Dinasti Politik Guncang Filipina

Parlemen Makzulkan Wakil Presiden

| dilihat 791

RABU (5/2/25) kelabu bagi separuh jagad politik Filipina. Hari itu, melalui pemungutan suara, anggota parlemen (House of Representative) negeri jiran di seberang Pulau Miangas, itu memakzulkan Wakil Presiden (Wapres) Sara Zimmerman Duterte - Carpio, yang populer disebut Sara Duterte.

Wapres Sara Duterte dimakzulkan atas berbagai alasan politik.  Antara lain karena pernyataannya, bahwa dia telah menugaskan seseorang untuk membunuh Presiden Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr, bila dirinya terbunuh (Nov 2024). Sara juga dituding melakukan korupsi dalam skala besar, selain tak mampu mengecam keras tindakan agresif China atas pasukabn Filipina di Laut China Selatan yang menjadi tumpuan sengketa politik.

Pasangan Presiden Bongbong Marcos dan Sara Duterte ternyata memang tak seiring jalan. Kepemimpinan mereka berdua retak dan membuat negeri itu menjalankan demokrasi yang gaduh bersimbah perseteruan terbuka. Dinasti politik yang melatari Presiden dan Wakil Presiden mengguncang politik Filipina.

Presiden Bongbong Marcos menguasai parlemen. Speaker (Ketua) parlemen adalah Martin Romualdez, sepupunya, yang memimpin para anggota parlemen pendukung Bongbong. Berkali-kali, dengan lantang, Sara Duterte menuding, Presiden Bongbong Marcos, istrinya, dan Martin Romualdez melakukan korupsi, dan menciptakan kondisi kepemimpinan nasional yang lemah.

Sara Duterte dan pengikutnya kerap pula menuding Bongbong berusaha membungkamnya, lantaran mereka berspekulasi, Sara Duterte akan mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2028, mendatang. Persisnya, setelah masa jabatan enam tahun Bongbong Marcos berakhir.

Sara Duterte adalah puteri Presiden Filipina (2016-2022) Rodrigo Duterte. Akan halnya Bongbong adalah putera Presiden Filipina (1965 - 1986) Ferdinand Marcos Sr.

Yellow / EDSA Revolution

Ferdinand Marcos dikenal sebagai Presiden Filipina yang dikenal sebagai diktator otoriter. Fredinand Marcos tumbang dari puncak kekuasaannya, setelah kekuatan rakyat menerjang dan menguasai Istana Malacanang dalam revolusi damai yang juga dikenal sebagai Yellow Revolution pimpinan Cory (Corazon) Aquino.

Yellow Revolution juga dikenal sebagai EDSA Revolution. EDSA adalah singkatan Epifanio de los Santos, jalan raya mnelingkar dengan akses terbatas di sekitar Manila, ibu kota Filipina. Jalan raya dari Utara ke Selatan, ini menghubungkan 6 dari 17 unit pemerintahan daerah atau kota di Metro Manila, yaitu, Caloocan, Quezon City, San Juan, Mandaluyong, Makati, dan Pasay.

Revolusi rakyat dalam unjuk rasa besar di jalan itu berlangsung antara 22 - 25 Februari 1986, dan memuncak lantaran dipicu oleh kematian Filipina Benigno (Ninoy) Aquino, tokoh utama oposisi masa itu, yang ditembak beberapa saat setelah keluar pintu pesawat di bandar udara internasional Manila (kemudian bernama Ninoy Aquino International Airport). Ninoy kala itu, baru tiba dari pengasingannya di luar negeri.

Berbagai referensi dan informasi mengemukakan, keretakan hubungan politik Presiden Bongbong Marcos dengan Sarah Duterte disebabkan -- antara lain -- oleh perbedaan sikap dalam politik luar negeri. Bongbong hendak meneruskan politik luar negeri ayahnya, meningkatkan hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat.

Sedangkan Wakil Presiden Sara Duterte, keukeuh melanjutkan sijkap politik ayahnya, Presiden Rodrigo Duterte yang memelihara hubungan baik dengan Tiongkok dan Rusia. Itu sebabnya 'kaki tangan' Presiden Bongbong di parlemen memandang Sara sebagai penghalang bagi kebijakan atau politik luar negeri Bongbong.

Tak Mengungkap Tuduhan Spesifik

Atas aksi parlemen yang memakzulkannya, Wapres Sara Duterte tak berkomentar. Tapi, anggota parlemen Paolo Duterte, adik laki-lakinya menyatakan, pemakzulan tersebut merupakan aksi penganiayaan politik yang nyata.

Dia mengatakan, para anggota parlemen pendukung Presiden Bongbong telah bermanuver, segera mengumpulkan tanda tangan dan mendorong "kasus pemakzulan yang tidak berdasar" itu untuk dibawa ke Senat.

Pemungutan suara harin Rabu tersebut, menghimpun 215 dari 306 suara anggota parlemen yang mendukung resolusi untuk menetapkan pasal-pasal pemakzulan. Kata Martin Romualdez, Ketua Parlemen, "Setelah diajukan oleh lebih dari sepertiga anggota DPR, atau total 215 anggota ... mosi tersebut disetujui." Artinya, membuka jalan bagi persidangan Senat yang dapat mencopot Sara Duterte dari jabatannya.

Kendati resolusi yang memantik mosi tidak percaya kepada Sara Duterte tersebut tidak mengungkap tuduhan spesifiknya, pemungutan suara parlemen telah menyusul pengajuan tiga pengaduan pemakzulan terhadap Duterte pada bulan Desember 2024.

Pengaduan tersebut menuduh Sara Duterte melakukan berbagai kejahatan, termasuk penyalahgunaan dana publik senilai jutaan dolar, dugaan keterlibatan dalam pembunuhan di luar hukum di Davao, tempat ia sebelumnya menjabat sebagai wali kota, dan dugaan rencana untuk membunuh Presiden Bongbong Marcos.

Sara Duterte nampak tenang menghadapi situasi demikian. Jauh sebelumnya, pemungutan suara yang mengusulkan pemakzulan atas pejabat tinggi pernah dialami Presiden Joseph Estrada, yang menghadapi pemungutan suara pemakzulan sejak tahun 1986.

Semua tuduhan terhadap Duterte bermula dari perseteruan politik yang semakin sengit antara klan Duterte dan Marcos. Padahal, kedua klan tersebut bermitra tangguh menjelang pemilihan presiden tahun 2022. Bongbong Marcos dan Sara Duterte akhirnya memenangkan pemilihan mereka masing-masing dengan telak. Di Filipina Presiden dan Wapres dipilih sendiri-sendiri. Bukan satu kesatuan paket pemilihan.

Sara Duterte Merasa 'Dimanfaatkan' Bongbong

Sejak Juni 2024, kala Sara mengundurkan diri dari Kabinet Bongbong Marcos, kemitraan antara kedua petinggi di puncak kekuasaan tersebut telah memburuk, karena kombinasi yang tidak sehat dari perbedaan pribadi dan politik. Dalam kabinet tersebut, Sara sempat menjabat menteri pendidikan.

Sara mundur lantaran merasa dirinya hanya "dimanfaatkan" oleh Presiden Bongbong dan sekutunya. Pada masa itu juga ayah Sara, Rodrigo Duterte presiden terdahulu, telah melontarkan serangan retoris terhadap pemerintahan Bongbong Marcos.

Setelah itu, kemudian Sara menjadi sasaran intaian dan penyelidikan parlemen sejak meninggalkan kabinet. Parlemen menyelidikinya terkait  dugaan penyalahgunaan lebih dari 612,5 juta peso ($10,5 juta) dana rahasia dan intelijen.

November 2024, dalam suatu konperensi pers, Sara mengklaim dirinya telah mengontrak seseorang untuk membunuh Bongbong Marcos, bersama istrinya dan Romualdez, jika dirinya terbunuh.

Kala itu Sara 'meledak,' karena penahanan singkat kepala stafnya, yang dituduh menghambat penyelidikan kongres yang sedang berlangsung atas dugaan penyalahgunaan dana oleh Sara Duterte. Inilah puncak perseteruan Bongbong Marcos dan Sara Duterte.

Menanggapi pemungutan suara parlemen ihwal pemakzulan Sara Duterte, Bongbong Marcos menyatakan, dirinya tak mencampuri urusan tersebut. Dia, bahkan menegaskan, dirinya tidak mendukung pemakzulan tersebut. Namun, sebagai Presiden dia tidak memiliki kekuasaan atas cabang legislatif.

Senat Sedang Reses

Akankah Senat segera bersidang di masa reses, untuk mengambil keputusan akhir pemakzulan Sara Duterte sebagai Wakil Presiden?

Presiden Senat Chiz Escudero mengemukakan, majelisnya dapat bersidang untuk persidangan pemakzulan selama masa reses jika menginginkannya. Dengan dimulainya periode kampanye resmi untuk pemilihan paruh waktu akhir minggu ini, dan setengah dari Senat akan dipilih, termasuk enam senator yang sedang menjabat - yang akan dipilih kembali.

Mengemuka pertanyaan bagi Senat, akankah majelis itu menggelar sidang Senat sebelum atau setelah pemungutan suara yang dapat berdampak signifikan pada hasilnya – sekaligus berpotensi juga pada hasil kontes Senat.

Nasib Duterte kini berada di tangan 24 senator Filipina. Dua pertiga atau 16 Senator di antaranya harus memberikan suara untuk pemakzulan itu. Bila Senat menyetujui pemakzulan, Sara Duterte dapat dicopot dari jabatannya. Senat juga akan mendiskualifikasinya, sehingga tak dapat mencalonkan diri untuk jabatan publik apa pun di masa mendatang.

Escudero menyatakan, tanggal persidangan belum ditentukan, tetapi tunduk pada sejumlah pertimbangan yang rumit. Menurut aturan, setelah Senat mulai membahas pasal-pasal pemakzulan, Senat harus "melanjutkan sesi dari hari ke hari (kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur nonkerja) hingga putusan akhir dijatuhkan, dan selama mungkin, menurut putusannya, diperlukan."

Merujuk pada agenda Senat, mereka sedang reses selama sebulan. Selepas itu akan fokus pada pemilihan anggota Senat baru sampai 12 Mei 2024, dan tak akan bersidang sampai 2 Juni 2025. Selama masa itu, masing-masing kubu akan melakukan berbagai manuver dan tak ada yang dapat menduga pasti apa yang bakal terjadi di kancah politik Filipina. | haedar

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Ekonomi & Bisnis
27 Okt 24, 17:53 WIB | Dilihat : 1191
Pencapaian Industri Halal Malaysia
12 Okt 24, 12:51 WIB | Dilihat : 1560
Dialog dengan Karyawan di Penghujung Operasi Perusahaan
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 2454
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 2661
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
Selanjutnya
Energi & Tambang