Sambal Janda Mengamuk

| dilihat 6127

Bang SEM

SAMBAL tak hanya sekadar makanan pelengkap. Dalam banyak hal, sambal bahkan menjadi ekspresi kultural keragaman kuliner dan pola selera masyarakat yang sangat plural. Aneka sambal tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Mulai sambal ganja, sambal lado, sambal hijau, sambal jangek, sambal uninga, sambal asam, sambal kenari, sambal belimbing, sambal limo, sambal belimbing, sambal cuka, sambal terasi, sambal cobek, sambal dadakan, sambal cengek, sambal Jawa, sambal seluang, sambal jintan, sambal botoh, sambal gandaria, sambal Manado, sambal pala, sampai sambal ‘janda mengamuk'.

Untuk jenis sambal yang terakhir, belum jelas benar apa pasal sejarahnya. Mengapa mesti disebut sambal ‘janda mengamuk'. Untuk pertama kalinya, saya menikmati sambal ‘janda mengamuk' di rumah salah seorang famili, di Samarinda.

Tak seperti sambal yang lain, sambal yang satu ini pedasnya tak alang kepalang. Seujung sendok teh saja sambal ini terlahap, pedasnya segera menyambar. Bibir bergetar. Keringat segera mengucur. Apalagi ketika disantap dengan nasi panas dan ikan bakar.

Ketika mencoba untuk pertama kalinya, saya nyaris tak bisa mengidentifikasi kenikmatan apa yang didapat dari sambal yang membuat bibir terasa panas terbakar itu. Hanya rasa asin dan masam yang terkecap, dan membuat sambal ‘janda mengamuk' menghentak selera makan.

Belakangan, setelah sering menyantapnya, baru terasa, sambal yang satu ini punya kenikmatan tersendiri. Uniknya, kenikmatan itu justru terasa ketika pedas yang sangat menyentak bibir.

Konon sambal ‘janda mengamuk' dibuat pertama kali oleh seorang janda, yang tersinggung ketika seorang lelaki yang hendak meminangnya, menguji dia membuat sambal. Tak satu pun sambal olahannya menarik minat sang lelaki. Bahkan, lantaran dianggap tak pandai membuat sambal yang pas bagi sang lelaki, ekspresi cintanya ditolak begitu saja.

Sang janda tak tinggal diam. Ketika kemudian banyak lelaki menghampiri, dan berniat hendak menyuntingnya sebagai istri, ia balik menguji para lelaki itu. Maka dibuatlah sambal sesuka hati dengan resep mengikuti gerak irama hati.

Cabe rawit segar paling pedas, lada, jahe, sedikit daun kayu putih, sedikit daun kemangi, bawang merah segar, dan sedikit tomat mengkal, diolah jadi satu hingga halus. Untuk penajam rasa, diberi garam dan belimbing sayur yang cukup. Hasilnya? Alamaaak,.. tak satupun lelaki yang datang meminang, pantas jadi pemenang.

Sambal ‘janda mengamuk' seolah dibuat untuk menguji keberanian lelaki yang pantas menjadi suaminya. Ia tak hendak mengalami nasib buruk bersuamikan lelaki pemalas, ketika kali pertama menikah. Lelaki yang hanya pandai menuntut hak, tapi tak pandai memenuhi kewajiban sebagai suami: lahir dan batin.

Sambal ‘janda mengamuk' seolah menjadi pernyataan perempuan untuk mendudukkan konstelasi sosialnya sebagai subyek. Artinya, perempuan berhak menentukan kategori dan kriterium yang harus dipenuhi oleh lelaki untuk menyandang kedudukan sebagai suami.

Perempuan sebagai subyek memang berhak menentukan kategori dan kriterium itu. Paling tidak, agar hubungan suami - istri terbebas dari dominansi. Hak asasi dan kewajiban asasi suami istri, tidak boleh bias jender.

Logika di balik sambal ‘janda mengamuk' dalam bentuknya yang lain dapat diaplikasikan dalam melakukan proses seleksi yang adil dan setara bagi lelaki dan perempuan, guna memeroleh suatu kedudukan sosial tertentu. Terutama, ketika kita sepakat, lelaki dan perempuan mempunyai oportunitas dan prospek yang sama untuk memegang amanah publik. Hhhuaaaaahhh. |

Editor : Web Administrator
 
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 244
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 422
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 317
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 272
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya