AKARPADINEWS.Com -Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengunjungi kota Banda Aceh. Tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, di kepala saya terlintas betapa lezatnya makanan khas tanah rencong ini. Makanan khas Aceh kaya akan bumbu rempahtapi saya tak mau melewatkan tiga masakan khas Aceh berikut ini. Makanan ini begitu popular hingga tanah air dan mancanegara, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Foto: Baety/Akarpadi
1. Ayam Tangkap
Mendengar namanya saja membuat kita tersipu dan lantas muncul kelakar dari teman-teman saya, “Pasti lama masaknya karena harus mengejar ayam dulu untuk ditangkap.” Dugaan itu tak meleset jauh. Kami menunggu sekitar 30 menit untuk menyantap hidangan ini. Penyajian ini terbilang cepat, padahal prosesi sajian dari ayam ini seperti namanya, Ayam Tangkap seharusnya cukup lama. Awalnya, Ayam kampung ditangkap dulu lantas dibersihkan sekaligusdipotong serta dilumuri bumbu dan langsung digoreng kering.Runutan itu, jelas pelayan, tetap dipertahankan oleh kedainya, tapi agar cepat dalam pengolahan, disiapkan lebih dulu racikan bumbu.
Jadi cerita Ayam Tangkap yang tak lain adalah ayam hidup lalu ditangkap, dipotong-potong sebesar ibu jari dan langsung dimasak memang ada benarnya. Tapi tak semua kedai melakukan prosesi yang sama. Ada juga yang telah memotong terlebih dahulu tapi dilakukan pada hari itu juga ketikamenyajikan. Satu piring Ayam Tangkap terdiri dari satu ekor ayam kampung seharga Rp 50.000.
Sajian makanan ini beda dengan ayam lain, seperti ayam kecap, ayam bakar ataupun ayam suwir. Ayam Tangkap adalah ayam yang dipotong kecil-kecil (ibu jari) kemudian digoreng kering. Cara penyajiannya, ayam goreng kering itu ditutupi dengan daun yang digoreng kering, bercita rasa seperti daun jeruk, tapi ternyata daun salam koja (temburu), yang digoreng kering jadi seperti keripik. Diatas daun terumbu diberi tiga buah cabe hijau, juga digoreng kering. Rasanya sih sebenarnya seperti ayam goreng biasa saja, tapi dengan sajian kriuk kriuk daun temburu dan cabe hijau goreng cita rasanya jadi berbeda.Jujur, saya begitu suka cabe hijau gorengnya, tidak pedas dan krispi.
2.Sate Matang
Sate Matang begitu dikenal di Aceh. Daging yang digunakan adalah daging sapi atau lembu. Jadi buat Anda yang tak suka daging kambing maka sate ini pantas untuk dicoba. Dinamakan Sate Matang karena asalnya dari daerah Matang, Bireuen. Yang bikin spesial sate ini karena makan lebih nikmat dengan kuah soto. Pilihan lain, dimakan dengan bumbu kacang dan bumbu kecap, yang disajikan terpisah.
Di Banda Aceh, banyak warung yang menyediakan makanan ini. Satu porsi berisi 10 tusuk sate dihargai sekitar Rp 11.000.
3.Mi Aceh
Makanan terkenal lainnya di Aceh adalah mi. Di luar Aceh, masyarakat luas menyebutnya Mi Aceh, tapi di Banda Aceh tentunya tak ada kedai yang menamakan diri kedai Mi Aceh. Sebagain besar warung atau kedai bernama sang pemilik ataupun Mi Kuah atau Mi Rebus. Pasalnya, makanan ini hanya disajikan dengan dua cara, digoreng atau direbus. Saya mencicipi mi rebus atau mi kuah di sekitar Jalan Teuku Umar.
Pembeda Mi Aceh dengan lain, mi kuah ini berbentuk besar-besar, dan memiliki variasi campuran yang beragam, seperti daging, kepiting, udang dan seafood. Kuahnya pun beragam, ada yang kaya rempah, bewarna merah dan tentunya pedas, ada pula yang bening. Dan saya memcicipi kuah polos bewarma putih. Tapi semua itu tergantung selera Anda. Jika ingin pedas atau tidak. Semangkuk mi kuah dihargai sekitar Rp 8000.