Seputar PRU 15 Malaysia

Bertumpu Harapan Kepada Ismail Sabri Yaakob

| dilihat 696

Catatan Bang Sèm

Kepada siapa konsolidasi demokrasi Malaysia hendak diharap? Pertanyaan ini saya kemukakan kepada berbagai kalangan di Malaysia, ketika partai politik dan para petingginya tengah sibuk berkampanye, menjelang Pilihan Raya Umum (baca: Pemilihan Umum - Pemilu) ke 15, yang akan berlangsung 19 November 2022.  

Tujuh dari sepuluh tokoh -- berbagai profesi dan bukan anggota partai -- yang saya tanya, menyebut nama Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri (PM) Malaysia ke 9, yang sedang berkampanye di kawasannya, Bera - Pahang.

Dua orang menyebut nama Anwar Ibrahim, yang kini berlaga memperebutkan kursi parlemen Tambun - Perak. Seorang lagi menyebut nama Muhyiddin Yassin yang bertarung merebut kursi parlemen di Pagoh, Johor.

Jejak karir politik Ismail Sabri yang datang dari kalangan rakyat kebanyakan, berbasis akademik ilmu hukum, dan sempat menjalani profesi sebagai peguam bela (pengacara) mengalir tanpa dramatika (1985). Dua tahun kemudian dia diangkat sebagai anggota Dewan Distrik Temerloh - Pahang. Berikutnya, ia diangkat sebagai anggota Dewan Kota Temerloh (1996).

Lelaki kelahiran Kampong Lubuk Kawah - Temerloh, 18 Januari 1960, itu  diangkat Sabbaruddin Chik - Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata - sebagai Sekretaris Politik (1995). Pada masa ini, dia juga mengemban amanah sebagai anggota Lembaga Pengarah Pahang Tenggara dan anggota Lembaga Penggalakan Pariwisata Malaysia. Sebelumnya, Ismail Sabri pernah menjabat Ketua Kompleks Olahraga Nasional Malaysia.

Ismail terjun ke dunia politik 1987, ketika dia menjadi anggota partai UMNO (United Malay Nation Organization) cabang (cawangan) Temerloh. Setelah itu, dia berkiprah sebagai Ketua Penerangan, Ketua Pemuda, dan Wakil Ketua UMNO cabang Temerloh. Tahun 2004 dia dikukuhkan sebagai Ketua UMNO cabang Bera - Pahang, kampung halamannya sendiri.

Pada PRU ke 11 (2004), Ismail berhasil merebut kursi parlemen Bera dan melangkah ke Dewan Rakyat di Kuala Lumpur, dengan meraih sebanyak 16.714 suara, mengalahkan Abdul Wahab Ismail calon Partai Islam se Malaysia (PAS) yang meraih 12.244 suara.  Sejak saat itu karir politiknya terus 'berkibar.'

Saya baru mendengar namanya, ketika  PRU ke 12 (2008) yang mengguncang UMNO/Barisan Nasional, karena kalah di lima Negeri. Dalam perjalanan dari Pekan (yang dimenangkan Najib Razak) ke Kuantan, seorang staf Kantor Perdana Menteri yang mendampingi, Khusaeni, menyebut namanya. Kala itu Ismail berhasil mempertahankan kursi Parlemen Bera dengan 18.297 suara, menaklukan Mazlan bin Aliman dari PAS yang meraih 13.984 suara.

Meski dihempas tsunami politik, BN yang dipimpin Presiden Abdullah Badawi (Pak Lah) membentuk pemerintahan. Atas kemenangannya, Ismail Sabri diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Sukan. Ini pertanda karir politiknya akan terus berjaya. Pak Lah kemudian mengundurkan diri sebagai PM ke 5 dan digantikan Najib Tun Razak (3/4/2009). Dalam kabinet Najib, Ismail dilantik sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme.

Pada PRU ke 13 (2013) Ismail juga berhasil mempertahankan kursi parlemen Bera dengan meraih 21.669 suara, mengalahkan Zakaria bin Abdul Hamid calon PKR (Partai Keadilan Rakyat) yang meraih 19.526 suara dan Moh Walin bin Alang Ahamad - calon bebas yang hanya beroleh 670 suara. Ismail kemudian dilantik sebagai Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro (2013-2015). Selanjutnya ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah Malaysia (2016-2018).

Ketika BN/UMNO dikalahkan pakatan Harapan (PH) - koalisi PKR, Democratic Action Party (DAP), Amanah (Parti Amanah Negara), dan Bersatu (Parti Pribumi Bersatu Malaysia) pada PRU ke 14 (2018) - Ismail kembali mempertahankan kursi parlemen Bera dengan 20.760 suara, mengalahkan Zakaria Abdul Hamid (PKR) yang meraih 18.449 suara, dan Musaniff bin Ab. Rahman (PAS) yang meraih 8.096 suara.

Dilantik sebagai Perdana Menteri 9 Malaysia

Kekalahan BN/UMNO pada PRU14, menggeser partai dan koalisi partai ini menjadi pembangkang (oposisi) atas pemerintahan Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Tun Mahathir sebagai PM ke 7. Ismail diangkat sebagai Ketua Pembangkang di Dewan Rakyat. Di dalam partainya, dia berkompetisi dan meraih kursi Wakil Presiden UMNO dengan suara tertinggi, mengalahkan Mahdzir Khalid dan Mohamad Khaled Nordin.

Di tengah badai isu korupsi dan salah guna kuasa yang menghantam UMNO/BN yang lantas membawa Najib Tun Razak sebagai banduan (narapidana) ke penjara dan lebih 90 dakwaan terhadap Presiden UMNO/BN Ahmad Zahid Hamidi, Ismail terbilang politisi negarawan yang tenang. Dia menjalankan tugasnya sebagai Ketua Pembangkang di Dewan Rakyat, sampai kemudian pemerintahan PH berakhir, menyusul mundurnya Tun Mahathir, karena Parti Bersatu pimpinan Muhyiddin Yassin menyatakan keluar dari koalisi PH bersama Azmin Ali - Wakil Presiden PKR dan kawan-kawan.

Ismail bersama sejumlah koleganya (antara lain: Annuar Musa, Hishamuddin Hussein Onn, Khairy Jamaluddin) memberikan dukungan kepada Muhyiddin yang didukung PAS, Gabungan Parti Serawak (GPS), dan Gabungan Bersatu Sabah (GBS) sebagai PM ke 8 Malaysia dengan membentuk koalisi Perikatan Nasional (PN).

Muhyiddin mengangkat Ismail sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Menteri Kanan bidang Pertahanan dan Persatuan. Ketika pandemi Covid 19 kian kuat menghantam, Muhyiddin mengaktifkan kembali jabatan Timbalan Perdana Menteri, yang diisi Ismail Sabri. Belum lagi menarik nafas lega, Presiden UMNO Zahid Hamidi menarik dukungannya terhadap Muhyiddin. Ismail bersama koleganya (Annuar Musa, Hishamuddin Hussein, Khairy Jamaluddin) bertahan dalam kabinet, sampai Muhyiddin mengakhiri jabatannya sebagai PM ke 8 (16/8/21) yang tercatat dalam sejarah Malaysia sebagai PM tersingkat.

Sejumlah partai baru terbentuk. Tun Mahathir membentuk Parti Pejuang yang memimpin koalisi Gerakan Tanah AIR (GTA), puting beliung politik terjadi hampir setiap hari. Termasuk berbagai isu tentang sejumlah pemimpin UMNO/BN yang terancam hukuman korupsi dan salah guna kuasa di Mahkamah. Termasuk Zahid Hamidi dan Tengku Adnan Tengku Mansor (bekas Sekretaris Jendral BN).

21 Agustus 2021, jelang petang (pukul 14.29 waktu Kuala Lumpur) Ismail dilantik Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah, sebagai PM Malaysia ke 9. Sejak saat itu, Ismail kian menunjukkan kepiawaiannya sebagai politisi negarawan. Dia merupakan PM Malaysia pertama dari klangan UMNO/BN yang tidak menjabat Presiden partai.

Pada masa kepemimpinannya yang baru setahun, berbagai persoalan pelik sudah dihadapkan berbagai pemimpin partai politik kepadanya. Sultan Perak dan Sultan Selangor mengekspresikan kejengkelannya kepada para politisi pemimpin partai dan anggota parlemen. UMNO/BN  mendesak percepatan PRU ke 15. PH, PN, GTA dan sejumlah partai lain menolak, karena masa kerja parlemen baru akan berakhir April 2023.

Senin (10/10) atas persetujuan Yang Dipertuan Agong, Sultan Abdullah - Ismail mengumumkan pembubaran parlemen dan memerintahkan SPRM (Suruhan Jaya Pilihan Raya Malaysia) - penyelenggara pemilihan umum Malaysia, segera menyiapkan PRU ke 15, yang kemudian menetapkan 19 November 2022 sebagai hari pemungutan suara.

Di antara riuh dan gaduh beragam isu yang memandang miring keputusannya, Ismail Sabri bertegas-tegas mengambil keputusan tanpa harus berisik. Ia juga tak terpengaruh dengan isu seputar pidato Zahid Hamidi di hadapan Perhimpunan Agung MIC (Malaysia Indian Congress) - (9/10/22), yang mengisyaratkan BN tak boleh jadi pecundang bila para pemimpinnya tak ingin digiring ke mahkamah.

Ismail yang populer dipanggil Tok Mail atau Long Mail, itu juga tak terdengar bereaksi ketika Zahid tak lagi mencalonkan Annuar Musa di kawasan parlemen Ketereh - Kelantan. Lantas mencalonkan Tok Mat (Mohammad Hasan) di kawasan parlemen Rembau - Negeri Sembilan yang selama ini menjadi basis Khairy Jamaluddin. Lantas mencalonkan Khairy di kawasan Sungai Buloh - Selangor, tempat BN/UMNO kalah teruk dalam PRU selama ini. Pun, demikian dengan kawasan Arau yang menjadi basis Shahidan Kassim - Menteri Wilayah Federal dalam Kabinet Ismail, sehingga mantan Menteri Besar Perlis, itu hengkang dan maju di kawasan parlemen Arau sebagai calon Perikatan Nasional.

Ismail Sabri, seperti ungkap seorang veteran diplomat senior asal Pekan, adalah sosok pemimpin yang tenang di tengah gaduh. Pemimpin yang punya integritas dan terkesan pendiam. Namun, ketika Anwar Ibrahim menyerangnya, dengan tuduhan serius, bahwa anggota Angkatan Tentera Malaysia (ATM) dibayar RM300 untuk memilih di kawasan Bera, dia lantang bersuara. Ismail menuntut Anwar Ibrahim meminta ma'af karena pernyataannya dinilai jahat, menghina, dan merendahkan seluruh anggota ATM.

Inisiatif dan Inovasi Tok Mail

Dalam situasi kondisi BN/UMNO yang kian terpuruk dan di tengah riuh gaduh politisi memperebutkan kursi kekuasaan, besar harapan berbagai kalangan agar Ismail kembali ke Putrajaya dan memimpin Malaysia sebagai PM. Karenanya, wajar, Khairy Jamaluddin - yang mengaku reformis BN/UMNO -- berjuang untuk memenangkan kursi parlemen dari Sungai Buloh bagi berlanjutnya kepemimpinan Ismail kelak, merupakan sesuatu yang wajar.

Semangat ini juga yang nampak tercermin dari sikap kenegarawanan Annuar Musa yang tetap 'turun padang' ke berbagai kawasan untuk membantu kemenangan sejumlah calon BN/UMNO tidak untuk seperti yang dikatakan Zahid di hadapan Perhimpunan Agung MIC. Melainkan untuk memulihkan lagi marwah UMNO/BN sebagai partai yang bersih dan terbebas dari mereka yang didakwa mahkamah sebagai pencangak dan perasuah.

Harapan kepada Ismail juga sangat wajar, ketika rekam jejaknya disimak ulang. Ketika menjabat Menteri Pertanian, Ismail menyuarakan sikap tegas Jihad Memerangi Orang Tengah (rentenir, pengijon, tengkulak). Ismail mengeluarkan kebijakan yang memutus mata rantai tata niaga hasil tani, sehingga menguntungkan petani dan konsumen.

Sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri ia mencanangkan dan menggerakkan Mara Digital Malls, yang memungkinkan pribumi menjadi pedagang dan menguasai perdagangan produk teknologi informasi - gadget, sekaligus vendro bumiputera.

Inisiatif dan inovasi juga dilakukan Ismail ketika menjabat Menteri Pedesaan dengan sesanti nyata, 'Membandarkan Luar Bandar,' sebagai proses pemajuan desa dan rakyat yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur daerah tertinggal dan orang aseli di seluruh Malaysia yang kurang terjangkau. Sekaligus memusatkan perhatian pada pembangunan modal insan masyarakat desa, sistem prasarana, sistem distribusi produk pedesaan, pembangunan pemuda, kewirausahaan, dan pembangunan ekonomi. Fokusnya adalah menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Malaysia.

Sebagai Menteri Pertahanan (sekaligus Menteri Kanan Pertahanan dan Persatuan), Ismail melakukan berbagai aksi penyelamatan nyawa rakyat dari serangan nanomonster Covid-19. Ia mengambil berbagai inisiatif pemulihan Malaysia dari krisis kesehatan dan menguatkan imunitas kelompok dengan memberlakukan tak hanya pembatasan pergerakan warga, menutup pintu masuk dan keluar Malaysia, serta perluasan imunitas dengan vaksinasi serta swab mandiri. Jauh dari itu, Ismail melakukan pemulihan total dengan berbagai inisiatif terpadu yang ditopang oleh penguatan fungsi Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, dan seluruh kementerian dalam kabinetnya.

Ismail Sabri Yaakob menjadi tumpuan harapan bagi berlangsungnya percepatan konsolidasi demokrasi (yang paling pelik) di Malaysia. Tapi, dia punya cara yang tak pernah ditempuh para PM sebelumnya. Ismail menempuh cara transformasi politik mengikhtiarkan demokrasi sebagai cara mencapai harmoni kebangsaan. Termasuk memikirkan kemerdekaan pers.

Ia menerjemahkan perintah Yang Dipertuan Agong Malaysia, Sultan Abdullah dan para Sultan Negeri se Malaysia tentang percepatan kondisi stabilitas politik negara dengan membuka ruang dialog, membangun kesepahaman dengan para pembangkang yang diwakili Anwar Ibrahim, Lim Guan Eng, dan Mat Sabu. Mereka menanda-tangani "Memorandum Persefahaman Transformasi dan Kestabilan Politik." (13/9/22)

Mereka sepakat mengetepikan perbedaan politik (dan tetap menghargai posisi dan hak pembangkang), untuk melaksanakan enam komitmen asasi, termasuk yang ditawarkan Ismail berupa Perjanjian Kepercayaan dan Perbekalan  (Confidense and Supply Agreement). Antara lain

Enam ketetapan sebagai tambahan kepada tujuh reformasi yang diumum Ismail Sabri ialah: Penguatan Rencana (Penanggulangan) Covid-19,  Transformasi Layanan (kepada Rakyat), Pembaruan Parlemen, Kebebasan Institusi Kehakiman, Perjanjian Malaysia MA62 (terkait Sabah dan Serawak), dan pembentukan Steering Committe yang diisi oleh kalangan pemerintah dan pembangkang.

Konsep demokrasi sebagai cara mencapai harmoni kebangsaan tersebut, mewujud dalam, sesanti besar "Keluarga Malaysia," selaras dengan perintah Yang di-Pertuan Agong. Yakni demokrasi berbasis musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan berbagai masalah untuk mewujudkan deklarasi "Malaysia Makmur, Inklusif, dan Mampan."

Keluarga Malaysia - Demokrasi Mencapai Harmoni

Konsep demokrasi "Keluarga Malaysia" mengekspresikan pola pemikiran, sikap, dan tindakan kolektif yang menekankan persatuan, kesepakatan, dan kebersamaan, sehingga memungkinkan negara melayani rakyat secara optimum. Khasnya dalam menaklukan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, dan menghambat krisis politik, untuk memulihkan kembali iklim investasi, keuangan, dan bisnis di Malaysia sebagai faktor utama dalam mempercepat pemulihan dan kebangkitan kesejahteraan rakyat.

Semangat menghantarkan kembali Ismail Sabri dari Bera ke Putrajaya sebagai PM hasil PRU ke 15 memang tak mudah. Saya memandang, dalam kontestasi kali ini, tak akan ada partai politik atau koalisi partai politik yang akan beroleh suara mayoritas kuat. Jalan musyawarah dan mufakat a la demokrasi 'Keluarga Malaysia' mesti ditempuh.

Ismail harus kembali bermusyawarah dengan Muhyiddin Yassin dan Tuan Guru Abdul Hadi Awang (Perikatan Nasional) dan Tun Mahathir (Pejuang) untuk membicarakan berbagai kemungkinan baik (berdasarkan hasil PRU ke 15) membangun koalisi pemerintahan. Termasuk untuk menata ulang komposisi bagi tercapainya check and balances di dalam Dewan Rakyat.

Secara internal  Ismail Sabri juga diharapkan memainkan peran strategis sebagai pengambil inisiatif konsolidasi dan rekonsiliasi partai, termasuk reformasi di tubuh UMNO. Apalagi kini, ketika Partai Gerakan memilih koalisi dengan PN dalam menghadapi PRU ke 15. Tak terkecuali mencermati baik pembentukan perkumpulan Muafakat Nasional (MN) yang dibentuk Annuar Musa. Semula MN merupakan gagasan koalisi antara UMNO dengan PAS.

Dari kalangan internal UMNO, khasnya kaum Melayu, sangat banyak yang berharap Ismail dan kolega yang sehaluan dengannya menyelamatkan partai kaum Melayu legendaris itu dalam kontestasi kepemimpinan UMNO di masa depan.

Perjuangan di depan mata Ismail dan para koleganya kini adalah merebut kemenangan di wilayah pertarungan mereka masing-masing, sekurang-kurangnya memperoleh kembali amanah rakyat di masa kritis tsunami politik PRU 12.

Ismail Sabri Yaakob agaknya akan tertakdirkan sebagai pemimpin Malaysia yang menjadikan sabar dan pengorbanan sebagai cara memahami sekaligus mencapai rancangan Ilahi atas bangsa Malaysia. |


BACA JUGA: Silat Lidah Tanding Sembilu Kampanye PRU 15 Malaysia

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 733
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 890
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 842
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 235
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 406
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya