MALAYSIA

Gelinjang Ranjang Goyang Politik

| dilihat 1340

Catatan Bang Sèm

VIDEO luncah sepasang lelaki di ranjang siang sebuah hotel di Sandakan, itu mengguncang jagad politik Malaysia terkini.

Tak hanya karena homoseksualitas yang tertampak di video itu. Tetapi, lebih karena dua lelaki bugil yang tampak sebagai aktornya, diduga mirip wajak Datuk Seri Mohamed Azmin Ali, Menteri Urusan Ekonomi Kerajaan (pemerintah) Pakatan Harapan yang sedang berkuasa di Malaysia, sejak usai Pilihan raya Umum ke 14, 9 Mei 2018 lampau.

Pelaku lainnya adalah seseorang yang pada Selasa (11/6/19), lewat akun facebook-nya, mengaku bernama Muhammad Haziq Abdul Azis, staf khusus Wakil Menteri Industri Primer dan Komoditas.

Kamis (13/6/19) Haziq mengaku pula, dia didatangi utusan Azmin Ali yang memaksanya untuk menyangkal bahwa sosok lelaki yang berpeluk mesra dengannya adalah Menteri Urusan Ekonomi itu.

Haziq menyesalkan pula, bagaimana kesaksiannya yang bersumpah telah melakukan hubungan mesra dengan Azmin, dituduh oleh Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai bagian dari agenda politik untuk membunuh karakter Azmin.

Haziq sudah melapor kepada polisi, bahwa dia pelaku dalam video luncah yang kabarnya direkam di sebuah hotel di Sandakan, negara bagian Sabah di Borneo.

Haziq adalah kader Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang didirikan Anwar Ibrahim yang pernah dipenjarakan di era Tun Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri pada kali pertama. Ketika itu Anwar adalah Menteri Keuangan yang juga Wakil Perdana Menteri.

Azmin sendiri merupakan petinggi PKR. Di Perhimpunan Agong PKR beberapa waktu berselang, Azmin terpilih sebagai Wakil Ketua Umum mendampingi Anwar Ibrahim.

Sejak awal dekade 90-an, jagad politik Malaysia berulang kali diguncang isu dan kasus video seks. Mulai dari kasus DP Vijandran, Timbalan Speaker Dewan Rakyat dari MIC (Malaysia India Congress) - 1992, Tan Sri Dr. Chua Soi Lek mantan Menteri Kesehatan, politisi MCA (malaysia China Association) - 2008. Elizabeth Wong, politisi PKR - 2009. Datuk Seri Anwar Ibrahim - pada masa itu Ketua Pembangkang - Presiden PKR - 2011. Lantas, Datuk Mustafa Ali - Sekretaris Jendral PAS (Partai Al-islam Se-Malaysia) - 2013. Kemudian, yang sedang merebak kini, Datuk Seri Azmin Ali.

Berbeda dengan kasus sebelumnya, kali ini Haziq, politisi muda PKR asal Sandakan itu menyatakan pengakuan. Tampilannya saat menyatakan pengakuan, nyaris tanpa beban. Sesuatu yang mudah dipandang banyak kalangan sebagai sesuatu yang mustahil. Pengakuan itu juga disertai oleh pernyataan, bahwa Azmin tak pantas menjadi pemimpin, dan ini yang menarik: dia mengimbau SPRM (Suruhanjaya Pemberantasan Rasuah Malaysia) mengusut Azmin, yang sebelum ini merupakan Menteri Besar di Selangor.

Tentu Azmin menyangkal (Rabu - 12/6), lelaki dalam video itu dirinya. Dia juga menyatakan, pernyataan pengakuan Haziq merupakan bagian dari persekongkolan jahat dari politik jijik untuk menjatuhkan dirinya. Pengakuan Haziq, menurut Azmin adalah bagian dari upaya mengakhiri karir politiknya. Azmin menduga kasus ini sudah disiapkan sejak beberapa bulan terakhir.

Anwar Ibrahim, selepas rapat petinggi PKR (Kamis, 13/6) menyatakan, PKR kokoh berada di belakang Azmin dalam menghadapi kasus ini. Kata Anwar, PKR berkomitmen menolak politik jijik dan keji yang disaksikan pada waktu ini. "Negara perlu tumpu soal pembangunan ekonomi dan sosial dan tidak terheret ke dalam kancah yang hina." Kendati demikian, PKR belum memutuskan tindakan kepada Haziq.

Isu ranjang - apalagi terkait dengan disorientasi seksual, dari pengalaman sebelumnya melantakkan karir politik politisi Malaysia. Hanya Anwar Ibrahim saja yang mampu melewati kepahitan diterpa isu sensitif ini.

Anwar mampu melewati situasi isu-isu buram sejenis ini, karena isterinya (Wan Azizah) dan puterinya (Nurul Izzah) mampu memainkan peran sebagai bumper politik, baik di PKR maupun di tengah masyarakat. Nurul  menjadi pelantang gerakan reformasi, memainkan peran ayahnya di kancah politik, ketika Anwar dipenjara.

Dia berbagi peran dengan ibunya dan Azmin Ali yang mesti memelihara kondisi di tubuh PKR, sekaligus menggerakkan mesin partai dan kolaborasi dengan koalisi (Pakatan Rakyat). Azmin Ali dianggap sosok yang mampu memainkan peran untuk menciptakan kondisi rujuk dan menerima Tun Dr. Mahathir dalam koalisi permanen, yang akhirnya membentuk Pakatan Harapan.

Selepas Ezzam Noer  -  yang pernah dijuluki sebagai 'Anwar Ibrahim muda' meninggalkan PKR, praktis tinggal Azmin Ali dan Rafizi Ramli yang bisa diandalkan memperkasakan PKR. Tidak seperti Azmin, Rafizi memilih jalan tetap berada di luar pemerintahan. Izzah menolak hampir seluruh posisi di partai dan eksekutif dan hanya berkiprah sebagai anggota parlemen.

Akankah Azmin mampu melewati situasi ini dengan mulus?

Dinamika politik Malaysia yang tengah berproses menyambut suksesi yang dijanjikan Tun Dr. Mahathir Mohammad (2020 - 2021) laksana memasuki situasi storm und drang. Terutama kini, ketika Tun Dr. Mahathir Mohammad dan Dr. Wan Azizah Wan Ismail yang memimpin pemerintahan koalisi Pakatan Harapan (PH), sedang menghadapi begitu banyak persoalan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Barisan Nasional (UMNO, MCA, MIC, Gerakan, dan lain-lain). Pemerintahan PH tak henti mendapat serangan dari pembangkang di parlemen (BN dan PAS).

Situasi politik Malaysia akan sangat mudah berubah. Beberapa politisi - anggota parlemen UMNO (United Malay Nation Organization) melompat masuk ke Partai Bersatu besutan Tun Dr. Mahathir.

Petinggi UMNO dan PAS menjajagi kemungkinan bersekutu untuk memelihara politik perkauman dan menjadi representasi puak Melayu.

Di sela situasi demikian, nampak Nurul Izzah dan Rafizi bermesra politik dengan Khairy Jamaluddin (UMNO) - menantu Tun Abdullah Badawi dan ramai diduga akan membentuk partai baru, khas anak muda - generasi millenial.

Azmin Ali termasuk yang diperhitungkan karirnya ke depan. Suksesi yang akan berlangsung, tidak dengan sendirinya akan memuluskan Anwar Ibrahim ke kursi Perdana Menteri, karena berbagai alasan. Meskipun Tun Dr. Mahathir memenuhi janjinya, menyerahkan posisi Perdana Menteri Malaysia kepada Anwar Ibrahim, PKR sendiri agaknya belum sepenuhnya mantap.

Bila Anwar tak mulus ke kursi Perdana Menteri, maka Wan Azizah dan Azmin yang akan maju. Bila Anwar melaju dan mulus menerima suksesi tak mustahil akan terjadi  persinggungan politik yang mudah dalam menentukan wakilnya, karena akan terjadi persaingan antara Tan Sri Muhyidin (Partai Bersatu) dengan Lim Guan Eng (DAP).

Akankah isu ranjang siang di Sandakan yang menjadi 'badai seketika' - tempête soudaine yang menghantam Azmin Ali, sekaligus akan menghempaskan dia dari panggung politik Malaysia? Atau justru sebaliknya, akan melambungkan Azmin ke posisi lebih tinggi dengan badai lebih besar?

Bagaimanapun, isu-isu gelinjang ranjang, affaire de sexe - khasnya cumbu seks menyimpang politisi, tak boleh dianggap sebagai isu biasa saja. Apalagi, Haziq menyatakan, tak hanya sekali saja hubungan mesra dia dengan yang diduga (menyerupai) Azmin Ali terjadi berulang kali.

Anwar Ibrahim, Wan Azizah, Azmin Ali dan Rafizi perlu fokus membahas masalah ini dan merancang policy design PKR yang tepat, sebelum isu ini menjadi wild ball politik yang melemahkan PKR, pun melemahkan koalisi Pakatan Harapan.

Gelinjang ranjang perilaku seksual politik akan selalu menggoyang politik Malaysia. |

Editor : Web Administrator | Sumber : foto dan ilustrasi berbagai sumber
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 735
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 893
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 844
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1185
Rumput Tetangga
Selanjutnya