Bang Sem
AKARPADINEWS.COM | DARAH dan airmata terus bersimbah ketika ibadah shaum Ramadan sedang dilakukan oleh muslimin dan muslimat Palestina di sepanjang Jalur Gaza. Puluhan rumah sudah rata dengan bumi menjadi sasaran serangan udara Israel. Ratusan warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan menjadi korban, wafat sebagai martir.
Meski dunia internasional sudah berteriak agar Israel menghentikan serangan, dendam kesumat mereka belum juga reda. Pertempuran tak berimbang yang dipicu oleh berkoalisinya Hamas dan Al Fatah untuk menyelenggarakan pemerintahan persatuan Palestina, tak akan berakhir dalam waktu dekat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bahkan bersumpah, "lebih mengintensifkan serangan terhadap Palestina di Jalur Gaza. “Militan Palestina akan membayar dengan harga yang mahal untuk serangan roket mereka di Israel,” ujarnya. Netanjahu mengabaikan agresi dan kekejaman Israel yang selama ini dilakukannya terhadap warga sipil Palestina. Terutama di jalur Gaza.
Kemarin, Menteri Pertahanan Israel, mantan kepala IDF (Israel Defence Forces), Moshe Ya'alon staf mengumumkan, operasi penyerangan akan terus dilakukan. Dengan sandi Operasi Ujung Pelindung, dikatakannya, serangan Israel yang merampas hak kemanusiaan warga Palestina, itu merupakan awal dari serangan mereka terhadap kaum militan Hamas. “Operasi militer tidak akan berakhir hanya dalam beberapa hari," katanya. Bahkan dikatakannya, "kami sedang merencanakan perluasan operasi dengan segala cara.”
Kamis, 10/7 Ya’alon mengatakan, "Kami akan terus menyerang. Kita telah menghancurkan senjata, infrastruktur, komando dan kontrol sistem mereka.” Serangan itu akan terus dilakukan dan menyasar ke segala sudut wilayah Gaza, yang mereka curigai sebagai tempat bermukim para pejuang Hamas. “Kami akan habisi Hamas dan akan kami hancurkan pemerintahan koalisi Hamas - Fatah,” serunya, pongah.
Para pemimpin Hamas dan Al Fatah tak menggubris ancaman itu. Bagi mereka, pemerintah persatuan hasil koalisi mutakhir, adalah salah satu jalan terbaik untuk memperkuat persatuan Palestina. Dengan pemerintahan koalisi itu, perjuangan melawan Israel tak lagi bersifat spasial dan sporadis.
Tak kurang dari 82 roket sejak beberapa hari terakhir, sudah diluncurkan oleh Hamas, dan diklaim berhasil mereka patahkan dengan teknologi perisai pembalik serangan roket. Para warga Isarel di kawasan yang menjadi sasaran roket Hamas, bahkan menganggap ledakan roket Hamas yang ditangkal Israel ibarat kembang api di malam-malam pesta mereka.
Israel tak akan peduli dengan tekanan dunia internasional. Mereka juga tak peduli bila serangan udara yang mereka lakukan lebih banyak memakan korban warga sipil Palestina. Mereka menutup mata dan telinga atas kenyataan, bahwa yang menjadi korban utama serangan mereka adalah kaum perempuan dan anak-anak, serta kalangan manula, yang harus dilindungi, meski dalam keadaan perang.
Israel tak ambil peduli, apa yang mereka lakukan merupakan pelanggaran atas kesepakatan genjatan senjata yang disepakati di Mesir, 2012 lalu. Bagi mereka, yang penting adalah mengirim peluru dan mesin-mesin pembunuh yang membinasakan manusia. Target utamanya adalah melenyapkan bangsa Palestina dari atas muka bumi. |