Monyet Ekor Panjang

| dilihat 2778

Macaca fascicularis, Crab-eating Macaque, Long-tailed Macaque adalah nama monyet ekor panjang ini dalam bahasa inggris dan ilmiah. Di beberapa daerah di Indonesia monyet ekor panjang ini disebut dengan berbagai nama seperti Bojog (Bali), Kethek atau Munyuk (Jawa), Monyet, Kunyuk atau Onces (Sunda).

Monyet yang berkerabat dekat dengan Beruk Mentawai dan Monyet Hitam Sulawesi ini sering dijadikan hewan peliharaan juga juga sering dimanfaatkan untuk keperluan penelitian medis dan sebagai hewan percobaan. Di Indonesia Monyet Ekor Panjang sering juga dijadikan pertunjukan topeng monyet.

Secara morfologi umum, Macaca fascicularis memiliki panjang tubuh berkisar antara 385-648 mm. Panjang ekor jantan dan betina antara 400-655 mm. Berat badan jantan dewasa berkisar antara 3,5-8 kg, sedangkan berat badan betina dewasa sekitar 3 kg. Warna tubuh bervariasi, mulai dari abu-abu sampai kecoklatan, dengan bagian ventral berwarna putih. Anak yang baru lahir berambut kehitaman (Diar, 2010).

Monyet Ekor Panjang hidup berkelompok dengan anggota antara 5 hingga 40-an ekor lebih. Dalam satu kelompok terdapat 2-5 pejantan dengan jumlah betina 2-5 kali lipatnya dengan salah satu monyet jantan sebagai pemimpin kelompok. Seekor pejantan biasanya melakukan perkawinan dengan beberapa betina sekaligus.

Monyet ini tergolong hewan omnivora. Makanannya bervariasi mulai dari buah, daun, bunga, umbi, jamur, serangga, siput, rumput muda, bahkan kepiting. Namun mayoritas yang dikonsumsi adalah buah-buahan.

Primata ini mampu hidup dalam beragam ekosistem mulai dari hutan bakau di pantai, dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 2.000 MDPL. Monyet jenis ini tersebar luas di kawasan Asia Tenggara dan Selatan mulai dari Banglades, Brunei, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.

Di Indonesia Monyet ini dapat dijumpai di Bali, Bangka, Bawean, Belitung, Jawa, Kalimantan, Kangean, Karimunjawa, Karimata, Lombok, Nias, Nusa Tenggara, Simeulue, Sumatra, Sumba, Sumbawa, dan Timor.

Monyet jenis ini mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia modern, mereka bisa memakan ice cream, roti bahkan mereka bisa membuka botol minuman ringan yang di ambil dari para wisatawan.

Kemampuannya yang luar biasa dalam beradaptasi inilah yang menjadi salah satu sebab monyet jenis ini mempunyai jumlah populasi yang sangat banyak. Menurut IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) Monyet ekor panjang ini jumlahnya masih aman, sehingga belum mengkategorikannya dalam status Least Concern. Dan oleh CITES didaftar sebagai Apendiks II. Bahkan di Indonesia, primata ini juga bukan termasuk salah satu binatang yang dilindungi.

 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 223
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 316
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 236
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 458
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 450
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 418
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya