Menangkal Hasutan Pembenci Islam

| dilihat 1483

AKARPADINEWS.COM| Penebar kebencian terhadap Islam di Amerika Serikat, Pamela Geller kembali berulah. Paska serangan karena lomba kartun Nabi Muhammad SAW, Geller melalui organisasinya American Freedom Defense Initiative (AFDI) berupaya memasang gambar pemenang kontes tersebut di lahan iklan tiap titik transportasi publik di Washington DC, Amerika Serikat. Rupanya, dia tidak berhenti untuk menyebar kebencian kepada Islam meski dirinya tak didukung oleh mayoritas masyarakat Amerika.

Otoritas angkutan umum di Washington, Washington Metropolitan Area Transit Authority (WMATA) dengan tegas menolak keinginan Geller untuk memajang iklan yang menebar kebencian. Juru bicara WMATA, Michael Tolbert mengatakan, mulai bulan depan pihak Metro (sebutan untuk WMATA) akan mempertimbangkan dampak yang akan dihasilkan dari iklan-iklan dengan isu-isu sensitif kepada komunitas masyarakat setempat.

“Kami akan meminta pendapat pengguna jasa, komunitas lokal, dan advokat untuk masalah ini (pemasangan iklan dengan isu-isu sensitif),” ujarnya dilansir dari Huffingtonpost, Jumat (28/5). Tolbert menegaskan, Metro akan berhati-hati memeriksa masalah hukum berkaitan pemasangan iklan baru atau perpanjang iklan yang memuat isu-isu sensitif.

Terkait masalah isu-isu yang diangkat dalam iklan-iklannya, Geller selalu berkilah bahwa itu merupakan bagian dari implementasi hasil amandemen pertama konstitusi Amerika Serikat mengenai kebebasan berpendapat dan berbicara. Namun, sayangnya dia menutup mata dampak yang bisa terjadi dari iklan-iklan organisasinya.

Tindakan Geller memasang iklan kebencian atas Islam sudah berulang kali dilakukan. Perempuan kelahiran New York ini kerap menebar kebencian terhadap Islam sejak beberapa tahun silam. Di tahun ini, pada bulan April, AFDI pernah memajang iklan dengan gambar seorang pria yang menutup seluruh wajahnya dengan kain kufiyah atau kain sorban dengan kalimat “Membunuh Yahudi merupakan salah satu ibadah yang mendekatkan kita pada Allah”. Iklan itu sangat kontroversial karena memfitnah umat Muslim di Amerika Serikat.

Edgar Hopida, Direktur Komunikasi Islamic Society of North America (ISNA), mengatakan, rencana Geller merupakan provokasi dan kebijakan WMATA untuk menolaknya sangat tepat. “Pamela Geller sudah memulai karirnya sebagai pembenci Islam dan umat Muslim. Dia menginginkan kita (umat Muslim) menjadi warga kelas dua di Amerika Serikat,” tuturnya.

Pria yang menjadi mualaf pada tahun 1998 ini juga mengatakan, cara terbaik untuk tidak termakan fitnahnya ialah dengan mengacuhkan karena yang diinginkan Geller ialah reaksi negatif dari umat Muslim sehingga dia bisa memanfaatkannya untuk menjelekan Islam. “Apa yang bisa umat Muslim lakukan ialah mengundang masyarakat untuk lebih mengenal cara hidup Nabi Muhammad SAW dan tujuannya (menyebarkan Islam). Mengedukasi dan berdialog merupakan cara terbaik untuk melawan kebencian dan ketidaktahuan,” terang pria berdarah Filipina tersebut.

Seorang Muslim harus mampu menepis segala asumsi negatif tentang Islam dengan cara mengedukasi dan berdialog sehingga stigma teroris dan kaum barbar bisa terpatahkan dengan sendirinya. Mengundang orang untuk lebih mengenal Islam sejatinya juga perlu dilakukan dengan tepat, tanpa paksaan dan tidak menimbulkan rasa risih pada orang yang mengidap Islamophobia.

Cara yang dianjurkan Hopida itu juga tidak hanya berlaku di negara atau daerah yang umat Islam merupakan penduduk minoritas. Cara itu juga perlu dilakukan di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim untuk menunjukkan pada kaum minoritas bahwa Islam hadir di negara itu bukan untuk menghakimi dan mengkukuhkan dominasinya atas kekuasaan Pasalnya Islam mengajarkan akan pentingnya menghargai perbedaan.

Imam Suhaib Webb, Imam Islamic Society of Boston Cultural Center (ISBCC), ikut berkomentar perihal upaya Geller menempelkan iklannya kembali di area iklan transportasi publik. Pria 42 tahun itu berpendapat, dirinya lebih memikirkan atmosfir kebencian yang dihasilkan oleh iklan sejenis yang hendak dipasang Geller, baik itu iklan yang mendeskriditkan Islam maupun kaum minoritas lainnya di Amerika.

Untuk menepis atmosfir kebencian yang didengungkan Geller, Webb mengimbau, umat Muslim Amerika hendaknya terus berkontribusi pada komunitas tempat mereka tinggal dan tidak termakan isu yang ingin dikobarkan Geller. “Saya rasa, kita (umat Muslim Amerika) tidak sepantasnya beraksi atas rencana Geller tersebut. Saya rasa, umat Muslim harus terus berkontribusi positif kepada komunitasnya,” ujar pria asal Oklahoma tersebut.

Amerika Serikat merupakan negara yang kerap dirundung Islamophobia. Namun, gerakan Islam damai yang didengungkan oleh berbagai umat Muslim di Negeri Paman Sam itu mulai mengikis stigma negatif terhadap Islam. Tengok saja organisasi Islam yang kian merebak di negara itu yang kerap mengadakan dialog dan mengedukasi perihal Islam dan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya ialah ISNA yang di kepalai oleh Hopida.

ISNA sejak 2012 sudah memulai berbagai kegiatan terbuka untuk mengedukasi warga Amerika Serikat bagian Utara mengenai Islam. Mereka juga berupaya melawan stigma teroris yang kerap disandangkan pada umat Muslim di Amerika Serikat. ISNA dengan tegas telah berupaya keras untuk terus mengkikis segala stigma negatif akan Islam. Dengan aktif, ISNA tiap tahunnya sering mengadakan acara dan seminar mengenai Islam di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Ditolaknya keinginan Geller membuktikan jika waga Amerika Serikat perlahan-lahan mengubah pandangannya atas Islam.

Mulai berubahnya pandangan warga Amerika Serikat merupakan hasil dari Jihad yang bertujuan damai dengan pendekatan humanis. Cara yang tepat menepis stigma terorisme yang mengatasnamakan Islam.

Muhammad Khairil 

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 246
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 469
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 463
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 434
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 744
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 899
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 855
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya