Pemprov Jabar Sambut Hari Lingkungan Hidup se Dunia

Eco Music Camp 2016 : Padu Serasi Musik dan Lingkungan

| dilihat 3199

AKARPADINEWS.COM | LINGKUNGAN hidup, alam, dan musik adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Terutama kini, ketika dunia mengalami perubahan besar disertai dengan lompatan peradaban yang dahsyat.

Ketiga hal itu akan bertemu dan berinteraksi pada Eco Music Camp (EMC) 2016, pada 2 – 4 Juni 2016 di Halimun Salak National Park – Sukamantri – Bogor.

“Tahun 2016 ini kita gelar di bumi perkemahan Gunung Salak, di areal perkemahan dekat Parakan Salak yang berada di lingkungan Taman Nasional Gunung Salak,” jelas Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar, beberapa hari lalu di Rumah Dinas – Jalan Ir. H. Djuanda No. 148 – Bandung.

Penyelenggaraan EMC tahun ini, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia yang jatuh pada 5 Juni 2016. “Kita dahului beberapa hari,” tutur Deddy.

Pelaksana kegiatan ini masih didireksi oleh Franki Raden – salah seorang anggota Dewan Kebudayaan Jawa Barat. Musikolog yang sering berbagi pengetahuan tentang etnomusikologi di pentas internasional itu.

Eco Music Camp digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia, itu karena tidak ada yang bisa lebih efektif daripada musik untuk merayakan keberlanjutan planet ini. Terutama ketika dunia sedang mengalami perubahan iklim dan pemanasan global yang sedemikian ekstrim.

Musik bergerak dan berkembang bersamaan dengan perkembangan alam dan lingkungan dan tak bisa dipisahkan sati dengan lainnya. Demikian pula halnya dengan Indonesia, yang dikenal sebagai negara kepulauan di atas zona cincin api, dengan keragaman budaya.

Begitu banyak instrumen musik dan karya-karya musik lokal di Indonesia yang berkaitan langsung dengan alam dan lingkungan. Banyak alat-alat musik tradisional di Indonesia, yang terbuat dari bambu, kayu, kulit kayu, tanah liat, rumput, daun, bahkan akar di sungai.

Di sepanjang daerah aliran sungai, pesisir pantai, dan pegunungan berkembang aneka jenis musik yang menjadi bagian dari keseluruhan adat istiadat dan resam budaya.

EMC 2016 sebagaimana EMC 2015 digelar di lingkungan yang jauh dari kebisingan dan pencemaran lingkungan sehari-hari. Menurut Franki Raden, EMC akan membawa kembali kita ke reunifikasi musik dan alam, melalui perkemahan dan festival musik dunia berskala internasional.

Taman Nasional Gunung Salak dipilih karena di situ terdapat camping ground yang indah dan mempertemukan anasir-anasir utama bumi: tanah, air, pepohonan, dan manusia. Seperti pelaksanaan tahun lalu yang berlangsung di Taman Buah Mekarsari – Jonggol, para peserta camp akan berinteraksi kreatif mengembangkan kemampuan bermusik mereka.

EMC telah menarik perhatian semua lapisan masyarakat, khasnya kalangan muda, keluarga, dan berbagai komunikasi yang menghargai alam dan lingkungan hijau. Tak terkecuali kalangan profesional. Tahun lalu, musisi balada Iwan Fals dan Iwan Abdurrahman memeriahkan EMC dan beroleh respon positif dari semua kalangan.

Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar dalam jumpa pers di Rumah Dinas-nya (Rabu, 25/5/16) menjelaskan, kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini, merupakan cara pemerintah dalam menebar informasi terkait dengan isu lingkungan. Termasuk mengajak masyarakat untuk selalu peduli terhadap lingkungan.

EMC memilih jalan membangkitkan kesadaran lingkungan dengan musik. Sebagai Direktur EMC, Franki Raden menjelaskan, peristiwa tahunan ini ingin mengajak masyarakat menikmati musik dari berbagai belahan dunia. Dan hutan lindung di kawasan Taman Nasional Gunung Salak, akan mempertautkan kesadaran tentang betapa pentingnya manusia hidup berdampingan harmonis dengan alam lingkungannya.

Selama tiga hari acara EMC2016, akan dihadirkan musisi lokal, nasional dan internasional, seperti Glenn Fredly. Kali ini, menurut Franki, peserta dibatasi hanya untuk 1500 orang. “Pembatasan itu juga terkait dengan upaya menjaga kawasan hutan lindung yang menjadi lokasi,” ujar Franki.

Franki mengatakan, dalam kegiatan EMC 2016, dihadirkan sejumlah ahli ekologi. Mereka akan melakukan bimbingan melalui transformasi pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Melalui para ekolog, itu perluasan wawasan tentang alam dan lingkungan akan berlangsung.

Hal tersebut sekaligus mempertegas EMC sebagai forum yang mewakili keprihatinan mendalam dari berbagai aktivis dan komunitas seniman, lingkungan, pendidik, mahasiswa, pelajar, dan orang tua.

DALAM perbincangan dengan Akarpadinews.com, beberapa hari lalu, Wagub Jabar – H. Deddy Mizwar mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap rusaknya kondisi lingkungan hidup akibat ulah manusia yang tak bertanggungjawab.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menurut Deddy, konsisten melakukan perlindungan dan menegakkan hukum lingkungan. Meskipun, katanya, sampai kini belum ada perusak lingkungan yang mendapat ganjaran (vonis) memadai.

Beberapa hari lalu, ketika berbicara di acara Diskusi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jabar, Deddy mempertegas sikap Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait perlindungan lingkungan hidup. Termasuk sikap pribadinya dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup di Jawa Barat (baca: Nagabonar Melawan Sembilan Naga).

Untuk melakukan perlawanan kolektif masyarakat memelihara dan melindungi lingkungan hidup sesuai dengan prinsip sustainable development globals (SDG’s), perlu dibangunkan kesadaran kolektif masyarakat lintas generasi.

Kesadaran kolektif itu relevan dengan berkembangnya tren yang menonjol terkait dengan perlindungan lingkungan hidup (alam dan sosial). Mulai dari minat instrumen berbasis sosial dan individual. Termasuk terjadinya ekspansi moderat penggunaan anggaran belanja di bawah beberapa undang – undang terkait dengan lingkungan hidup. Termasuk konsistensi atas keadilan lingkungan.

Sikap Pemprov Jabar dan Deddy secara pribadi, itu juga relevan dengan kekuatiran terkait perubahan iklim global yang melanda seluruh wilayah bumi, termasuk Indonesia.

Tak terkecuali, kenaikan aktivitas daur ulang dan fokus baru terkait kebijakan pengelolaan limbah, pembersihan sungai, dan berbagai aktivitas perlindungan lingkungan hidup.

Baik yang ditimbulkan oleh deforestasi, pelaksanaan pertambangan yang tidak sesuai dengan best practice mining, dan berbagai hal lainnya. Belum lagi, perubahan berkaitan dengan kerja ekonomi dan instrumen kebijakan lingkungan berbasis pasar, melalui arahan eksplisit tentang pengendalian pencemaran

Dalam praktik politik, Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, mengingat platform partai politik dan parlemen terkait dengan perlindungan lingkungan hidup, tidak dibarengi dengan aksi kongkret di lapangan.

EMC adalah cara yang ditempuh Pemprov Jawa Barat membangkitkan kesadaran itu melalui musik.

Secara tradisional, sudah berkembang sejak lama, korelasi musik – rumpaka dan lingkungan hidup. Antara lain melalui berbagai karya musik – sastra tradisional (antara lain Cianjuran), seperti : gunung-gunung dibarubuh, tatangkalan dituaran, cai caah babanjiran, buana marudah montah (gunung-gunung dirobohkan, hutan ditebangi, banjir bandang merebak, bumi meludahkan muntah – melalui buncahan lahar).

Juga dalam karya lain, seperti : kawung mabur carulukna, gula leungiteun ganduan, samak tingaleun pandanna, ciherang karih kiruhna, cai amis karih paitna (nira kehilangan buahnya – akan menjadi benih, gula kehilangan cetakannya, tikar ditinggal pandannya, air jernih tinggal keruhnya, air manis tinggal pahitnya) yang memprediksi keadaan terjadinya kerusakan alam lingkungan hidup yang parah.

Lokasi tempat diselenggarakannya EMC2016, juga berada persis di titikruang relief alam Garuda Mupuk, yang komposisi lembah, tebing, bukit, telaga, dan datarannya mengekspresikan kekariban masyarakat tradisi Sunda dengan alam lingkungannya.

Dalam skala dunia, aktivitas musisi telah begitu banyak menciptakan lirik lagu bertema lingkungan. Antara lain untuk mentransformasi pendidikan tentang habitat, alam, polusi, air, udara, sumber energi alternatif, konservasi energi dan lainnya. | Bang Sem

Editor : sem haesy
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 167
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 338
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 364
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 333
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1095
Rumput Tetangga
Selanjutnya