AS Kembangkan Kapal Selam Tanpa Awak

| dilihat 3561

AKARPADINEWS.COM| KEKUATAN militer sangat penting bagi sebuah negara. Selain memiliki prajurit yang handal di medan perang, kekuatan militer juga ditopang oleh kecanggihan persenjataan. Karenanya, pengembangan teknologi militer harus terus ditingkatkan guna mendukung upaya menghalau ancaman militer dari negara lain.

Salah satu negara yang gencar mengembangkan teknologi militer adalah Amerika Serikat (AS). Defence Advanced Research Projects Agency atau lembaga riset pertahanan (DARPA) AS, telah mengembangkan teknologi kapal selam tanpa awak untuk pengamanan sektor kelautan. Kapal selam otomatis itu bernama Anti-Submarine Warfare Continuous Trail Unmanned Vessel (ACTUV).

Kapal selam yang sudah dikembangkan sejak 2010 tersebut berdesain trimaran, yakni terdapat tiga lumbung kapal yang saling terhubung. Kapal selam berjuluk Sea Hunter tersebut memiliki level stabilitas dan kelayakan yang tinggi. Dengan begitu, saat bermanuver, baik di permukaan maupun di dalam laut, Sea Hunter dapat bergerak luwes.

Untuk lapisan lumbung kapal dan suprastrukturnya, kapal selam dengan panjang 41 meter tersebut, dibalut dengan bahan karbon komposit anti tembus radar sehingga sulit dilacak. Kapal selam ini juga memiliki kekuatan dan kecepatan yang berimbang.

Selain itu, Sea Hunter dilengkapi dengan dua teknologi sonar yang dipasang pada tonjolan di bagian tengah kapal. Sensor pertama ialah sensor sonar frekuensi menengah, di bagian tengah tonjolan lambung kapal, dan sensor sonar frekuensi tinggi, pada ujung tonjolan tersebut. Kedua sensor sonar tersebut memiliki fungsi untuk mencari, mengidentifikasi, dan melacak keberadaan benda-benda asing di dalam laut, seperti kapal selam lainnya atau senjata nuklir yang tersembunyi.

Sensor sonar frekuensi tinggi yang dimiliki Sea Hunter juga dapat memeroses informasi benda yang mencurigakan dengan memberikan penggambaran sintetik, gambar dan suara. Benda tersebut kemudian diproses dalam bank data dengan cepat karena di kapal selam ini terdapat teknologi komunikasi dengan jaringan tersendiri, langsung terhubung ke satelit militer, sehingga tidak akan mengalami hambatan sinyal.

Dengan teknologi jaringan komunikasi tersebut, Sea Hunter juga dapat dikendalikan dari jarak yang amat jauh, hingga beberapa ribu kilometer. Fungsi lain jaringan komunikasi tersebut ialah untuk berkomunikasi antar kendaraan militer otomatis lainnya agar tidak saling serang atau bertabrakan.

Kapal selam ini juga akan dipasang teknologi komputerisasi terbaru sehingga menjadikan Sea Hunter sebagai kapal selam paling modern di abad ini. Kapal selam tersebut memiliki program sensor periferal pada sistem radarnya, sistem elektro optikal untuk pemetaan wilayah sekitar kapal, dan piranti elektronik untuk melakukan pemantauan dan penyadapan terhadap kapal selam yang berpotensi dapat menjadi ancaman.

Rencananya, Sea Hunter akan beroperasi secara resmi di perairan AS pada bulan April tahun ini. Untuk mempersiapkan tugas resmi pertamanya sebagai kapal selam otomatis, pihak DARPA sudah menaruh kapal selam ini di Swan Islands, Portland, AS.

Sea Hunter nantinya akan menyisir perairan AS dan merespon segala perilaku mencurigakan di perairan AS, baik ancaman serangan militar dari kapal selam negara lain maupun kapal penyelundup barang. Kapal selam ini akan dioperasikan selama 60 hingga 90 hari di perairan AS dengan mode otomatis. Setelah itu, kapal selam akan kembali ke pelabuhan militer untuk mendapatkan perawatan rutinnya. Pengembangan teknologi kapal selam otomatis yang dilakukan AS perlu dijadikan contoh bagi Indonesia.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : Asia Times/Foxtrot Alpha
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 524
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1045
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 265
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 739
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 940
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1169
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1430
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1578
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya