internet gratis senilai RM600 juta dan pemerintah akan menyertakan dana sebesar RM400 juta untuk meningkatkan jangkauan dan peningkatan kualitas telekomunikasi yang stabil, mulai 1 April 2020.

Alhasil, pemerintah mengambil kebijakan mendahulukan penyelamatan rakyat, dan hal itu berlaku untuk seluruh rakyat Malaysia, baik di Semenanjung maupun di sarawak dan di Sabah. Pemerintah akan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan semua kalangan untuk bahu-membahu menghadang Covid-19 dan memulihkan Malaysia dari beragam krisis.

"Saya menghadapi krisis politik, ekonomi dan kesehatan pada saat bersamaan. Situasi yang belum pernah terjadi ini tentu saja membutuhkan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi, saudara dan saudari yang terkasih, dan anak-anak di negara tercinta ini, apakah Anda orang Melayu, Cina, India, Sikh, Iban, Kadazan, Dusun, orang asal, tolong tetap bersama saya dan teman-teman saya di kabinet dan pemerintah." katanya.

Muhyiddin menegaskan, "Kami tidak sempurna, tetapi kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan krisis ini bersama, sebagai satu negara. Insya Allah, kita akan keluar lebih kuat ketika krisis ini berakhir dan debu mengendap. Insya Allah. Saya minta sokongan daripada saudara dan saudari sekalian, marilah kita berganding bahu mengharungi krisis ini bersama- sama." | Haedar