Gubernur Anies dalam Isolasi Mandiri

Disiplin Menjalankan Protokol Kesehatan

| dilihat 535

Bang Sém

Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta A. Riza Patria disambangi nanomonster Covid-19.

Keduanya mengumumkan secara resmi, terbuka, dan jelas (transparan) dirinya, setelah melalui serangkaian test, terpapar nanomonster itu.

Cara yang ditempuh keduanya penting dicatat. Tak hanya karena memberi keteladanan, ketika masih banyak tokoh dari berbagai kalangan, enggan menjelaskan hasil serangkaian test Covid-19, apapun hasilnya.

Di tengah situasi ketidak-pastian tentang capaian kinerja penanggulangan nanomonster Covid-19, informasi jelas dan terbuka memberikan kontribusi yang baik untuk menelusuri sebaran virus yang mematikan ini. Apalagi, tak semua orang yang terpapar mengalami gejala yang sama.

Keterbukaan informasi terkait keterpaparan virus ini menjadi bagian penting dalam memutus mata rantai sebaran virus. Terutama, ketika kini, pola paparan virus ini, sudah sampai ke kluster rumah tangga.

Tidak keliru berbagai nasihat, bahwa kita tak perlu was-was berlebihan atau paranoid terhadap virus ini. Tak juga keliru pendapat yang menyatakan, bahwa ajal manusia ditentukan oleh Tuhan.

Namun, harus sungguh diingat, bahwa manusia yang diberikan instrumen nalar, naluri, rasa dan dria oleh Tuhan, berkewajiban melakukan ikhtiar untuk mencegah dan menghindari diri dari petaka. Antara lain, melakoni protokol kesehatan secara berdisiplin.

Disiplin menjalankan dan melaksanakan protokol kesehatan dan berbagai ikhtiar lain, termasuk menguatkan imunitas tubuh dengan pola hidup sehat dan gembira, adalah ikhtiar paling mungkin dilakukan oleh siapa saja.

Melakukan isolasi -- baik mandiri maupun kolektif -- juga bagian dari penegakan disiplin sebagai manifestasi dari suatu ikhtiar.

Dalam konteks agama, ikhtiar merupakan bentuk aksi kehidupan yang harus dilakukan manusia. Ikhtiar juga merupakan cara untuk menghadapi risiko eksistensial manusia. Karena Tuhan tak pernah menghancurkan umat manusia, kecuali mereka menghancurkan (yughayyiru) dirinya sendiri.

Setiap agama mempunyai panduan cara ikhtiar menghadapi wabah. Islam, sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW -- yang saya yakini sebagai tuntunan Allah -- menegaskan isolasi diri  atau karantina sebagai bentuk ikhtiar yang nyata.

Isyarat tentang karantina - isolasi diri tercermin dalam peringatan untuk tidak meninggalkan kawasan - kluster wabah. Pun tidak mendatangi kawasan - kluster wabah. Tujuannya jelas, memutus mata rantai penyebaran, dengan cara melakukan lokalisasi wabah, sebagai bentuk pencegahan.

Lokalisasi wabah perlu dilakukan, agar mudah melakukan deteksi, sekaligus menghambat terjadinya mutasi virus yang dapat memantik agresivitasnya.

Keterbukaan informasi dan kepatuhan menegakkan disiplin protokol kesehatan, merupakan salah satu bentuk kebiasaan yang memerlukan kesungguhan dan keteguhan dalam perwujudannya.

Di sini, keteladanan menjadi kata kunci. Karena sebagian terbesar masyarakat (khasnya di Jakarta), meski hidup dalam transisi dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, masih amat kuat dipengaruhi oleh pola relasi traditional authority relationship.

Pengaruh pemimpin informal dalam masyarakat yang dipengaruhi pola relasi sosial demikian, relatif masih sangat kuat, dibandingkan pemimpin formal. Apalagi, interaksi masyarakat dengan perkembangan teknologi informasi dengan berbagai produk massal-nya (terutama gadget dengan segala fiturnya) dan media sosial, lebih mempengaruhi gaya hidup, katimbang pembentukan watak dan nilai budaya metropolis berbasis disiplin personal dan sosial.

Isyarat, imbauan dan peringatan ihwal pelaksanaan disiplin menegakkan protokol kesehatan tak akan berpengaruh banyak, tanpa keteladanan. Apalagi di awal tiba serangan, sejumlah petinggi menganggap remeh dan enteng wabah ini, dengan berbagai kilah dan argumen.

Di tengah kondisi masyarakat yang mengalami  keterbelahan sosio budaya dalam transisi (tradisionalisma ke modernisma), disparitas sosial ekonomi, tidak mudah menerapkan acuan teknokratis ke tengah masyarakat. Terutama, ketika polarisasi antara kalangan berorientasi budaya teknokratis dengan kalangan berorientasi populis masih mempersoalkan keadilan dan kesejahteraan. Apalagi, remah-remah pertentangan politik praktis yang pernah terjadi, belum selesai.

Dalam situasi semacam ini, berbagai informasi terbuka tentang perkembangan mutakhir kondisi Gubernur Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur A. Riza Patria dari tangan pertama memang diperlukan. Termasuk aktivitas selama masa karantina mandiri yang (memberi kesan) tetap menjamin jalannya, tiga fungsi utama: pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Respon masyarakat, melalui berbagai jejaring media sosial yang tetap menampakkan entusiasme, simpati, empati, apresiasi, dan respek adalah modal sosial yang dapat dikelola menjadi energi positif dalam menegakkan disiplin menegakkan protokol kesehatan. |

Editor : Web Administrator
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 227
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 401
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 250
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 936
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1168
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1427
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1576
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya