Pekan Raya Indonesia 2016

Ajang Eksplorasi Seni Budaya Indonesia

| dilihat 2100

AKARPADINEWS.COM | ISYANA Sarasati tampil menawan. Lantunan suaranya yang merdu, mampu menghibur penonton yang meramaikan Konser 1.000 Band di Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, 3 November 2016.  

Isyana tampil setelah Barasuara menghibur penonton dengan lagu-lagunya yang mencuri perhatian penikmat musik akhir-akhir ini. Dia menyapa penonton sambil memainkan keyboard. Lalu, dengan begitu semangat, dia menyanyikan lagu Pesta. Lagu dengan nada dan lirik ceria itu ada di album debutnya Explore yang dirilis tahun 2015 lalu.

“Untuk para penonton, tidak perlu berusaha menjadi orang lain, hanya untuk dicintai. Be yourself, dan berbahagialah. Berbanggalah dengan apa yang kalian miliki,” pesan Isyana kepada Isyanation, sebutan untuk penggemar Isyana, sebelum melantunkan lagu Keep Being You.

Penyanyi, dengan vokal merdu yang mampu membuat penonton larut ini lalu melanjutkan penampilannya dengan membawa lagu melow tentang seseorang yang kehilangan cintanya berjudul Mimpi. Isyana mampu menciptakan nuansa syahdu dari atas panggung, Lalu, dia menggembirakan lagi suasana dengan menyanyikan lagu untuk orang-orang yang sedang jatuh cinta.

Judulnya, Kau Adalah yang dalam versi aslinya ada bagian rap yang dinyanyikan oleh personil RAN, Rayi. Dalam penampilannya kali ini, sosok Rayi digantikan seorang penonton bernama Rei yang memberanikan dirinya nge-rap di atas panggung.

“Ini nggak direncanakan sebelumnya, tiba-tiba dia dengan begitu percaya dirinya mendatangi saya ke belakang panggung sebelum saya tampil dan bilang kalau dia mau nge-rap di atas panggung,” ujar Isyana.

Setelah menyanyikan lagu All or Nothing, Isyana sempat menampilkan kebolehannya bermain drum. Lagu hit andalannya yang ditunggu-tunggu penonton adalah Tetap Dalam Jiwa yang kemudian menutup penampilan manisnya malam itu.

Sebelumnya, PRI dimeriahkan sejumlah grup band dan artis papan. Mereka meramaikan Konser 1.000 band yang mengangkat tema, “Bangkitnya Musik Indonesia” yang dimulai dari tanggal 20 Oktober hingga 6 November 2016 di ICE BSD City. Setiap harinya, beragam genre musik ditampilkan di pesta rakyat ini, seperti pop, rock, dangdut dan reggae.

Di antara grup band dan artis papan atas itu antara lain: Slank, Kotak, Boomerang, Toni Q Rastafara, Dewa 19 feat Ari Lasso, Titi DJ, Krisdayanti, Tulus dan Ayu Ting Ting, sukses menghibur penonton di PRI pada hari-hari sebelumnya. Di hari ke-6 PRI, (25/10), Slank mengisi panggung utama dengan penampilan yang membakar semangat penonton di hall 2. Slank membuka konser dengan menyanyikan lagu Pulau Biru dilanjutkan dengan lagu I Miss You But I Hate You dan Memang.

Dari awal konser dimulai, para Slankers, fans fanatik Slank, sudah bernyanyi bersama dengan semangat. “Slankers harus berjanji di konser ini, janji untuk tetap senang-senang, tapi tertib,” ujar Kaka di tengah-tengah konser.

Semangat para penonton semakin terbakar ketika dinyanyikannya Mars Slankers yang disambung dengan lagu Garuda Pancasila. Tidak ketinggalan, Slank membawakan lagu-lagunya yang khas mengangkat isu sosial dan menyindir praktik korupsi lewat lagunya Seperti Para Koruptor, Halal dan Birokrasi Kompleks.

Penonton yang menikmati penampilan Slank tidak hanya memadati panggung utama saja, tapi meluas sampai ke hall 3. PRI 2016 juga dimeraihkan Andra & The Backbone, Musikimia, RAN, Ras Muhammad dan Raisa.

Selain suguhan konser musik, PRI 2016 juga dimeriahkan pameran fotografi. Rio Wibowo, setelah sukses menggelar roadshow di lima kota, fotografer yang dikenal dengan Rio Motret, didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, mempersembahkan Alkisah, sebuah pameran foto yang mengkolaborasikan dunia seni dan fashion.

Pameran yang mengangkat kembali dongeng dan legenda Indonesia itu dibingkai dalam konsep fotografi, yang dikemas dalam bentuk entertainment. Pameran digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, 20 Oktober – 06 November 2016.

“Kami antusias dengan hadirnya pameran foto Alkisah ini karena menjadi medium memperkenalkan cerita rakyat Indonesia melalui seni fotografi, khususnya terhadap generasi muda. Kami berharap pameran foto ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal cerita rakyat Indonesia,” ujar Renitasari Adrian,  Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Bekal pertemanan dengan para selebritis, membuat pameran foto Alkisah ini didukung lebih dari 100 pekerja seni, yang terdiri di antaranya para selebritis ternama. Mereka berpartisipasi sebagai model dari 24 cerita rakyat yang disajikan Rio.

Tidak hanya selebritis, Rio pun menggaet desainer yang memiliki nama besar di Indonesia, dilengkapi dengan puluhan penata busana dan asesoris, serta penata rias. Proyek pameran foto itu merupakan bentuk apresiasi Rio yang telah berkarya selama 10 tahun di tanah air.

Berbeda dengan kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, dan Yogyakarta, di mana Alkisah sudah lebih dahulu digelar, Rio khusus mengangkat kisah Puteri Junjung Buih dari Kalimantan Selatan yang ditampilkan Olla Ramlan dengan anggun. Pameran foto ini juga mengangkat legenda dan cerita rakyat dari berbagai daerah, antara lain: Dewi Kunti, Srikandi, Drupadi, Dewi Sri, Ken Dedes, Sabai Nan Aluih, Malin Kundang, Si Pitung, Lutung Kasarung, Sangkuriang, Jaka Tarub dan 7 Bidadari, Timun Mas, Roro Jonggrang, Bawang Merah Bawang Putih, Nyi Roro Kidul, Keong Mas, Ande Ande Lumut, Calon Arang, Asal Mula Banyuwangi, Rara Mendut, Cindelaras, Danau Toba, Rama Shinta, dan Puteri Junjung Buih

Ide Alkisah muncul ketika Rio menyadari jika banyak sekali dongeng luar negeri yang bertahan dari generasi ke generasi. Padahal, di Indonesia banyak cerita rakyat dari berbagai daerah. Oleh sebab itu, dengan bangga pada kekayaan budaya Indonesia, Rio bertekad membuat pameran foto Alkisah demi menyadarkan masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal kebudayaan sendiri.

“Pameran foto ini merupakan salah satu pencapaian karier saya sebagai fotografer. Merupakan kebanggaan bagi saya dapat mengajak teman-teman selebritis, stylist, desainer, dan kontributor lainnya dalam rangka mengenalkan cerita-cerita rakyat yang ada di Indonesia dengan media foto yang dipadukan dengan elemen adibusana yang kuat," kata Rio. Dia pun berharap, meski di era modern sekarang ini, masyarakat tetap harus mengenal budaya Indonesia dan melestarikannya.

Kontribusi ratusan pekerja seni dan selebritis yang terlibat dalam pameran foto Alkisah ini menjadi kolaborasi yang luar biasa dalam memajukan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan roadshow Alkisah, pameran di PRI 2016 ini, dikonseptualisasikan begitu megah dan modern. Namun, tidak meninggalkan citra dan esensi kebudayaan Indonesia.

"PRI 2016 adalah pesta rakyat Indonesia yang mengedepankan kenyamanan dan untuk pertama kalinya digelar di venue indoor dengan standar Internasional. Penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia menunjukkan kerja nyata dalam berbagai bidang untuk membangun Indonesia, baik di bidang kuliner, musik, wirausaha, hiburan keluarga yang mendidik dan sebagainya. Kehadiran pameran foto Alkisah yang memeriahkan PRI ini diharapkan mampu memperkuat kebanggaan dan cinta dengan kekayaan Indonesia dengan mengenal beragam legenda dan cerita rakyat yang dikemas dalam seni fotografi,” ujar Irwan Oetama, Ketua PRI 2016.

Acara yang menjadi puncak rangkaian roadshow Alkisah di berbagai kota ini itu diramaikan peragaan busana yang indah dan menawan karya desainer Denny Wirawan, Rinaldy A. Yunardi,  Ivan Gunawan, dan Ferry Sunarto. Para pengunjung PRI 2016 ini juga dihibur dengan suara merdu Titi DJ dan Krisdayanti.

“Saya merasa bangga menjadi bagian dari seratus pekerja seni yang terlibat dalam pameran foto alkisah ini. Ketika diajak oleh Rio untuk berpartisipasi, tentu saja saya langsung menyetujuinya. Konsep yang ditawarkan Rio cukup unik, banyak yang telah melupakan cerita rakyat kita. Rio kembali mengangkat cerita-cerita rakyat tersebut dengan konsep yang segar dan lebih modern, sehingga sangat menarik untuk dijadikan sebuah pameran foto. Sayapun mendesain khusus rancangan bajunya agar memperkuat pesan dalam cerita rakyat yang akan disampaikan,” papar Denny Wirawan, salah satu desainer ternama yang berkontribusi dalam pameran foto Alkisah.

Workshop Kreatif

PRI 2016 juga menggelar ruang eksplorasi seni yang diisi dengan beragam workshop kreatif dan pagelaran budaya yang menampilkan pertunjukan tarian-tarian nusantara. Workshop yang diadakan selama PRI di antaranya workshop sablon, membuat tas tangan dari kaos bekas, membuat boneka dari kertas, rubber cut (mencukil di atas karet, kemudian disablon ke media pouch), dan membuat alat musik dari keramik.

Workshop membatik menghadirkan Irma Haryadi sebagai pengajar. Irma adalah seorang praktisi kesenian yang aktif mengajar membatik dan melukis dengan menggunakan kain perca. Peserta diajarkan membuat karya batik tulis di atas saputangan, dimulai dari pembuatan desain, hingga proses pelorotan lilin.

Pada saat workshop, pola desain sederhana disiapkan untuk dapat ditiru peserta. Peserta juga dibebaskan membuat desain sendiri sesuai selera dan kreativitas. Pengunjung tidak dikenakan biaya untuk mengikuti workshop dan saputangan hasil karya peserta setelah selesai dapat dibawa pulang.

“Masyarakat sudah banyak yang mengenal batik dan tahu tentang proses pembuatan batik. Dengan melakukannya sendiri, mereka akan lebih mengapresiasi, lebih memahami dan semakin mencintai karya wastra lokal.” ujar Irma Haryadi.

Tembi Rumah Budaya sebagai pihak yang mengoordinasikan kegiatan pagelaran musik nusantara, ruang eksplorasi seni, dan pagelaran budaya di Panggung Nusantara. Melalui ruang eksplorasi seni ini, Tembi Rumah Budaya ingin lebih mendekatkan lagi seni rupa ke masyarakat umum.

“Teknik sablon, mencukil, dan lainnya biasanya hanya dipelajari di sekolah-sekolah seni rupa. Kami kenalkan ke masyarakat yang lebih luas lagi. Ternyata, pengunjung PRI sangat antusias, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Jadi mereka tahu bagaimana proses teknik dan membuatnya. Ini memberikan pengalaman baru kepada pengunjung PRI,” ujar Titin Natalia, Humas Tembi Budaya Yogyakarta.

Selain workshop membatik, ditampilkan Tarian Kabasaran dan musik kolintang dari Sanggar Bapontar dari Sulawesi Utara, di Panggung Nusantara. “Saya salut dan bangga dengan PRI, karena dengan menghadirkan sanggar-sanggar tari nusantara tampil di acara ini terlihat wujud kepedulian penyelenggara PRI terhadap budaya,” ujar Beiby Sumanti, pendiri Sanggar Bapontar.

Rampak Bedug dari Banten) oleh Sanggar Tari Yudha Asri, Tari Mambri (Papua Barat), Tari Jaipong (Jawa Barat), Reog Ponorogo (Kesenian Jawa Timur), Tari Lesung (Banten), Tari Saman (Aceh), Sisingaan & Jajangkungan (kesenian Sunda), telah tampil sebelumnya di PRI. Tari Minang (Sumatera Barat), Ondel-Ondel & Tanjidor (kesenian Betawi), Tari Saman & Lenggang Marawis oleh SMP AL-Azhar BSD juga memeriahkan PRI.

“Di acara PRI, mereka tidak hanya sebagai sekadar pengiring atau pelengkap acara, tapi mereka mendapat ruang di panggung nusantara sebagai penampil utama. Dengan begitu tari-tari nusantara akan semakin dikenal lagi khususnya untuk generasi muda masa kini,” ujar Titin.

Sebelumnya, tanggal 23 Oktober lalu, PRI menampilkan musik dari beragam daerah, seperti penampilan Nusa Tuak (Nusa Tenggara Timur), Komunitas Ronggeng Deli (Anjungan Sumatera Utara TMII), Keroncong Tugu (Betawi), Kunokini & Svaraliane (Kreasi-Nusantara), Saung Angklung Udjo (Jawa Barat), Hanyaterra (Jatiwangi, Majalengka) dan banyak lagi. Pagelaran musik nusantara tersebut berlangsung setiap hari pada pukul 19.30 WIB  di Panggung Nusantara yang terletak di Nusantara Hall, hingga tanggal 6 November 2016.

23 Oktober 2016 lalu, pagelaran musik nusantara menampilkan HorjaBius (Batak, Sumatera Utara), sebuah band riset yang berkonsentrasi di jalur budaya Batak, menampilkan musik budaya Batak yang tergali secara objektif melalui riset panjang. Dulunya, Bius dikenal dalam budaya masyarakat Batak, sebagai hukum adat tertinggi dalam persekutuan masyarakat Batak yang terdiri atas beberapa marga, dalam suatu wilayah atau huta.

Pimpinan tertinggi Bius dari Raja Marga Sipungka Huta (Raja Bius) yakni golongan marga perintis (penguasa) yang mendiami, sekaligus memiliki huta tersebut. Bius sangat dihormati sebagai hukum dan ikatan persatuan antara marga-marga Sipungka Huta dengan marga-marga pendatang di wilayah atau huta itu. Kegiatan budaya Batak yang dilakukan antar marga ini disebut Horja Bius. Dari asal kata itulah nama band HorjaBius berasal.

Sakatalu dari Jawa Barat tampil di Panggung Nusantara, 24 Oktober 2016. Mereka menampilkan kreativitas pertunjukan musik anak-anak muda berbakat yang dikemas dengan menggabungkan gerak dan aransemen musik melalui harmonisasi instrumen tradisi dan modern. Sakatalu membawakan berbagai jenis dan genre lagu mulai dari lagu daerah, nusantara, pop Indonesia hingga mancanegara. Lagu yang dibawakan ialah lagu yang sedang popular, baik di kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. | ADV

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Energi & Tambang
Ekonomi & Bisnis
05 Apr 25, 17:48 WIB | Dilihat : 648
China Serang Balik Kebijakan Tarif Trump
05 Apr 25, 09:03 WIB | Dilihat : 698
Pemodal Asing Dunia Bakal Melawan Keputusan Tarif Trump
04 Apr 25, 09:54 WIB | Dilihat : 662
Tarif Trump Menekan Ekonomi ASEAN
27 Okt 24, 17:53 WIB | Dilihat : 1709
Pencapaian Industri Halal Malaysia
Selanjutnya