Lengang di Jalan Tol Bakauheni - Palembang

| dilihat 996

Catatan Ringan Perjalanan Bang Sèm

Perjalanan Bakauheni - Palembang sepekan usai lebaran lalu (27/4/23) boleh jadi merupakan perjalanan yang lumayan selesa.

Jalan tol lintas Sumatera ruas Bakauheni - Kayu Agung sejak simpang susun Sidomulyo relatif lengang.

Dengan kecepatan rata-rata antara 80 sampai 100 km yang seharusnya berjarak antar kendaraan yang lalu 100 meter, lebih jauh lagi.

Nyaris tak ada kendaraan lain yang mendahului dan hanya sekali dua saja mendahulu kendaraan lain, khasnya bis antar kota yang menuju ke Palembang, Pagar Alam, Jambi, Padang, Pekanbaru, Dumai, bahkan Medan dan Aceh.

Ketika berhenti di rest area KM 87, juga lengang. Hanya beberapa kedai saja yang buka. Lapangan parkir juga tak banyak disinggahi kendaraan yang melintas di ruas tersebut.

Suasana agak ramai, ketika menepi dan rehat rest area KM 163B. Beberapa pengemudi menyebut, mereka masuk dari Gunung Sugih, Terbanggi Besar dan Gunung Batin. Ada juga yang masuk dari Bakauheni.

Mafhud, 45, misalnya. Dia melakukan perjalanan lintas Jawa - Sumatera. Dia baru saja mudik ke kampung halamannya di Magetan dan hendak pulang ke Dumai Riau.

"Berbeda dengan tol lintas Jawa, melintas di jalur tol Bakauheni - Kayu Agung jadi terasa lengang," ujarnya. Mahfud bersama istri dan empat anaknya. "Alhamdulillah, mereka bisa tidur lelap di mobil," ujarnya.

Hal yang sama juga dikemukakan Islahiyati, 55, seorang ibu dengan tiga anak dan dua cucu, yang mengendarai mobilnya sejak selepas subuh dari Jakarta. Ida bertujuan ke Pagar Alam dengan rencana rehat di Prabumulih.

"Supaya fresh besok, ketika menuju ke Pagar Alam via Lahat," katanya. Ibu ini berangkat dengan suami dan kerabatnya, berlima.

Ibu yang sudah beberapa kali melakukan perjalanan lintas Sumatera ke Jambi, Padang dan Bengkulu, biasanya memacu kendaraannya dengan kecepatan yang direkomendasikan 80 km sampai 100 km per jam.

Kali ini dia memacu kendaraannya sampai di atas kecepatan 120 km per jam. Karena lengang, katanya, jarak dengan kendaraan lain bisa 200 meter. Padahal, biasanya 100 meter.

"Alhamdulillah sekarang jalan lebih mulus. Beberapa ruas jalan yang kurang begitu baik kondisinya, sudah diperbaiki. Mudah-mudahan sih begitu seterusnya sampai di pintu tol Kayu Agung," ungkapnya.

Melintasi perbatasan Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera Selatan, suasana jalan tol masih terasa lengang. Hanya sekali dua saja mendahului dan didahului kendaraan lain.

Jalan tol yang dibangun dan dikelola Hutama Karya dengan investasi sekitar 30 triliun, itu tentu memerlukan waktu pengembalian yang relatif lama. Tarif tol Bakauheni - Palembang Golongan I (2023) antara Rp331.500,- sampai Rp39.000,-

Untuk menutuf defisit, penghujung 2021, ruas jalan tol ini sudah ditawarkan untuk dijual melalui Indonesia Investment Authority (INA).

Informasi tentang rencana penjualan ruasa jalan tol ini mengemuka ketika terjadi dengar pendapat antara Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto dengan Komisi VI DPR RI (Rabu: 01/09/21).

Membangun dan mengelola jalan tol sepertui ruas Bakauheni - Palembang ini memang tidak mudah dan memerlukan investasi besar. Sumbernya, tentu melalui pinjaman, meski ada dana PMN (penanaman modal negara) di dalamnya.

Sinergitas antara pembangun dan pengelola jalan tol dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota amat diperlukan. Khasnya dalam melakukan reka ulang tata ruang wilayah, terutama untuk membangun kawasan-kawasan ekonomi baru.

Secara sepintas di kiri kanan ruas jalan tol Bakauheni masih merupakan ladang, kebun dan rawa. Antara lain kebun sawit yang belum menghasilkan, tebu, dan karet.

Selain kawasan Monumen Siger dan Waterpark Fantacy Island yang terkesan sedang disiapkan untuk menjadi kawasan wisata, dan Jakabaring Sport City, belum nampak kawasan yang dapat dipacu dan dipicu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Sejumlah rest area juga nampak lengang. Hanya satu dua ruang saja yang sudah disewa para tenant dan beroperasi, terutama kedai minimart dengan varian produk kopi olahan.

Beberapa rest area di wilayah Lampung dibangun dengan konsep bangunan mencirikan daerah tempatan yang relatif bagus, meski desain dan konstruksinya tak karib untuk pengunjung. Terutama dengan tangga naik dan turunnya.

Bagi pemilik kendaraan, jalan tol dengan jalan yang konstruksinya sebagian besar berupa cor semen beton, ini boleh jadi menmgurangi masa pakai ban.

Tak hanya itu, suasana panas ketika terik matahari menyengat, sangat terasa. Apalagi saat terjadi peningkatan suhu. Pohon-pohon di rest area yang sedang tumbuh memerlukan waktu, sehingga bisa berfungsi sebagai peneduh.

Bagaimanapun juga, ruas jalan tol ini bermanfaat dalam memperpendek jarak (dari 458,4 km menjadi 330 km) waktu tempuh (dari 9 jam menjadi 4 jam). Sekaligus menjadi alternatif percepatan mobilitas orang dan barang. |

Editor : delanova
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1193
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 251
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 423
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 269
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya