Hagia Sophia dan Politik di Turki

| dilihat 925

Ade Cahyadi Setyawan

Pembukaan Hagia Sophia menjadi Masjid oleh Erdogan sedang viral dan menjadi perhatian publik dunia. Patut diketahui, sebelum dijadikan menjadi Masjid.

Hagia Sophia telah mengalami berbagai peristiwa, mulai dari pembakaran zaman konflik politik keluarga Kaisar Arkadios hingga dijadikannya museum oleh Kabinet pada tahun 1934 pada masa Ataturk.

Menjadi ramai dikarenakan Hagia Sophia sudah ditetapkan Unesco sebagai situs warisan dunia. Menjadi wajar dijadikan situs warisan dunia karena sejarah panjang Hagia Sophia dari zaman Bizantium, Ottoman (Utsmaniyah), sampai pada zaman Ataturk.

Setidaknya Hagia Sophia seringkali dijadikan simbol kejayaan pada eranya. Pada era Bizantium dijadikan basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Selanjutnya pada era Ottoman dijadikan sebagai 'Masjid Agung'. Lalu pada era Ataturk dijadikan museum.

Babak Baru Turki Era Erdogan

Erdogan merupakan pemimpin Turki yang berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Dalam menjalankan percaturan politiknya sebagai Presiden tentu tidak mudah. Trauma peperangan masa lalu menjadikan Turki tidak mudah masuk menjadi bagian Eropa. Pada sisi lain, wilayah Turki terbagi menjadi 2. Masuk wilayah Asia sebagian besar, serta sekelumit wilayahnya masuk Eropa.

Erdogan menyadari bahwa kesulitannya membawa Turki masuk dalam pergaulan di Eropa maka harus memiliki strategi tersendiri. Setidaknya menguatkan strategi nation branding Turki di negara-negara Asia. Salah satunya dengan menawarkan wisata khususnya keindahan arsitektur, termasuk Hagia Sophia.

Tak ayal, dampak dari nation branding Turki adalah menjamurnya paket umroh dan haji sambil menyambangi Turki. Termasuk paket-paket wisata di Turki. Hasilnya banyak yang mengatakan Turki adalah "Asia berasa Eropa".

AKP Partai Berhaluan Islam di Turki

Keberhasilan AKP dalam percaturan politik di Turki dengan membawa agenda Islam akhirnya menjadi model bagi partai yang berhaluan sama di negara lain. Wajar sebagai model, karena keberhasilannya dalam hal kekuasaan yaitu dengan mengantarkan Erdogan sebagai Perdana Menteri dan Presiden di Turki.

Dalam hal kebijakan, keberhasilan agenda partai tersebut di Turki pada masa lalu diantaranya dengan pencabutan undang-undang yang melarang penggunaan jilbab di berbagai institusi pemerintah/negara di negara tersebut. Dalam sistem demokrasi, tentunya kebijakan dapat diputuskan dengan politik praktis. AKP dalam berpolitik memang dikenal cukup cerdas. Saat isu jilbab, yang digaungkan sisi Hak Asasi Manusia, bukan sentimen agamanya.

Lalu bagaimana dengan Hagia Sophia? Yang menarik yaitu menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid adalah putusan pengadilan. Dewan Negara, pengadilan administratif tertinggi di Turki membatalkan keputusan kabinet tahun 1934. Pengadilan mengatakan bahwa Hagia Sophia terdaftar sebagai masjid dalam pembuatan propertinya.

Tentunya implikasi teknis menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid diantaranya; a) Meningkatnya kunjungan wisatawan muslim, b) Dapat dicabutnya dari status situs warisan budaya Unesco, dan c) Mmenurunnya wisatawan non muslim. Kemudian yang terpenting walaupun Hagia Sophia adalah putusan pengadilan. Namun secara politis, kepercayaan dalam negeri Turki kepada Erdogan dan AKP menguat kembali terutama pasca kekalahan pemilihan walikota Istanbul 2019 lalu. |

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 236
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 459
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 450
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 418
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 518
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1605
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1391
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya