PRABOWO-JOKOWI BUKA BERSAMA DI ISTANA

Kita Sambut Pemimpin Baru

| dilihat 1861

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Langkah arif ditempuh Presiden Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadapi pengumuman hasil rekapitulasi akhir Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI (Pilpres) 2014-2019, yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa 22 Juli 2014.

Minggu, 20 Juli 2014, Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono menggelar acara silaturahim dan buka puasa bersama Pimpinan MPR, DPR, Mahkamah Konstitusi, DPD, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), DAN para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan para calon presiden dan calon wakil presiden, di Istana Negara. Acara yang berlangsung sejak pukul 17.00 WIB, itu dihadiri oleh kedua pasangan calon presiden : Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Pada kesempatan itu, Presiden SBY mengatakan, silaturahmi yang mencerminkan momen kebersamaan dapat menciptakaan suasana yang teduh, terlebih manakala suhu politik di tanah air sedang menghangat.

"Persatuan, persaudaraan, dan kebersamaan kita sebagai bangsa itu sungguh penting. Harganya amat mahal jika sebuah bangsa terpecah, untuk menyatukannya kembali bukan sesuatu yang mudah," ungkap SBY.

Mengutip salah satu hadits Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memperingatkan umat Islam, agar selalu menjauhi prasangka buruk. "Dengan silaturahmi dan selalu menjalin persaudaraan dan kebersamaan, insha Allah, prasangka buruk akan sirna," ujar SBY.

Hadits itu sendiri berbunyi, "Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang paling dusta. Janganlah kalian menyadap pembicaraan, memata-matai mereka, berlomba-lomba dalam hal tidak baik, saling mendengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."

Lebih jauh Presiden SBY mengemukakan, "Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini kita dianjurkan untuk selalu menjalin komunikasi, persatuan, dan persaudaraan."

SBY mengingatkan, Indonesia sekarang ini tengah melakukan transformasi besar. Tahun 1998 merupakan tonggak sejarah baru, setelah itu bukan hanya reformasi dan demokrastisasi yang dilakukan, tetapi juga transformasi.

"Kini kita tengah memantapkan transisi demokrasi, mematangkan konsolidasi demokrasi. Alhamdulillah banyak kemajuan tapi proses ini belum selesai, banyak yang harus kita perbaiki dan sempurnakan," kata Presiden SBY. Kita semua, katanya, wajib mengawal, memperbaiki, dan menyempurnakan proses tersebut.

Presiden yakin, semua pihak, akan untuk mengawal proses sejarah ini dengan penuh tanggung jawab. "Saya mengajak saudara semua, seluruh rakyat Indonesia, bersama-sama mengawal dan menyukseskan babak akhir dari pemilu di negeri ini," ungkapnya SBY.

Kemudian, Presiden mengajak seluruh warga bangsa, "Mari dengan penuh tanggung jawab sama-sama kita kawal agar tanggal 20 Oktober nanti, saya bisa mengakhiri tugas saya sebagai Presiden ke-6 RI dengan semua proses berlangsung baik. Kita sambut pemimpin baru untuk melanjutkan tugas-tugas membangun negara, menjalankan pemerintahan, dan memajukan kehidupan rakyat kita," ujar Presiden.

Tampak hadir pada acara yang biasa dilaksanakan Presiden RI pada bulan Ramadan di Istana Negara, antara lain Wakil Presiden Boediono, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MK Hamdan Zoelva, Ketua KPU Husni Kamil, Ketua Bawaslu Muhammad, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menko Kesra Agung Laksono.

Tidak euforia

DI Lapangan Trirenggono Bantul, pada hari yang sama, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan, semua pihak yang terlibat dalam Pilpres 2014, mengendalikan diri dan menerima apapun hasil yang akan diumumkan KPU 22 Juli, nanti. Sultan meminta agar tidak ada euforia berlebihan saat merayakan kemenangan nantinya.

Sultan berharap, semua proses berlangsung aman dan nyaman. Menurut Sultan, meski hasil pilpres sudah mulai bisa terbaca berdasarkan data terkini KPU, para pihak dan masyarakat diharapkan tetap menunggu hingga keputusan resmi diumumkan KPU. Dikatakannya, hasil Pilpres bukanlah Quick Count. “Tunggu saja keputusan KPU. Saya hanya berharap, apapun hasil pilpres nantinya, semua pihak harus menerima karena itu adalah keputusan rakyat", ujarnya.

Sultan mengimbau kedua kubu yang berkompetisi dalam Pilpres 9 Juli 2014 lalu, tidak melakukan tindakan yang justru membuat masyarakat resah. Kepada masyarakat, khususnya masyarakat Yogya, Sultan mengingatkan untuk tidak terpengaruh isu-isu yang banyak beredar.

"Isu itu kan bukan fakta. Jadi jangan sampai dijadikan fakta yang dapat menimbulkan kepanikan dan keresahan. Yang penting, jangan ada tindakan yang bisa menimbulkan prasangka dan kesombongan," ujarnya.

Salah satu tokoh penting Reformasi 1998, itu yakin tak akan ada gejolak, namun begitu Sultan sudah mengantisipasi situasi di wilayahnya. Sultan sudah berkoordinasi dengan semua walikota, bupati dan pihak-pihak terkait demi menjaga suasana kondusif di DIY. | noora - delanova

Editor : administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 735
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 893
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 844
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 226
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 321
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya