Khalwat

| dilihat 726

Bang Sèm

Malam bertambah malam. Senyap sungguh menyergap. Semilir angin berembus perlahan. Pelepah kurma di sudut laman bergoyang perlahan. Cahaya rembulan memancar indah, meski tak lagi purnama seperti beberapa hari berselang. Gemintang bagai mengerjap-kerjap.

Abu Waswas melangkah dengan ayunan perlahan, mendekati batu besar, tak jauh dar pokok kurma.

Jelang Ramadan tiba, Abu membersihkan batu itu, lalu menjaganya agar tetap dalam keadaan bersih. Batu berukuran dua kali satu meter persegi, dengan permukaan yang datar, itu sudah sepekan ini menjadi tempat Abu melaksanakan qiyamul lail.

Abu membiarkan batu itu tanpa alas. Dengan kesantunan yang terjaga, Abi Waswas meminta istrinya untuk tak lagi meletakkan hambal kecil mirip sajadah di atasnya.

"Cukuplah batu itu menjadi tempatku bersujud. Biar kurasakan hangat panas mentari yang terserap ke dalamnya," ujar Abu.

"Tapi kulit keningmu terlalu tipis. Batu itu terlalu keras. Aku kuatir, permukaan batu akan melukai keningmu," balas sang istri.

"Jangan kuatir, wahai istriku sayang. Kalaupun keningku terluka oleh permukaan batu yang sajadahku, biarkan aku merasakan pedihnya. Idzinkan aku merasakan kepedihan, itu.. yang mungkin tak sebanding dengan kepedihan hatimu oleh kata-kataku yang sering bagai sembilu," respon Abu.

Sang istri memandang wajah Abu dengan tatapan haru.

Awan bergerak, menutupi rembulan. Gelap terasa. Sejak diam di rumah, mengurung diri semenjak wabah epidemi menyergap seluruh dunia, banyak hal berubah pada diri abu.

Sepanjang pernikahannya, baru kali ini, sang istri tahu di mana, sedang apa, dan bagaimana Abu sesungguhnya. Sang istri bertambah cinta kepada Abu.

Sang istri juga kian paham, bagaimana Abu sesungguhnya. Lelaki yang nyaris tak pernah tahu bagaimana mesti berbasa-basi. Kata-katanya lugas dan selalu diucapkannya spontan. Seringkali kata-katanya terasa pahit, tapi setelah direnung-renung beberapa waktu kemudian, apa yang dikatakan dan dinyatakan Abu benar. Realitas itu juga yang membuat istrinya, belakangan hari sering merasa malu, karena selalu mengatakan, lidah Abu Waswas laksana sembilu. Ucapannya sering terasa pedih di hati.

Kini, sang istri paham, bagaimana Abu, sesungguhnya sosok lelaki yang berpegang pada prinsip, "nyatakanlah yang benar, meskipun pahit." Itu sebabnya, sang istri kini mafhum muhallafah, mengapa Sultan tak begitu suka dengan Abu.


***

Semenjak tak berada di lingkungan istana, tak lagi banyak orang yang datang berkunjung ke rumah Abu. Tapi, Abu justru kian sibuk. Ia kian jarang berada di rumah, karena harus memenuhi begitu banyak undangan dari berbagai kalangan.

Sang isteri mengulang bayang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Suatu peristiwa melintas dan diam beberapa saat di benaknya. Maka terbayanglah..

Beberapa kali kediaman Abu menjadi obyek pantauan orang-orang istana. Bahkan, beberapa pengawal istana pernah datang dengan wajah garang, meminta kepada sang istri, supaya meminta Abu berhenti bicara.

"Mintalah suamimu berhenti bicara," ujar pengawal istana yang diutus Sultan. "Hulubalang dan Bendahari istana sudah menyiapkan apa saja keperluanmu.." tambahnya.

Istri Abu Waswas tersenyum. Dia memandang wajah pengawal istana itu.

"Kembalilah ke istana, katakan kepada Hulubalang, ada dua hal yang tak bisa kulakukan dalam hidupku. Melarang Abu Waswas berhenti berfikir dan berhenti bicara," jawab sang istri. "Terima kasih atas perhatian Hulubalang.. pahamilah, tentang keperluan hidupku, Abu dan keluargaku, sudah ada yang penuhi," ungkap sang istri.

"Siapa? Siapa yang memenuhi seluruh keperluan hidupmu? Para pembangkang kesultanankah?" desak pengawal istana.

Istri Abu Waswas menggeleng. "Sejak dulu, bahkan ketika diangkat menjadi penasihat Sultan, keperluan hidup kami tak pernah bergantung kepada Kesultanan.. Tak sesiapapun mampu memenuhi seluruh keperluan hidup kami..," lanjut istri Abu Waswas.

Pengawal itu kembali mendesak. Istri Abu Waswas menatap pengawal itu dengan tatapan mata tajam. "Yang menjamin seluruh keperluan hidup kami, adalah Dia yang Mahakuasa dan Mahakaya, yang kapan saja, dengan caranya bisa mencabut kekuasaan Sultan dan mengubah Sultan, Kesultanan, dan bangsa ini menjadi fakir. Huwal maliqul quddus. Huwalladzi khalaqakum.. Huwa rabbakum... Dia yang Maharaja dari segala Raja nan suci, dia yang menciptakan semesta, dan dia yang Mahapemelihara," jawab istri Abu Waswas. "Bahkan, dia yang menghidupkan dan mematikan manusia," lanjutnya.

Ketika sang istri masih terpana beberapa jenak, membuang bayang yang sempat mengendap. Terlihat Abu sudah menegakkan salat. Hening bagai selimut yang melindunginya dari angin yang terasa lebih dingin dari hari-hari sebelumnya.

Sang istri bergegas ke dalam rumah. Tak lama kemudian, dia kembali ke beranda, dan salat malam di beranda. Pada rakaat ke dua puluh dia berhenti. Dia melihat Abu yang sedang khusyuk menegakkan salat.

Tak lama kemudian di mendekati Abu, menggelar hmbal kecil, persis di belakang batu tempat Abu bersila. Dia mendengar dan mengaminkan do'a yang dibaca suaminya.

"Ya Ilahi Anta maqsudi.. Engkaulah Maha Pema'af dan Maha Pengampun.. hamba-Mu yang masih berlumuran noda dosa, kembali mengangkat tangan, yang dijemarinya masih dilumuri bercak noda dosa, mohon dengan sangat maafkan dan ampuni hamba. Tanpa-mu, ya Allah, siapa lagi yang akan mema'afkan dan mengampuni hamba."

"Ya Ilahi Anta Rabb.. Engkaulah yang memelihara semesta, termasuk seluruh hamba-Mu.. Hamba mohon dengan sangat, masukkanlah kami ke dalam golongan hamba yang selalu berada dalam pemeliharaan-Mu.. Tolong , Engkau angkat segala kuasa yang hendak menjulurkan kuasanya, sehingga mengalihkan hamba dari pemeliharaan-Mu."

Lagi, istri Abu mengaminkan. Tak lama kemudian, ia bergegas masuk ke dalam rumah.. hendak menyiapkan santap sahur untuk suaminya. |  #stayathome #semHaesy

Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 823
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1089
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1342
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1483
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya