Deddy Mizwar Hormati Keputusan PKS

| dilihat 1724

SEORANG negarawan bukan pemburu jabatan dan tidak kemaruk dengan kekuasaan. Kontestasi dalam suksesi kepemimpinan, adalah suatu keniscayaan yang harus diperlakukan biasa-biasa saja. Kuncinya adalah kedewasaan menerima realitas politik yang sangat dinamis.

Tidak merasa dikhianati, meski terkhianati. Tidak merasa terzalimi, meski dizalimi. Jadi, terima realitas politik itu secara realistis.

Hal semacam itulah yang tercermin dalam sikap H. Deddy Mizwar, usai ditelepon oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, yang menyatakan partai itu tak lagi mengusung Wakil Gubernur Jawa Barat, itu dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurut Deddy Mizwar, Sohibul menghubunginya, Rabu (27/12/17), dua jam sebelum Presiden PKS itu bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengumumkan pasangan Sudrajat dan Syaikhu untuk Pilkada Jabar 2018.

Di hadapan wartawan yang menghadiri konferensi pers di kantor DPP PKS, Jalan Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/17), Shohibul Iman menyatakan, “Saya juga telepon langsung Pak Demiz dan Pak Syaikhu. Pak Demiz saya telepon dan saya sampaikan juga keputusan terkait pilihan kami kepada Pak Sudrajat dan Pak Syaikhu.”

 “Kita menghormati keputusan itu,” ujar Deddy dengan gayanya yang khas, seperti biasa. “Nggak ada yang bisa paksakan. Karena saya yakin, itu ketetapan Allah yang terbaik,” ujarnya ketika sejumlah juruwarta mengkonfirmasi di rumah dinas Wakil Gubernur – Rancabentang (Kamis, 28/12/17). (Baca Juga: Sikap Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu Realistis)

Demiz mengekspresikan rasa hormatnya. Dia katakan, apa yang dilakukan Shohibul Iman, itu etika seorang politisi. “Dia memberi tahu tentang keputusan PKS. Dan saya respect karena, bagaimanapun, dia bukan pemilik partai, tapi ada forum tertinggi," ungkap Demiz, seraya bersyukur, bahwa dengan kesepakatan PKS dengan Gerindra, itu do’anya agar Sudrajat mendapat pendamping untuk maju di Pilgub Jabar akhirnya terwujud.  Artinya pasangan itu akan masuk dalam kontestasi yang bermutu.

Bagi Deddy semua kader PKS adalah sahabat terbaiknya. Hampir lima tahun menjalankan fungsi dan amanah sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, dia memang sangat dekat berinteraksi dengan pimpinan, tokoh, dan kader PKS.

Beberapa saat setelah Presiden PKS mengumumkan dukungannya terhadap pasangan Sudrajat dan Syaikhu, lewat akun instagramnya Demiz memposting pernyataannya, sekitar pukul 20.49 wib.

Demiz menyatakan, seperti ini :

Menyikapi perkembangan politik terkini terkait keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memutuskan berkoalisi untuk mengusung pasangan Mayjen (Purn) Sudrajat-Ustadz Ahmad Syaikhu sebagai pasangan calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat saya sangat menghormati keputusan politik tersebut, dan hal tersebut adalah suatu dinamika yang biasa dalam politik.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa PKS sebelumnya telah bersepakat mengusung saya dan Ustadz Ahmad Syaikhu sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jabar, maka dengan keputusan terbaru dari PKS tersebut, maka koalisi yang kami bangun dengan PKS untuk pilkada Jabar dengan demikian harus berakhir.

Untuk diketahui bersama, pada awalnya Gerindra dan PKS bersepakat untuk mengusung saya sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Pada perkembangan berikutnya, Gerindra berpisah, dan kemudian terbentuk koalisi zaman now di mana PKS tetap konsisten mengusung saya bersama dengan Demokrat dan PAN.

Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamin, selama kesepakatan koalisi sebelumnya itu, komunikasi dan kerja sama dengan PKS senantiasa berjalan sangat baik. Demikian juga setelah adanya pengumuman dari PKS terkait koalisi barunya dengan Gerindra, saya tetap bersilaturahmi dan komunikasi dengan baik dengan pihak-pihak terkait.

Akhir kata, salam hormat saya untuk seluruh jajaran pengurus dan kader PKS yang selama ini telah membersamai saya dalam perjalanan menuju Pilkada Jabar 2018 ini; rekan-rekan PKS telah banyak mewarnai saya dengan integritas nilai-nilai yang Islami. Semoga Allah SWT merahmati kita semua, dan kami berdoa agar Pilkada Jabar 2018 ini akan berlangsung dengan aman, tertib, dan damai.

Tak lama sesudah itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, kader PKS yang dipecat (tapi tak bisa diganti oleh PKS), berkomunikasi dengan Demiz, yang oleh kalangan dekatnya biasa dipanggil Ji. Fahri tengah beribadah umroh di Mekkah.

Pesan Fahri, menurut Demiz, cukup mengharukan dan sangat menyentuh hatinya. Pesan yang sungguh datang dari seorang sahabat. “Saya rindu orang yang sedang di pelataran rumah Allah," kata Demiz kepada wartawan yang biasa menyambanginya di rumah dinas Wakil Gubernur, Jalan Rancabentang, Bandung, Kamis (28/12/17).

Fahri adalah sahabatnya. Fahri cukup tahu dan mafhum sepak terjang dirinya, dalam dunia politik maupun sebagai aktor film senior Indonesia. Fahri tidak melupakan Demiz. Begitulah seorang sahabat.

Dari Mekkah Fahri menulis untuk Demiz. Fahri yang biasa menyebutnya Jie, mengungkapkan, "Aku ikut memikul beban dan memapah luka kata-kata nostalgia kita...Tapi kau hebat Jie, simpanlah apa yang memar di hatimu...aku ikut menanggung...lima tahun lalu tak jauh, takkan kulupakan malam-malam merayu mu menjadi bagian dari perjalanan...

Dengan gayanya yang khas, Fahri mengungkapkan kerinduannya. "Bisakah kita menolak apa yang telah menjadi rindu? Aku merindukanmu, karena kau meringankan diri dalam panggilan yang baik, kau hadir melengkapi kekurangan kami, kau ringan, kau baik, kau tak pernah tak nampak baik...kataku kau lugu..." Lalu, Fahri melanjutkan, "Jie, Di film-film itu kau nampak hebat, kau nampak bisa memainkan semua peran, menjadi Naga Bonar atau kyai kampung juga politisi, tapi kataku kau lugu, dan tetaplah lugu Jie, tetaplah ringan, jangan berubah, jadilah apa yang telah kau ukir dalam perjalananmu..."

Demiz terharu membaca pesan Fahri ini. Terutama, ketika Fahri mengungkapkan luahan hatinya: "Dan pada malam.. Tak jauh dari ka’bah kita. Aku ingin mengirimkan suasana dingin kota suci ini, agar hatimu dingin Jie, janganlah menjadi panas atau memerah, jadilah yang bertahan dan setia, karena namamu telah ada dan menjelma menjadi kata-kata nostalgia." 

Demiz ingin membaca berulangkali isi hati Fahri ini. Tapi, dia tak berusaha mengulang baca. Teringat kata-kata Fahri,"Kebaikan tak pernah boleh tidak diperjuangkan, maka bukalah ruang bagi kebaikan dalam setiap kemungkinan. Tapi, jadilah yang melihat politik dengan lebih ringan, tipu daya yang kita tertawakan....tertawalah Jie. Tertawakanlah lukamu.."

Dalam tulisan yang dipostingnya di fahrihamzah.news, putera Sumbawa itu, memberi catatan khas: "Pilkada 5 tahun lalu PKS menggandeng @deddy_mizwar untuk mendampingi @aheryawan menjadi Pasangan Calon di Pilkada Jawa Barat. Sejak 5 tahun juga Demiz menunjukkan loyalitas mendampingi PKS berjuang menata Jawa Barat. Tapi sekarang berpisah."

Rabu malam itu juga, ketika dikonfirmasi akarpadinews, Demiz menyatakan, benar PKS meninggalkannya. Tapi, tak namapk kekecewaannya. Apalagi merasa terluka. Ketika dikirimi pesan untuk tak pernah lelah bersikap konsisten (istiqamah) dalam menyediakan diri untuk mengabdi kepada Jawa Barat. Termasuk istiqamah untuk menghindari politik transaksional dalam pragmatisme politik yang sangat kuat pusaran arusnya, Demiz hanya menjawab singkat: "Siap !!!" 

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan di rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Barat, Demiz selalu menyatakan, dalam konteks kontestasi Pilkada Jawa Barat, yang bisa dia lakukan adalah melakukan komunikasi politik dengan semua pemimpin partai.

Dan, dalam konteks posisi dan fungsinya sebagai Wakil Gubernur, dia tidak menolak partai apa saja yang mengundangnya menghadiri perhelatan partai. Kendati kehadirannya di suatu acara partai politik, sering dipandang secara presumtif. Bahkan dianggap bermain mata untuk memperoleh dukungan.

Dalam konteks dirinya sebagai bakal kandidat, Demiz menyatakan, yang menentukan adalah pimpinan partai politik. Bukan dirinya.

Jauh sebelum menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat, secara personal Demiz mempunyai hubungan baik dengan hampir semua pemimpin partai. Termasuk dengan Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pun, demikian halnya dengan Amien Rais.

Demiz, melalui rumah produksi miliknya, bahkan pernah membuat iklan untuk kampanye Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Pemilu 2004.

Terkait dengan Partai Demokrat, Demiz merupakan satu dari 99 orang pendiri partai berlambang bintang mercy, itu yang tercatat dalam akta pendirian pertama kali. Sejak SBY terpilih sebagai Presiden, Demiz memang tidak aktif, karena kesibukannya di dunia film dan televisi.

Ketika diminta mendampingi Ahmad Heryawan dalam Pilkada Jabar 2013, Demiz bersedia. Lalu, sampai saat ini menjalani fungsinya sebagai Wakil Gubernur, dan tidak pernah melampaui wewenang Gubernur. Kecuali Gubernur menugaskan.

Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Gubernur, Demiz sangat tertib dan melaporkan seluruh aktivitasnya kepada Gubernur. Sikap itulah yang membuat hubungannya dengan Ahmad Heryawan selalu harmonis.

“Saya kudu tahu diri, siapa kita dan di mana posisi kita,” ujarnya suatu malam. Sikap itu dia pertahankan secara konsisten dan konsekuen. | Bang Sem

Editor : sem haesy | Sumber : berbagai sumber
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 918
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1411
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1557
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 498
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1581
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1372
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya