MUI : Mendukung Palestina Wajib

Syarikat Islam Mengutuk Keras Pembunuhan Haniyeh

| dilihat 459

Syarikat Islam bersikap tegas, mengutuk keras pembunuhan atas pemimpin politik HAMAS, Ismail Haniyeh (Rabu/31.7.24). Pernyataan itu disampaikan Presiden Syarikat Islam Hamdan Zoelva, melalui siaran pers pada hari yang sama.

Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas terkena proyektil roket yang menghunjam rumah singgahnya di Teheran, Iran lepas pukul 02.00 dinihari Rabu tersebut.

Hamdan (yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonsia 2013-2015) menyatakan duka mendalam atas wafatnya Haniyeh dan mendoakan pemimpin saleh yang moderat tersebut.

Melalui Hamdan, Syarikat Islam, menilai, insiden dalam serangan rahasia tersebut merupakan serangan zionis Israel yang memang mengincarnya. "Serangan tersebut menunjukkan, zionis Israel memang tidak punya i’tikad baik, sehingga apa pun misi perdamaian yang disuarakan oleh berbagai negara di dunia, akan terhambat."

Sebagaimana diketahui, zionis Israel kini dipimpin oleh Benjamin Netanjahu dan Isaac Herzog dari partai Likud yang memilih jalan menguasai seluruh tanah air Palestina dengan berbagai cara.

Terbunuhnya pemimpin Hamas yang saleh dan seorang hafidz Al Qur'an, itu sekali lagi, menurut Hamdan, membuktikan, tidak adanya keinginan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Hamdan mengatakan, Syarikat Islam menilai, serangan yang dilancarkan zionis Israel tersebut merupakan bagian dari serangan dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Serangan ini juga merupakan teror terhadap kemanusiaan.

Syarikat Islam meyakini, Ismail Haniyeh seorang syuhada dan gugur dalam keadaan syahid fi sabilillah dan tambah memicu semangat pejuang HAMAS untuk merebut kembali tanah Palestina, serta merdeka sebagai suatu negara dan bangsa.

Menurut tokoh Islam Indonesia yang visioner ini,  gugurnya Haniyeh tersebut tidak akan membuat perlawanan militer Palestina terhadap Israel akan surut. Sebab, yang dilakukan Israel jelas-jelas menabuh genderang perang total di kawasan tersebut. Bahkan akan melibatkan berbagai kalangan pejuang di Timur Tengah.

Hamdan dan Syarikat Islam menilai, serangan militer Israel atas pemimpin Hamas ini justru akan memperburuk posisi Israel di mata negara-negara dunia. Mereka akan semakin menempatkan posisi keberpihakan kepada Palestina dari aspek apa pun. Dukungan internasional akan semakin menguat bagi kemerdekaan rakyat Palestina.

Suasana batin sebagaimana  tersirat dan tersurat dalam pernyataan Syarikat Islam, juga terasa dalam Forum Ukhuwah Islamiyah yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta pada hari yang sama.

Para pimpinan MUI dan organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia sama berpandangan, bahwa dukungan kepada para pejuang Palestina memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaannya, adalah wajib.

Ukhuwah Islamiyah Penting

Dalam konteks itulah, menurut Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud ukhuwah Islamiyah menjadi penting. Dikemukakannya, menghadapi persoalan di Palestina dan dunia yang makin kompleks ini, menciptakan ukhuwah yang sesungguhnya merupakan  pilihan yang harus diaplikasikan secara tepat.

Ukhuwah Islamiyah diharapkan menjadi wadah konsolidasi gerakan keumatan. Umat Islam mesti bersatu, meski terdapat perbedaan. "Kita tetap bisa bersatu dalam satu tujuan bersama,”ungkapnya.

Akan halnya Asrorun Niam Sholeh, pemimpin Komisi Fatwa MUI Pusat menyatakan, sikap MUI sudah jelas tertuang dalam fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Dukungan Kepada Perjuangan Palestina.

Fatwa tersebut mewajibkan umat Islam untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan melarang segala bentuk dukungan kepada Israel dan sekutunya. 

Fatwa MUI tersebut merupakan landasan berfikir, mengapa keputusan diambil dan selanjutnya menjadi pedoman yang harus dilaksanakan. Karenanya, fatwa yang sudah ditetapkan harus dipahami sebagai pedoman yang bersifat mengikat dan wajib dijalankan oleh umat Islam.

Seirama dengan apa yang berkembang di kalangan umat Islam dan rakyat Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Syarikat Islam Yudhi Irsyadi mengajak seluruh masyarakat dunia dan khususnya rakyat Indonesia untuk memboikot produk-produk Israel dan yang mendukung terorisme Israel terhadap masyarakat dan bangsa Palestina.

Boikot Produk Afilisasi Israel

Yudhi menyatakan, boikot ini merupakan bentuk perlawanan masyarakat dunia terhadap aksi-aksi terorisme negara yang dilakukan terhadap negara dan bangsa lain.

Ia mengemukakan, pemboikotan produk yang berafiliasi dengan Israel tersebut bisa semakin memperkecil peluang bantuan logistik masuk ke Israel karena menurunnya omzet perusahaan-perusahaan tersebut. Boikot tersebut, menurut Yudhi,  juga sekaligus memotong bantuan dukungan logistik bagi aksi terorisme itu.

Kendati demikian, dalam hal boikot, berbagai pandangan berkembang di dalam forum Ukhuwah Islamiyah MUI tersebut. Antara lain aksi boikot atas produk sambil sekaligus menunjukkan kepada umat Islam Indonesia, produk-produk lokal yang tak kalah kualitasnya dengan produk afilisasi Israel. Termasuk juga informasi yang tepat terkait bantuan dari umat Islam Indonesia kepada rakyat Palestina.

Pembicaraan di dalam form tersebut juga mengingatkan, perlunya organisasi kemasyarakat Islam di Indonesia melakukan sosialisasi secara intensif di dalam lingkungan masing-masing. Supaya tak ada lagi kader atau anggota yang mencelat berhubungan dengan Israel. Tanpa kecuali juga melakukan kajian mendalam tentang sistem ekonomi praktis, seperti perbankan, yang sangat kuat menggunakan sistem berbasis budaya zionis Israel.

Aksi boikot atas produk afilisasi zionis Israel juga mesti dilihat sebagai momentum bagi Indonesia meningkatkan kualitas produk dalam negeri yang dihasilkan oleh dunia usaha dari kalangan umat Islam di Indonesia.

Di sisi lain, berkembang pandangan, jangan lagi umat Islam Indonesia dihadapkan oleh ironi. Di tengah aksi boikot dilakukan, impor produk afiliasi Israel justru meningkat. | delanolva

Editor : delanova
 
Sporta
Polhukam
12 Jan 25, 03:58 WIB | Dilihat : 376
Alam Mendahului Ancaman Trump
11 Des 24, 05:26 WIB | Dilihat : 407
Reorientasi ke Sistem Kesejahteraan Semesta
Selanjutnya