Selamat Menjumpai Sumber Kebajikan, Bu Ani

| dilihat 1662

Catatan Duka N. Syamsuddin Ch. Haesy

JUM'AT (31 Mei 2019) malam, hampir pukul 00.00, saya membuka pintu rumah. Ada kedua saya datang dan bermalam di rumah. Seketika, di ruang tamu tercium harum.

"Nak.. kamu cium harum jenazah?" tanya saya kepadanya.

"Hmm.. barangkali mama kangen, belum disambangi," katanya.

Saya lihat di dinding, foto almarhumah isteri saya dengan Ibu Kristina Herrawati binti Sarwo Edhie Wibowo yang populer dipanggibu Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Ibu Negara - isteri Presiden RI ke 6 Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, di dinding ruang tamu. Sekelip saya tersentak.

Ketika qiyamul lail, saya panjatkan do'a khas untuk allahyarham isteri saya dan bu Ani. Saya biasa mendoakan mendiang isteri saya dan semua orang yang dekat di hati selepas tengah malam.

Sabtu (1 Juni 2019), sekira pukul 12.00 wib saya beroleh kabar, Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono wafat di National University Hospital, Singapura pada pukul 10.50 waktu singapura. Ibu Ani menderita sakit yang sama dengan apa yang dialami mendiang isteri saya, cancer darah. Allahyarham Bu Ani, yang sangat baik dan peduli, ini meninggalkan seorang suami, dua anak, dua menantu dan empat cucu.

Gejala penyakitnya, boleh jadi tak diketahui sebelumnya. Mendiang isteri saya melawannya selama lebih 15 tahun, sampai akhirnya wafat tiga tahun lalu.

Terlalu banyak hal bisa dituliskan tentang Bu Ani. Terlalu banyak. Saya baru sempat menulis sesudut kecil saja.  (Baca juga : Mendoakan Bu Ani Bambang Yudhoyono)

Selama tak kurang dari enam tahun berinteraksi dengan Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Bu Ani, baik selaku Presiden dan Ibu Negara, atau selaku pribadi, begitu banyak kebaikan yang saya dapatkan. Bahkan, beberapa bulan lalu, ketika jumpa terakhir kali dengan beliau di Magelang.

"Pak Sèm sehat terus ya.. Masih banyak hal harus kita sumbangsihkan kepada bangsa ini," ungkapnya.

Sejak 21 Oktober 2014 saya nyaris jarang berkomunikasi dengan Pak SBY dan Bu Ani. Tercatat hanya sekali, saat usai menonton gala premier film di kawasan Kuningan - Jakarta. Malam itu nampak beliau sangat fresh dan terlihat gembira bersama dua dari tiga saudara perempuan kandung, puteri allahyarham Jendral (Purn) Sarwo Edhie Wibowo - yang sohor sejak sebagai Komandan Jendral RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) itu.

Dari banyak kenangan saya dengan beliau, yang paling teringat melekat di benak dan hati saya adalah ihwal empati yang sangat luar biasa beliau berikan kepada rakyat. Khasnya kepada korban bencana alam, di mana saja di seluruh Indonesia. Pun kepedulian beliau yang sangat besar kepada lingkungan hidup.

Senin (13/10/14) di Gedung Bidakara, Bu Ani sebagai Ibu Negara menyampaikan pidato terakhir -- sebelum 20 Oktober 2014 masa jabatan Presiden SBY berakhir. Kala itu, Bu Ani mewanti-wanti agar seluruh masyarakat Indonesia terus meningkatkan kepedulian terhadap perlindungan lingkungan, agar dunia, khasnya Indonesia terhindar dari dampak pemanasan global.

“Bulan Oktober ini hujan belum juga turun,” tukas Bu Ani, kala itu, sambil menambahkan, di beberapa daerah kekeringan sudah melanda. Dunia, katanya, kini tengah menghadapi kerusakan ozon, pemanasan global, pencemaran, pemusnahan spesies, dan limbah berhaya.

Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kekeringan dan banjir yang diperburuk oleh perubahan iklim. Banyak faktor penyebab terjadinya kondisi buram seperti itu.  “Berbagai aktivitas manusia dan industri, menyebabkan emisi gas rumah kaca ke atmosfer meningkat tinggi, sehingga memicu perubahan iklim itu.”

Hadirin terpaku sejenak. Bu Ani melanjutkan pidatonya. “Pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi upaya penyelamatan lingkungan akan merusak alam.”

Bu Ani yang sejak kecil karib dengan lingkungan alam yang asri, termasuk sungai Ciliwung yang belum tercemar, selama menyandang peran Ibu Negara mengambil bagian, menggerakkan dan memotivasi masyarakat melakukan perlindungan lingkungan.

1 Desember 2007, Bu Ani memprakarsai gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) yang berdampak positif bagi gerakan tanam 1 miliar pohon. "Tidak hanya menanam, tetapi juga memelihara kelestariannya," jelas Bu Ani, yang menyadari pada diri perempuan melekat dimensi pemeliharaan dan pengasuhan. Aksi yang dilakukan Bu Ani, menjelma menjadi yojanakarsa, gagasan visioner.

"Presiden SBY selalu mengatakan bahwa kita harus bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat tanpa merusak lingkungan. Itu kebijakan yang harus dilakukan oleh pemangku kepentingan negeri ini," kata Ibu Ani.

Untuk kepentingan lingkungan hidup Bu Ani menggerakkan berbagai program, termasuk menggerakkan berbagai kalangan masyarakat menyemai dan mendistribusikan bibit pohon untuk menghidupkan penghijauan. Bahkan di istana Cipanas beliau mengambil inisiatif  mengembangkan tanaman herbalium untuk kepentingan terapi healing dan pengembangan obat-obatan berbasis herbal.  ?

Bu Ani juga seorang fotografer yang andal. Dalam berbagai kesempatan, Bu Ani mengejawantahkan hobinya itu dan dipublikasikan melalui akun instagram-nya. Dari karya-karya fotografinya, juga nampak, Bu Ani sangat peduli terhadap alam lingkungan sekitar. Berbagai karya fotografinya terkait dengan gerakan satu anak satu pohon yang pernah dicanangkannya, menjadi inspirasi baik karena mendekati lingkungan hidup dengan perspektif artistik - estetik - etik.

Bu Ani yang juga memberikan perhatian khas kepada tanaman kelapa yang multi manfaat bagi kehidupan manusia. Demikian juga dengan Sukun, Ki Hujan, dan lainnya. Di kediamannya, Puri Cikeas, aneka pohon terpelihara baik. Selain pohon dan tanaman hias, juga pokon sukun dan pohon buah lainnya.

Sosok Bu Ani di mata saya juga seperti pohon kelapa yang multi manfaat. Sebagai pribadi, Bu Ani adalah pribadi yang teguh pendirian, jelas dalam bersikap dan sangat mengerti bahwa hidup selalu menyediakan tantangan dan peluang, sehingga manusia dapat mengenali kelamahan dan kekuatannya.

Dalam konteks itulah, Bu Ani meyakini, bahwa bersikap demokratis dengan menjunjung tinggi nilai keadaban dan peradaban yang diwarnai budaya bangsa sendiri menjadi penting. Untuk itu, Bu Ani sebagai isteri prajurit dan ibu dua anak, mendidik langsung anak-anaknya (Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono), termasuk mentransfer nilai-nilai hidup religius, nasionalis, dan demokratis. Meski dengan sentuhan ibu, Bu Ani membuka ruang komunikasi dengan anak dan menantu dengan baik.

Bu Ani yang tekun wirid dan tahajjud dalam menjalani kehidupan sebagai istri dan ibu, itu lebih banyak memperlakukan kalangan dekat sebagai saudara dan teman, katimbang sebagai staf atau bawahan. Dan, amat tepat menempatkan posisinya secara fungsional. Bu Ani tak akan ikut bicara, kecuali dalam percakapan yang dirinya memang diposisikan sebagai partisipan.

Suatu ketika, di dalam pesawat dalam penerbangan menuju ke New York, Pak SBY terlibat perbincangan serius dengan kami yang menyertainya, topik pembicaraan nostalgia tentang bagaimana SBY dan tim harus menghadapi Sidang Dewan Keamanan PBB seputar masalah Timor Timur. Bu Ani diam saja, menyimak pembicaraan. (Baca juga : Syafakilah Bu Ani Bambang Yudhoyono)

Dalam suatu perbincangan ringan di Budapest - Hungaria, di veranda kamar hotel tempat menginap, Pak SBY juga bercerita nostalgia ketika bertugas dalam misi perdamaian PBB di Boznia Herzegovina. Ketika itu, setiap liburan, beliau memanfaatkan waktu bertandang ke Budapest. Bu Ani menyimak dengan tekun, ketika SBY bercerita sambil menunjuk ke arah jembatan rantai dan istana jauh di seberang sungai yang persis arahnya dengan veranda itu.

Di kesempatan lain, Bu Ani aktif bicara dan hangat dalam diskusi, termasuk dengan Pak SBY. Terutama yang terkait dengan berrbagai hal yang terkait dengan bidang yang didalami Bu Ani, yang adalah sarjana ilmu politik (pemerintahan). Bu Ani yang pernahmenjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu, adalah sosok yang berdimensi.

Pemikirannya luas. Dan, beliau orang baik. Sosok insan yang sangat paham bagaimana menghargai orang lain. Kebaikan dan kebajikan beliau, insyaAllah menggantarnya husnul khatimah menuju Al Khaliq sumber cinta dan kasih sayang.

Selamat menjumpai Sumber Kebajikan, Bu Ani.... |   

Editor : Web Administrator
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 921
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1412
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1559
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 502
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1584
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1372
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya