Perkumpulan UMA Lanjutkan Perjuangan Lafran Pane

| dilihat 1601

PERKUMPULAN Usaha Memajukan Anakbangsa (UMA) yang digagas dan dipimpin sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang konsisten mewujudkan Insan Cita yang mencerminkan arah perjuangan Prof. Drs. Lafran Pane – pendiri HMI, bersyukur atas ditetapkannya Prof. Drs. Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui persetujuan Presiden Jokowi, pada Selasa : 7 November 2017.

Lafran Pane, begitu pahlawan nasional ini biasa dipanggil, ditetapkan sebagai pendiri HMI pada Kongres HMI XI di Bogor, tahun 1974, di tengah situasi pergerakan mahasiswa mulai dinamis kembali.

Lafran Pane memimpin sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam di Yogyakarta, mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam, sebagai bagian dari tanggungjawab mahasiswa dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta di Jakarta, pada 17 Agustus 1945.

Kiprah perjuangan HMI menjaga dan mengawal kemerdekaan itu diakui oleh Panglima Besar TNI, Jenderal Sudirman, yang menyatakan, bahwa HMI bukan hanya Himpunan Mahasiswa Islam, melainkan juga Harapan Masyarakat Indonesia.  Organisasi perjuangan kemahasiswaan ini bertujuan : Terciptanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Esensi tujuan itulah yang dikenal dengan kualifikasi Insan Cita.

Menurut Ketua Umum Perkumpulan UMA, kualifikasi Insan Cita pada hakikatnya merupakan esensi kualifikasi insani manusia Indonesia yang kreatif, kompeten di bidang pengabdiannya masing-masing, religius, dan berkomitmen untuk merawat Indonesia yang sesuai dengan cita-cita perjuangan kemerdekaan.

“Perkumpulan UMA yang berkomitmen Merawat Indonesia dengan Cinta, berkomitmen menjadi perkumpulan yang berorientasi pada terciptanya anak bangsa Indonesia berkualitas sebagai modal insan berdayasaing global,”jelas Tigor, mantan aktivis HMI Cabang Bandung.

Akan halnya Sofhian Mile, Ketua Badan Pengawas Perkumpulan UMA menyatakan, kualifikasi manusia Indonesia masa depan yang paralel dengan insan cita yang diinisiasi oleh Lafran Pane dan kawan-kawan, adalah manusia relijius, cendekia, sehat, visioner, mandiri dan berdaya saing global di seluruh profesi dan aspek kehidupan.

“Perkumpulan UMA mengimplementasikan gagasan Pak Lafran melalui kerja-kerja kongkret. Mulai dari mengembangkan gagasan-gagasan alternatif masa depan, seperti pengembangan energi baru terbarukan, kajian-kajian kritis dan cendekia, serta studi tentang politik, kebijakan publik, ekonomi, sosial, dan budaya yang aktual bagi kemajuan bangsa ke depan,”tegas Sofhian yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Manado.

Akan halnya Ferry Mursidan Baldan, salah satu pendiri Perkumpulan UMA yang juga mantan Ketua Umum PB HMI, menyatakan, salah satu spirit Lafran Pane yang diaktualisasikan oleh Perkumpulan UMA adalah prinsip independensi yang mengharmonisasi ruh keindonesiaan dan keislaman dalam satu tarikan nafas perjalanan panjang kita merawat Indonesia dengan cinta, menuju masa depan Indonesia yang lebih baik dan lebih baik lagi.

“Dalam konteks itu, Perkumpulan UMA memainkan peran sebagai fasilitator dan katalisator proses transformasi sosial masyarakat Indonesia yang berdaulat, berdaya saing, dan unggul dalam peradaban,”ujar Ferry yang juga mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, itu.

Selaras dengan penjelasan Ferry, Afni Achmad, salah seorang pendiri Perkumpulan UMA menegaskan fungsi perkumpulan ini sebagai sentra pengembangan potensi masyarakat kreatif, inovatif, dan visioner sebagai modal manusia penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. “Perkumpulan UMA akan memainkan peran sebagai mitra kritis pemerintah terdepan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan ?berbasis kesejahteraan dan keadilan social,”ungkap Afni, yang mantan anggota DPR RI, dan sempat menjadi Pjs Ketua Umum HMI cabang Jakarta di masa kritis – pergerakan mahasiswa era 70-an.

Intinya adalah Perkumpulan UMA melanjutkan kiprah perjuangan Lafran Pane yang mengedepankan prinsip nasionalisme religius dan independensi. Selebihnya, menurut Ade Adam Noch, salah seorang pendiri Perkumpulan UMA, yang diwarisi oleh Perkumpulan UMA adalah nilai keikhlasan dan kesungguhan dalam mewujudkan cita-cita. Termasuk dalam menghadapi berbagai cabaran (tantangan) perubahan zaman. “Kita memanifestasikan harmoni keislaman, keindonesiaan, dan independensi dalam satu nafas,”ujar Ade, mantan Deputy Kepala BNP2TKI yang juga mantan Ketua Umum Hmi cabang Manado.

Rasa syukur Perkumpulan UMA diwujudkan dalam bentuk santunan terhadap anak yatim piatu pada Kamis, 9 November 2017 di Warönk Uma – Lenteng Agung Jakarta Selatan. Perkumpulan ini juga menggelar Unity Golf Tournament 2017 di Klub Golf Bogor Raya, Ahad 12 November 2017 bertema kepahlawanan, sebagai bagian dari cara menggalang kebersamaan untuk melaksanakan program mandiri Perkumpukan UMA. | widyani

Editor : sem haesy
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 731
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 888
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 839
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 233
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 405
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya