Bincang Petang dengan Tun Dr. Mahathir Mohammad

Ketangkasan Seorang Pemimpin Utama ASEAN

| dilihat 1201

Catatan N. Syamsuddin Ch. Haesy

Tun Dr. Mahathir Mohammad, 94, tak hanya sesosok insan yang dikaruniai umur yang panjang.

Dua kali mengalami by pass jantung di Australia, Tun Dr. Mahathir Muhammad yang biasa dipanggil Tun Dr.M, itu tak hanya tercatat berhasil dua kali memimpin Malaysia sebagai Perdana Menteri dan mengakhiri kedigjayaan Barisan Nasional (yang dimotori UMNO - Union Malay National Organization, MCA - Malaysia China Association, MIC - Malaysia Indian Congress, Gerakan dan beberapa partai lain) selama 60 tahun.

Pun tak hanya tercatat sebagai pemimpin negara tertua di dunia.

Pilihan Raya Umum (PRU) 14, Perdana Menteri Dato' Seri Mohamad Najib Tun Razak mengakhiri mitos kepemimpinan Malaysia R.A.H.M.A.N (YTM Tunku Abdul Rahman alhaj, Tun Abdul Razak Hussein, Tun Hussein Onn, Tun Dr.M, Tun Abdullah Badawi dan Dato Seri Mohd Najib Tun Abdul Razak).

Akankah kembalinya Tun Dr. M ke puncak kekuasaan politik Malaysia, akan mengawali mitos baru M.A.H.A.T.H.I.R? Wallahu a'lam bissawab. Kendati Penasihat Partai DAP, sejak April 2018 lalu sudah meramalkan begitu. Tampilnya Perdana Menteri Malaysia dengan huruf awal nama panggilannya yang akan tereja dalam akronim M.A.H.A.T.H.I.R.

Belum lagi pasti, siapa yang akan melanjutkan kepemimpin Tun Dr.M., selepas kelak mengakhiri kepemimpinannya. Bila pun pemimpin baru itu nama depannya berawalan A, ada dua kemungkinan yang berpeluang: Anwar Ibrahim atau Azmin Ali, bergantung bagaimana Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang paling banyak mempunyai anggota parlemen di Dewan Rakyat, menentukan pilihannya.

Di Parlemen saat ini koalisi Pakatan Harapan (PH) yang memerintah, menguasai hampir dua pertiga dari 222 kursi parlemen, terdiri dari PKR dengan 50 kursi, DAP (Democratic Action Party) 42 kursi, Partai Bersatu 22 kursi, dan Partai Amanah 11 kursi dan Partai Warisan Sabah (Warisan) dan sejumlah kursi dari partai lain di wilayah Borneo (Serawak dan Sabah).

Bila Pilihan Raya Kecil (PRK) di Cameron Highland dan Semenyih dimenangkan oleh calon anggota parlemen dari PH, boleh jadi koalisi PH yang kini dipimpin Tun Dr.M dan Wan Azizah Wan Ismail, itu akan mencapai 150 kursi.

Lepas dari semua itu, Tun Dr.M, ketika berdialog dengan sejumlah pemimpin redaksi dan wartawan Indonesia dan Malaysia yang tergabung dalam ISWAMI (Ikatan Setiakawan Malaysia Indonesia) yang kini dipimpin Datuk Zul dan Asro Kamal Rokan, Selasa (19/2/19) di Kantor Perdana Menteri Malaysia, Putrajaya, meyakinkan, dirinya hanya akan memimpin sekira 2,5 sampai 3 tahun ke depan.

"Itu janji saya, dan saya akan penuhi janji itu," ungkap Tun Dr. M sambil tersenyum. Dia memberi isyarat, PH -- yang memenangkan Pilihan Raya Umum ke 14, 9 Mei 2018 dan yang memungkinkan dirinya kembali memimpin pemerintahan Malaysia -- sedang melakukan konsolidasi. Termasuk mengubah political habitual, dari pembangkang (oposisi) menjadi pemerintah yang berkuasa.

Tun Dr. M juga menjelaskan, sesungguhnya sejak menyerahkan jabatannya kepada Tun Abdullah Badawi atau Pak Lah (2003), dia mengambil jarak terhadap politik praktis Malaysia. Tetapi banyak rakyat yang berharap dirinya terus campur tangan dalam urusan politik Malaysia.

Tun Dr.M yang ketika itu masih berada di dalam partai UMNO, memainkan perannya, hingga Pak Lah turun jabatan PM (2009). Tun Dr. M banyak berharap dengan Najib, tetapi harapan tinggal harapan. Tun menilai Najib memainkan politik 'lanun,' sehingga dia keluar dari UMNO dan mendirikan Partai Bersatu, yang tetap dikhidmatkannya untuk kaum Melayu, mayoritas rakyat Malaysia.

Pada PRU 14, Tun Dr.M berkoalisi dengan para musuhnya (Anwar Ibrahim - PKR, Lim Kit Siang - DAP, Mat Sabu - Amanat) membentuk PH, yang sekalipun dihalangi Najib, tetap bergerak maju dan akhirnya menumbangkan rezim Najib. (Baca: Tun Dr.M, Hakikat Usia, dan Azimuth Malaysia)

Tun Dr.M, sangat menyadari partainya merupakan partai dengan porsi jumlah kursi ketiga dari empat partai yang bergabung dalam koalisi PH. Namun, Anwar Ibrahim - Kit Siang dan Mat Sabu sangat memperhitungkan Tun Dr.M, yang berjuluk "Bapak Modernisasi dan Pembangunan Malaysia," untuk menjabat Perdana Menteri Malaysia, didampingi Wan Azizah (isteri Anwar Ibrahim) sebagai Timbalan Perdana Menteri.

Dalam usianya yang lanjut, Tun Dr. M, masih nampak sharp. Tun Dr.M, menyimak dengan tekun pertanyaan yang diajukan para Pemimpin Redaksi dan wartawan berbagai media prima Indonesia dengan rileks. Padahal, tak seorang wartawan menggunakan fasilitas pengeras suara yang disediakan.

Menjawab pertanyaan ihwal Visi Nusantara baru, Tun Dr.M menjelaskan ada perbedaan zaman dan gaya kepemimpinan di ASEAN. Tersirat Tun Dr.M, terkesan mengingatkan, perlunya reorientasi tatakelola pemerintahan, pembangunan ekonomi, dan masyarakat yang mampu mengukuhkan kembali peran ASEAN dalam percaturan dunia. Kerjasama antara bangsa serantau juga harus merespon dinamika perekonomian global, khasnya dalam mengatasi berbagai kebijakan internasional terkait dengan harga komoditas kelapa sawit yang kini sedang menghantam Malaysia dan Indonesia.

Tun Dr.M, menyatakan dia dan pemerintah Malaysia menjalin terus hubungan dengan para pemimpin ASEAN, meski 'understanding'-nya kurang. Padahal banyak yang bisa kita lakukan.

Dua bulan setelah transfer kekuasaan pertama Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957, modal mengalir keluar dari negara itu karena investor tetap tidak yakin bahwa Perdana Menteri Mahathir Mohamad dapat memetakan jalur pertumbuhan yang layak.

Tun Dr.M, juga menyinggung orientasi kebijakannya dengan fokus yang lebih besar pada pasar untuk stabilisasi Ringgit Malaysia (RM), terutama karena pemerintahan Najib meninggalkan utang pemerintah yang jauh lebih tinggi dari yang diyakini sebelumnya, lebih 1 triliun RM, yang laksana 'menyiram bensin ke dalam api.'

Di sisi lain, Tun Dr.M, juga sekilas menyinggung ihwal meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Cina. Hal ini, seperti banyak diungkap para analis, telah membebani saham Asia secara lebih luas.

Tun Dr.M mengisyaratkan pemerintahannya menawarkan sedikit substansi dalam hal kebijakan ekonomi baru. Termasuk menghidupkan kembali kebijakan dari masa jabatan sebelumnya sebagai perdana menteri dari (1981 hingga 2003), termasuk mempelajari praktik kendali mutu Jepang sebagai bagian dari kebijakan "Look East" yang diperbarui. Termasuk strategi pertumbuhan yang jelas, disamping efisiensi ekonomi.

Tentang generasi milenial, Tun Dr.M, mengisyaratkan milenial Indonesia harus tahu tentang Malaysia dan milenial Malaysia harus tahu tentang Indonesia. Tun Dr. M, mengungkapkan, Indonesia adalah abang tua bagi Malaysia. Ada yang sama di antara kedua negara, ada juga yang berbeda. Harus selalu diupayakan berbagai program yang mempererat hubungan Malaysia - Indonesia.

Kata Tun Dr.M, dia dan pemerintahannya terus mengikuti dan mencermati setiap perkembangan sosial media yang sangat digemari kaum milenial. Tapi, Tun Dr.M, akan bersikap tegas terhadap apa saja yang bisa menimbulkan huru hara. Pemerintah Malaysia akan mencegahnya.

Saya melihat ketangkasan pemimpin utama ASEAN pada diri Tun Dr. M, yang sejak muda senang berkuda dan masih suka bersepeda, itu. Dia mengaku tak lagi berkuda ke gunung, karena sudah tua. Dia mengungkapkan kata 'tua' sambil tersenyum.

Pemimpin yang disayangi rakyatnya dan banyak mengkader pemimpin Malaysia, yang selama kepemimpinannya dulu menyelenggarakan lima kali PRU yang dimenangkan Barisan Nasional, ketika dia masih Presiden BN/UMNO. Bahkan ketika memimpin Partai Bersatu yang kecil dan bekerjasama dengan lawan seterusnya (Anwar Ibrahim, Kit Siang, dan Mat Sabu) pun dia berhasil memenangkan PRU (14).

Terkait Pilpres dan Pemilihan Umum Serentak Indonesia, 17 April 2019, Tun Dr.M mengatakan, Malaysia menghormati siapa saja pemimpin yang dipilih oleh rakyat Indonesia. (Baca: 

Para pemimpin redaksi dan wartawan dari Indonesia dan Malaysia yang petang itu melakukan dialog dengan Tun Dr.M, berdecak kagum. Dan dia membuka salah satu rahasianya, mengendalikan makan. Berhenti makan, ketika mulai menikmati.

Tak banyak yang berubah dari Tun Dr.M, termasuk keceriaan dan ketangkasannya berfikir, serta keseriusannya bekerja. Lingkungan kantornya juga nyaris tak banyak berubah. Hanya saja, kali ini Tun Dr.M, tidak menggunakan rumah jabatan untuk tinggal, kecuali untuk acara resmi dan menerima kunjungan kenegaraan.

Usai jumpa para wartawan yang diorganisasikan oleh ISWAMI Malaysia dan Indonesia, serta kalangan Kantor Perdana Menteri - Malaysia, itu Tun Dr.M, masih harus memenuhi agenda-nya.

Ada yang terlupa dibincangkan dalam pertemuan yang hangat, itu: "Bagaimana Tun Dr.M, merawat cintanya dengan isterinya, Dr. Hasmah binti Mohamad Ali." Pasangan bahagia ini sudah berumah-tangga selama 60 tahun dalam sukacita. Sekali-sekala Tun Dr.M, menyanyi dan isterinya bermain biola.

Kembalinya Tun Dr.M sebagai PM kedua kalinya, seolah hendak mengulang almarhum Sultan Kedah yang juga dua kali terpilih sebagai Yang Dipertuan Agong (Raja) Malaysia, dalam usia yang juga lanjut.| PJ210219

Editor : Web Administrator
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 918
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1411
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1557
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Energi & Tambang