Deddy Mizwar Tak Mau Ada Mahar Politik

| dilihat 1439

DEDDY Mizwar menunjukkan konsistensi dan selalu siap menerima konsekuensi untuk tidak memberi celah terhadap politik transaksional. Begitu juga dalam hal komitmennya berpasangan dengan Dedi Mulyadi, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat untuk maju dalam Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang.

Menjawab pertanyaan wartawan (Kamis, 28/12/17) di rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Barat di Bandung, tegas Deddy mengatakan, dalam komitmen berbagi peran dengan Dedi Mulyadi, dia menegaskan sama sekali tidak ada mahar politik.

Deddy menegaskan, koalisi Partai Demokrat dan Partai Golkar untuk mengusung dia dan Dedi Mulyadi maju dalam kontestasi Pilkada Jabar 2018 dilandasi oleh keinginan bersama membangun Jawa Barat.

Kedua belah pihak ingin menciptakan Pilkada yang bersih, sehingga ke depannya tidak ada beban. Tapi yang pasti keduanya berkomitmen menggerakkan mesin partai.

“Partai harus gerakkan mesinnya dengan optimal,” ujar Deddy, rileks.

Ketika wartawan bertanya sikapnya, bila tiba-tiba terjadi lagi kasus seperti yang dialaminya, seperti Partai Gerindra, PKS, dan PAN meninggalkannya, Deddy mengatakan tidak kuatir sama sekali. (Baca : Deddy Mizwar Hormati Keputusan PKS)

Sesuai watak aselinya, dia tidak gentar menghadapi konsekuensi untuk mempertahankan sikapnya, termasuk ditinggalkan partai pengusung dan partai pendukung.

“Kalau dicabut, ya biarin saja. Andaikata tidak jadi, lalu kenapa? Allah akan kasih lahan amal saya di bidang lain, jadi berfikir positif saja. Yang penting kita berusaha dengan cara yang baik, sehingga seluruh upaya yang dilakukannya merupakan proses ibadah,” ujarnya.

Apa yang dinyatakan Deddy Mizwar kepada wartawan, berulang kali dia sampaikan dalam berbagai perbincangan dengan saya. Baik ketika kami berdua atau bersama dengan orang lain, termasuk para petinggi partai politik.

Suatu malam, Deddy mengatakan, Allah sudah memberi banyak kepadanya, termasuk kesempatan beribadah di bidang pemerintahan. Sudah juga memberi kesempatan kepadanya untuk memenuhi kewajibannya meningkatkan ilmu dan pengetahuan secara akademis.

“Kalau bukan untuk ibadah, terus apa yang kita harus lakukan untuk mewujudkan rasa syukur kita?” tanyanya.

Di paruh pertama pengabdiannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, dalam perbincangan sampai dinihari di saung, halaman belakang rumah dinasnya di Jalan Dago, Deddy menjelaskan alasan dia menerima pinangan PKS untuk mendampingi Ahmad Heryawan menyelenggarakan pemerintahan di Jawa Barat.

“Gue cuman ngeliat, ini bakal jadi ladang ibadah gue yang lebih luas dari dunia seni dan kebudayaan.. Ji,” tuturnya.

Setelah menjalani perannya sebagai Wakil Gubernur, sesuai dengan peran yang diberikan Ahmad Heryawan, dia belajar banyak tentang pemerintahan dan bagaimana langkah taktis dan strategis membangun daerah.

“Kang Aher piawai dalam mengelola pemerintahan. Dan gue, tahu diri, posisi gue cuman wakil. Ya kudu berfungsi sebagai wakil,” tuturnya.

Deddy menjelaskan, bagaimana dia menyiapkan laporan bulanan tentang apa saja yang dia lakukan kepada Ahmad Heryawan. Termasuk mematuhi arahan dan penugasan khusus yang diberikan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur kepada dia.

Dalam menjalankan tugasnya, dia berpegang pada prinsip-prinsip hukum dan perundang-undangan, termasuk melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melaksanakan kegiatan pembangunan yang tersurat dan tersirat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang penyusunannya melibatkan kalangan masyarakat.

Sikap tegas Deddy menolak mahar politik dalam proses pencalonan dirinya, juga dia kemukakan jauh hari. Dia melihat, mahar politik atau transaksi politik akan menghambat proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Baginya, partai politik pengusung dan pendukung harus diposisikan terhormat dan bermartabat sebagai institusi politik secara tepat dan benar. Mengelola aspirasi rakyat dan merumuskannya dalam platform partai.

Platform partai itulah yang kelak diadopsi dalam proses policy design dan implementasi kebijakannya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan rakyat sehari-hari.

Artinya, dengan cara begitu, good governance pemerintahan dapat dijaga. Hasil terbaik penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, itu kelak bakal menjadi outcome bagi partai pengusung dan partai pendukung.

Dari pengalamannya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat selama lima tahun terakhir, Deddy merasakan bagaimana interaksi dengan partai pendukung memberi kontribusi kepada kinerja Gubernur dengan dia, yang ditandai dengan berbagai penghargaan atas berbagai prestasi yang dicapai selama ini.

Dan jangan juga lupa, menurutnya, peran rakyat sangat besar. Tidak terkecuali peran ulama, pemuka agama, dan pemuka masyarakat yang memainkan peran kontrol secara kritis dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Itu semua dan keikhlasan memimpin, membuatnya tidak pernah takut mengambil tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi, sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

Selama menjalankan fungsinya sebagai Wakil Gubernur, Deddy melakukan berbagai aksi menindak tegas para pelanggar aturan tentang tata ruang dan perusakan lingkungan. Antara lain, menindak para perusak lingkungan dan penambang liar pasir besi di berbagai wilayah di Jawa Barat.

Deddy juga bertindak tegas atas perusakan lingkungan di Bogor Barat melalui galian tanah, pasir dan batu yang dipakai untuk kepentingan reklamasi di pantai utara Jakarta.

Ketika itu dia katakan di berbagai forum, termasuk kepada Presiden Joko Widodo dan DPR RI, agar tidak terjadi pembangunan yang dilakukan dengan cara maksiat kepada Allah. Dan Deddy, tak gentar untuk melawan kekuatan apapun yang ada di balik perusakan alam dan lingkungan itu.

Deddy juga tidak gentar menghadapi beragam hujatan yang ditimpakan kepadanya. Terutama, ketika dia secara spontan keluar dari kantornya dan menjumpai para pengunjuk rasa di halaman Gedung Sate, dan berorasi di hadapan umat Islam yang berunjuk rasa terkait dengan penistaan ayat Qur’an.

Ketika itu, Deddy menyatakan, ketika dilantik sebagai Wakil Gubernur, dia dilantik bersumpah di bawah Al Qur’an. Lalu untuk apa sumpah itu dan kepada siapa dia bersumpah, kalau kemudian berdiam diri, ketika ada ayat dalam Al Qur’an yang dinistakan?

Dia katakan, sebagai seorang muslim dan pemimpin di Jawa Barat, dia akan melindungi seluruh warga negara Indonesia, apapun agama dan etnisnya, sepanjang taat kepada aturan perundang-undangan yang berlaku.

Suatu malam beberapa bulan lalu dia katakan, bila Allah mengizinkan dia memimpin Jawa Barat, selain meningkatkan kualitas kesejahteraan seluruh rakyat Jawa Barat, yang akan harus dia perjuangkan adalah tegaknya keadilan.

“Keadilan merupakan cara menanggulangi kemiskinan rakyat,” katanya. | Bang Sem

Editor : sem haesy
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 199
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 374
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 221
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Energi & Tambang