"Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun." Kalimat yang biasa diucapkan kebanyakan orang untuk mengucapkan dukacita, ini diucapkan Sylviana Murni, Guru besar ilmu pendidikan pada UHAMKA Jakarta, mengawali sambutannya selepas dilantik sebagai Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI, Rabu (30/10/24).
Ucapan tepat dan relevan yang relevan disampaikan oleh doktor ilmu pendidikan lulusan Universitas Negeri Jakarta sebagai pengingat, bahwa jabatan merupakan amanah sekaligus ujian kehidupan secara personal. Sesuatu yang mesti diemban sesuai dengan sumpah jabatan dan pakta integritas yang diucapkan sebelumnya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan Jakarta 2019-2024, ini dilantik sebagai Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI oleh Pembina Yayasan Ilomata, Safri Nurmantu di auditorium gedung Lemhannas, Jakarta.
Pelantikannya sebagai rektor disaksikan oleh kalangan civitas academika Institut STIAMI, dan sejumlah petinggi negeri. Antara lain, Ketua Dewan Perwakilan RI (2024-2029) Sultan Bachtiar Najamudin, Wakil Ketua DPD Ratu Hemas, Gubernur Lemhanas Tubagus Ace Hasan Syadzili, Ketua Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) Pusat Agum Gumelar, Kepala LLDIKTI Wilayah III Toni Toharudin, sejumlah alumni Lembahanas, mantan Menteri UMN Mustafa Abubakar, Rektor Universitas Sahid Linda Purnomo, None Jakarta 1983 Ratih Sang, None Jakarta 1994 Deivy Zulyanti Nasution, mantan Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta, serta sejumlah intelegensia (guru besar) dari berbagai perguruan tinggi.
Sylvi yang mulai dikenal sebagai None Jakarta 1981, lulus S1 Hukum Administrasi dari Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Magister of Science ilmu manajemen kependudukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan doktor ilmu manajemen pendidikan Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Jakarta. Dalam sambutannya sebagai Rektor Institut STIAMI, Sylviana Murni mengingatkan tentang kualitas modal insan terdidik.
Mencapai Visi Melaksanakan Misi
Selama tiga dekade mennempuh karir sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejak dari staf, kepala Biro, Kepala Sub Dinas Pendidikan, Walikota Jakarta Pusat -- walikota perempuan pertama di DKI Jakarta --, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Deputy Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
Sejak belia, khasnya mahasiswa, dia terbilang aktif di berbagai organisasi. Ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Keluarga Mahasiswa Betawi (KM), Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Kini dia juga aktif sebagai Ketua Umum Majelis Alimat Indonesia (2023-2027), dan lain-lain.
Ia pernah menjabat sebagai Wali kota Jakarta Pusat tahun 2008-2010, beliau juga merupakan anggota DPD-RI periode 2019-2024 Dapil Provinsi DKI Jakarta, selain itu beliau aktif sebagai Koordinator Pendidikan Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia dan Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DKI Jakarta (2006-2010).
Dalam sambutannya sebagai Rektor Institut STIAMI, Sylvi yang juga dikenal sebagai tokoh Betawi, itu menegaskan komitmennya untuk berkontribusi menyiapkan kalangan terdidik lulusan perguruan tinggi yang memiliki kualitas unggul dan profesional. Sekaligus mencapai visi dan melaksanakan misi Institut STIAMI dan hasrat menjadikan lembaga pendidikan tersebut sebagai universitas.
Menurutnya, untuk mencapai visi lembaga pendidikan tinggi yang dipimpinnya, itu perlu dirancang miles stone capaian indikator unggul diantaranya melalui peningkatan kualitas akademik, dengan peningkatan akreditasi program studi dan institusi, kurikulum yang relevan dan adaptif, peningkatan kualifikasi dosen.
Tidak Hanya Pintar
Sylvi memandang, peningkatan kualitas penelitian dan publikasi, peningkatan prestasi mahasiswa, reputasi nasional dan internasional, serta peningkatan penyerapan kerja lulusan yang sesuai dengan bidang studinya.
Sylvi menegaskan, keunggulan semata tidak cukup. Keunggulan harus dibarengi dengan nilai-nilai yang berakar pada akhlak mulia, yaitu integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab. Untuk itu, ia berkomitmen, menciptakan kondisi agar seluruh civitas akademika Institut STIAMI dapat menjadi insan yang tidak hanya pintar secara intelektual tetapi juga kokoh dalam karakter, menjadi teladan yang menginspirasi lingkungan sekitar.
Sylvi yang sempat mengikuti program studi College di Australia National University di Canberra, Australia, itu menggantikan Euis Komalawati, yang telah berakhir masa jabatannya sebagai Rektor Institut STIAMI yang kampusnya tersebar di 9 (sembilan) lokasi di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok. Di lembaga pendidikan tinggi ini, mengabdi 282 orang pensyarah (dosen), dengan mahasiswa berjumlah 6.301 orang. Institut STIAMI memusatkan perhatian pada 10 Program studi yang seluruhnya telah terakreditasi A dan Baik Sekali.
Pada acara pelantikannya sebagai Rektor Institut STIAMI tersebut, Ketua DPD RI, Gubernur Lemhanas, dan Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhanas. Sylvi juga ketua IKAL DKI Jakarta.
Dari berbagai sambutan tersebut mengemuka pandangan pentingnya meneguhkan nasionalisme, peningkatan kualitas mahasiswa sebagai modal insan, dan gagasan-gagasan kerjasama yang bisa dilakukan. Sylvia menyatakn, Institut STIAMI terbuka untuk karyawan Lemhanas yang akan meningkatkan studinya. Pun, kemungkinan kerjasama antara Institut STIAMI dengan Universitas Sahid Jakarta. | delanova