IMAGINEERING

Mimpi Imma

| dilihat 2051

Bang Sem

JEDA rehat kantor siang itu sungguh heboh. Sorak sorai membahana meramaikan suasana cafétaria yang semula biasa-biasa saja. Hampir semua yang berada di situ, sedang menertawakan Luly. Ia baru saja mengekspresikan mimpinya.

Dalam perbincangan tentang dreams, itu Imma mengatakan, dirinya kelak akan menjadi chief executive officer di perusahaan itu.

“Kira-kira, sepuluh tahun ke depan,” ujarnya.

Imajinasi yang sedang mengembara itu, mulanya ditanggapi dengan tawa biasa saja. Lalu, berubah menjadi cemo’oh, sejak Yazid dengan nyinyir ‘membanting’ mimpi Imma di hadapan khalayak ramai.

“Mimpi boleh saja, tapi jangan mimpi tengah hari dong. Ukur kemampuan...,” cetus Yazid ketika, itu. Seluruh teman Imma di ruangan itu, akhirnya melecehkan Imma. Itulah yang membuat Imma mengeluh dan tercenung.

Hati Imma tergores. Pedih. Luka hati itulah yang membuatnya murung. Karenanya, tak heran, ketika sua dengan Hasan, kekasihnya, ia langsung mengumbar seluruh keluh.

Imma boleh menarik nafas sesaat, ketika  Hasan, tersenyum mendengar keluhannya. Lantas, memberi support kepada Imma. Hasan memuji, ia menyatakan, apa yang disampaikan Imma merupakan sesuatu yang wajar. Bahkan harus. Apalagi, Imma datang dari lingkungan keluarga yang terbiasa dengan kompetisi kreatif.

Imma sendiri sejak bocah sudah tertarik dengan sesanti: “Mulailah dengan mimpi untuk menjejak di bumi, meski tanganmu tak mampu menggapai bintang dan rembulan”.

Sesanti sejenis ini, kerap ia dengar dari orang tuanya. Kemudian ia dapatkan lagi dari para instruktur saat mengikuti achieve­ment motivating training.

Hasan menangkap suasana itu, dan kontan menggoda dengan pernyataan sangat retoris. “Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang”, ujarnya menirukan kalimat yang sering digunakan Bung Karno memompa semangat para pengikutnya. Bedanya, Hasan menggunakan bahasa lelaki yang sedang fall in love.

Benar yang dikata orang, perempuan seperti Imma, mudah luruh oleh bahasa cinta. Ketika Hasan memotivasinya dengan cara yang soft semacam itu, dia malah mengekspresikan kemanjaannya.

“Salah gak sih mimpiku? Tidakkah pernyataan mimpiku, itu hanya fantasi semata?” tanyanya dengan manja kepada sang kekasih.

Sambil menatap tajam mata Imma yang menggetarkan dawai cinta mereka, Hasan berujar, “Tak ada yang salah dengan pernyataan mimpimu, Imma.” Hasan melihat Imma punya potensi, dan berbeda dengan kebanyakan rekannya. Imma tipe perempuan yang percaya diri, mempunyai ambisi, dan selalu siap untuk menerima motivasi diri.

Achievement motivation Imma terbilang baik, menurut Nia, mantan instrukturnya saat pelatihan beberapa waktu berselang. 

Instruktur pelatihan, yang sahabat Hasan, itu mengatakan bilang, “Imma termasuk peserta yang paling jelas dan terang benderang mendeskripsikan mimpinya”.

Itulah day dreams. Buah kesadaran yang melahirkan imajinasi untuk mencapai kondisi hidup lebih baik. 

“Jadi, berbeda dengan mimpi kedatanganku di saat-saat kamu kangen,” goda Hasan. Luly,  sahabat karib Imma, mencubit lengan sahabatnya itu.  Aoooww !!

Rasionalitas yang melatari pernyataan Imma, itu memberi nilai atas mimpi Imma,  sebagai deskripsi abstraktif, berkekuatan intuisi. Paling tidak, mimpi itulah yang telah mendorongnya menentukan posisi ideal yang mesti dicapai dalam kehidupan nyata.

“Jangan biarkan mimpimu bergerak dan berkembang liar, dan ngembara menjadi fantasi berisi khayalan semata”, seru Hasan.  Ubah hidup dengan mimpi produktif dan imajinatif.

“Aku sadar koq untuk selalu berusaha menggerakkan mimpiku sebagai imajinasi,” ungkap Imma.

Imajinasi itu sendiri, merupakan deskripsi abstraksi tentang sesuatu secara terukur, manageable, realible, dan feasible, serta dapat menjadi basis perencanaan hidup.

Semangat Imma mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, terus memotivasi dirinya untuk tak boleh terjebak fantasi belaka.

“Menurutku, fantasi adalah sesuatu yang hanya menari-nari di dunia maya,” seru Imma, sambil bermanja. Imma mengatakan, cintanya pada Hasan adalah bukti, betapa mimpinya selalu berwujud nyata.

Cinta, mengubah mimpi menjadi realitas. Termasuk cinta pada pekerjaan. |

Editor : Web Administrator
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 940
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1170
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1431
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1580
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 226
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 321
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya