LNG untuk Transportasi

| dilihat 2474

AKARPADINEWS.COM |  ERA konseptual kini adalah era yang menuntut siapa saja untuk  bergerak ke depan, mengambil berbagai inisiatif. Kemudian melakukan berbagai inovasi di bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Dalam konsep pandang demikian, Pertamina terbilang salah satu BUMN strategis yang tak pernah kehilangan momentum.

Sebulan lalu, Pertamina merintis pemanfaatan gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) untuk bahan bakar bagi sektor transportasi dan rumah tangga. Rintisan itu, kelak diharapkan dapat menekan konsumsi BBM, mengurangi subsidi, dan menghemat devisa Negara.

Seirama dengan komitmen itu, melalui anak perusahaannya (PT Badak NGL) Pertamina melakukan uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan operasional perusahaan. Uji coba juga dilakukan pada tiga unit kompor rumah tangga. 

Uji coba penggunaan LNG sebagai titik awal pemanfaatan LNG bagi sektor transportasi dan rumah tangga, sudah dimulai sejak Karen Agustiawan memimpin Pertamina. Kala itu Karen mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk semakin melengkapi infrastruktur yang diperlukan demi suksesnya pemanfaatan LNG untuk keperluan domestik di masa mendatang.

Tentu saja upaya-upaya inovasi dalam mewujudkan komitmen itu, saya lihat sebagai kesatuan tak terpisah dari keseluruhan proses transformasi Pertamina. Tak berhenti hanya komitmen bisnis, melainkan, jauh dari itu, saya pandang sebagai komitmen kuat terhadap perubahan minda pemanfaatan gas bumi.

Bagi Pertamina sebagai BUMN strategis yang tengah menempa diri menjadi world class company, inovasi dan invensi merupakan sesuatu yang tak boleh terabaikan. Oleh karenanya, bagi Pertamina, program riset dan pengembangan produk menjadi penting dan niscaya pula. Termasuk dalam hal melakukan paradigma bisnis yang lebih efisien dan efektif.

Selama ini paradigma bisnis LNG berorientasi ekspor. Orientasi itu secara sadar dan gradual berubah. Baik karena potensi pasar dalam memberi peluang keuntungan yang sama besar. Juga untuk berkontribusi terhadap energy security dalam keseluruhan konteks dinamika pasar dan masyarakat yang terus, sehingga konsumsi terhadap bahan bakar minyak dapat terus dikendalikan.

Untuk pemassalan seluruh upaya yang sedang dilakukan, itu ada baiknya sejak dini Pertamina duduk dengan para industriawan otomotif pemegang merk. Mengikat kerjasama untuk memproduksi atau merakit kendaraan bermotor berbahan bakar LNG.

Kerjasama itu penting, agar inovasi yang dilakukan Pertamina dapat bersinergi langsung dengan inovasi para induastriawan otomotif, sehingga akan memungkinkan masyarakat – secara massal --  mendapatkan manfaat. Apalagi, bila Pertamina juga menerapkan policy design harga jual LNG untuk keperluan transportasi dan rumah tangga, yang terjangkau.

Inovasi atau transformasi ini saya pandang positif. Apalagi bahan bakar LNG cenderung lebih ramah lingkungan, dapat mengurangi emisi sekitar 85% dibadingkan CNG (compressed natural gaz). LNG, bahkan dapat disimpan dalam tekanan rendah (1 atmosfer).

Di sisi lain, bagi Indonesia, inovasi ini memberikan tawaran baru bagia penguatan kebijakan nasional terkait konvergensi konsumsi kendaraan bermotor, dari BBM ke BBG.

Apalagi, di seluruh dunia kini, relatif baru kurang lebih 15 juta kendaraan berbahan gas yang beroperasi. Ini maknanya, Indonesia perlu ambil ambil bagian untuk berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kendaraan pengguna BBG. Bahkan, bila perlu Pertamina memelopori gerakan massal gaya hidup konsumsi gas.

Pertamina perlu menginventarisasi public figur atau figur prominensia untuk dijadikan ambassador gagasan inovatif pengembangan LNG sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan rumah tangga.

Dengan cara ini, antara lain, Pertamina akan terus berada di depan sebagai praercursor (pelopor) inovasi di sektor migas. Melalui anak-anak perusahaannya, Pertamina dapat lebih intensif dan fokus menggarap potensi pasar LNG. Sebelum untuk kepentingan transportasi umum, dapat dimulai untuk kepentingan transportasi khas di lingkungan situs-situs pertambangan.

Kita yakin, dengan spirit terbarukan yang tak pernah berhenti, inovasi semacam ini akan terus berkembang. Pertamina akhirnya akan sampai pada satu titik penting perkembangannya ke depan, yaitu gradmaster innovator industri migas dunia. Paling tidak, di kawasan pasifik.

Teruslah bergerak dengan beragam inovasi, dan jangan mau mengalah dengan intervensi non korporasi. Tabik..| Bang Sem

Editor : Web Administrator
 
Ekonomi & Bisnis
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 278
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 140
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Energi & Tambang