Seruan Majelis Nasional FORHATI

FORHATI Desak Pemerintah Dukung Penghentian Aksi Barbar Israel

| dilihat 637

JAKARTA | Koordinator Presidium Majelis Nasional Forum Alumni HMI-wati (FORHATI), Hanifah Husein mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk berperan aktif dalam aksi internasional untuk menghentikan aksi brutal dan barbar Israel atas rakyat dan bangsa Palestina.

Desakan itu dikemukakan dalam pernyataan tertulis sejak Kamis, 13 Mei 2021. Indonesia berkepentingan melakukan hal tersebut sebagai manifestasi amanat konstitusi yang tersurat dan tersirat dalam pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.

Pembukaan UUD 1945, itu tidak mengalami perubahan, walaupun konsituasi itu sudah empat kali amandemen. Pembukaan UUD 19456 itu diawali dengan pernyataan, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan karenanya penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan.

Hanifah, sebagaimana para pemimpin organisasi kemasyarakatan berskala internasional, sama berpandangan, bahwa apa yang terjadi di Palestina bukanlah konflik antar dua bangsa atau dua negara, melainkan penjajahan, sejak berlangsungnya perang 6 (enam) hari tahun 1967.

Israel dengan dukungan sekutunya berupaya menjajah dan merebut wilayah Palestina dengan cara brutal dan barbar. Mengabaikan hak asasi manusia, termasuk hak hidup kaum perempuan dan anak-anak.

Pernyataan Majelis Nasional FORHATI, itu dipublikasikan setelah organisasi cendekia muslimah, itu mencermati dengan seksama perkembangan mutakhir sejak penyerangan barbar Israel atas Masjid Al Aqsa, salah satu tempat suci dan kiblat pertama umat Islam.

Pada saat penyerangan yang terjadi pada penghujung Ramadan, Ahad (9 Mei 2021) pagi, saat jama'ah sedang melakukan i'tikaf menyambut Laylatul Qadar di dalam masjid al Aqsa.

Penyerangan juga dilakukan di permukiman Sheikh Jarrah dan lingkungan Al Quds, dan permukiman penduduk di Gaza.

Menurut Hanifah, serangan barbar yang dilakukan polisi dan tentara Israel terhadap jama'ah merupakan tindakan brutal, radikal, teror dan biadab, yang merampas kemanusiaan, serta kemerdekaan sejati rakyat dan bangsa Palestina, sekaligus tidak menghormati jama'ah muslim dan hukum internasional yang melindungi hak-hak bangsa Palestina.

Dikemukakannya, bahwa perampasan hak atas tanah, tempat tinggal dan berkehidupan warga Palestina di Yerussalem dan di seluruh wilayah Palestina sejak ribuan tahun sampai pendudukan Israel (5 - 10 Juni 1967) -- termasuk di Sheikh Jarrah (Yerussalem Timur) , merupakan penjajahan yang bertentangan dan melawan hak asasi manusia yang sesungguhnya;

Israel dan seluruh serdadu pendudukannnya, menurut FORHATI, wajib menghormati hak-hak setiap bangsa Palestina dan umat muslim se dunia untuk menjalankan ibadah di Masjid al Aqsa yang berada di wilayah Al Quds, kota suci tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi), sekaligus wajib menjamin keamanan dan kenyamanan umat Islam beribadah.

Pada bagian lain pernyataan tertulisnya, FORHATI berpendapat, bahwa tindakan pembalasan perjuangan dan perlawanan bangsa Palestina yang dilakukan oleh HAMAS pada malam takbir (12 Mei 2021) dari Gaza ke Tel Aviv merupakan reaksi wajar dan manusiawi atas seluruh aksi brutal zionis Israel yang tak pernah henti melakukan kezaliman dan penzaliman sadis atas warga Palestina, terutama terhadap kaum perempuan dan anak-anak;

Majelis Nasional FORHATI, tegas memberikan dukungan moril dan do'a bagi perjuangan bangsa Palestina, terutama kaum perempuan yang gigih menjaga dan mempertahankan izzah (martabat) bangsa Palestina, kemuliaan dienul Islam dan kemanusiaan yang adil dan bahagia;

Dalam konteks itu, FORHATI melalui berbagai saluran aspirasi, mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera bertindak dan tidak diam membisu menyaksikan penindasan tanpa henti zionis Israel terhadap warga Palestina di tanah air, negara dan bangsanya sendiri, sekaligus menghentikan aksi brutal zionis Israel yang bertujuan merampas seluruh wilayah Palestina sebagai wilayah Israel Raya.

Penyerangan ke wilayah Al Quds atau Baitul Maqdis, itu menurut Hanifah, merupakan penyerangan terhadap umat Islam se dunia.

Karenanya, FORHATI juga mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mengambil inisiatif menggerakkan dukungan seluruh negara-negara Islam se dunia memberikan dukungan terhadap bangsa Palestina. Termasuk mencegah inisiatif segelintir pemimpin negara-negara Islam -- yang hanya untuk kepentingan domestiknya -- ingin melakukan rekonsiliasi dengan zionis Israel.

Satu tarikan nafas, FORHATI mendesak Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (termasuk MPR RI, DPR RI, DPD RI) untuk menegakkan prinsip dasar kebangsaan "Kemerdekaan adalah hak segala bangsa" sebagai amanat konstitusi dan secara nyata memberikan dukungan terhadap bangsa Palestina (sebagai salah satu bangsa pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan dan kedaulatan RI tahun 1945);

Karena itulah, FORHATI mendesak Pemerintah Republik Indonesia mengambil inisiatif, sesuai dengan prinsip politik luar negeri 'bebas aktif,' sekaligus memelopori gerakan 'Jalan Harmoni Damai Dunia' di atas pilar-pilar keadilan, kemerdekaan, dan kemanusiaan.

"Sekaligus mencegah setiap inisiatif domestik untuk melakukan hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan zionis Israel. Kita kan sudah merasakan bagaimana pahit dan pedihnya mengalami penjajahan," ungkap Hanifah.

Pada bagian lain pernyataannya, FORHATI mengajak seluruh umat Islam, termasuk alumni Himpunan Mahasiswa Islam dan alumni Korps Alumni HMI-wati menggalang bantuan terhadap rakyat Palestina sebagai dukungan nyata terhadap seluruh amal umat Islam Indonesia di Gaza dan di wilayah Palestina.

Dikemukakannya, sejumlah lembaga non pemerintah, telah menginisiasi bantuan masyarakat muslim Indonesia, antara lain, melalui pembangunan dan pengelolaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang juga terkena imbas serangan zionis Israel di hari menjelang Idul Fitri 1442 hijrian.

"Mari kita bahu membahu membantu saudara-saudara kita di Palestina. Sekurang-kurangnya dengan berdo'a dan bermunajat kepada Allah SWT untuk perlindungan rakyat dan bangsa Palestina," seru Hanifah. | delanova

Editor : eCatri
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 633
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 781
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 750
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 98
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 515
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 524
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 444
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya