Tak Kapal, Jukung Bermotor pun Bolehlah

| dilihat 2709

Bang Sem

PERAIRAN Anambas di lepas pantai Riau, Jum’at 15 Desember 2014, rada tenang, selepas Subuh, ketika tiga kapal patroli Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI), KRI Barakuda 633, KRI Todak 631, dan KRI Sultan Hasanudin 366, merapat .

Kapal-kapal patroli itu melepas jangkar. Matahari masih malu-malu menjelang fajar. Ketiga kapal patroli itu sedang mengintai sejumlah jukung bermotor milik nelayan Vietnam. Kabarnya, jukung bermotor yang biasa dipakai nelayan Vietnam, gemar melintas Laut China Selatan, melintas batas, masuk perairan Indonesia. Mencuri ikan.

Lepas pukul 08.00 kapal patroli itu menarik jangkar dan perlahan menuju laut. Hanya ada satu agenda: menembak dan menenggelamkan jukung bermotor milik nelayan Vietnam yang diduga mencuri ikan di perairan Indonesia. Di antara Pulau Tanjung Pedas dan Pulau Desa Lingai, Kepulauan Anambas, berkedalaman sekitar 45-60 meter, kapal patroli menyergap jukung bermotor nelayan Vietnam yang sudah ditangkap sejak beberapa hari sebelumnya. Mereka digiring dari Pulau Tarempa.

Tak berapa lama, Kapal Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan laut (Bakorkamla) ikut merapat dan bergabung dengan kapal patroli TNI AL yang berjarak 200 meter dari jukung bermotor nelayan Vietnam.  Beberapa saat kemudian, “Blam.. Blam.. Blam.,” peluru dari senjata mesin Bintang Laut meluncur, menembak jukung bermotor nelayan Vietnam itu. Ah.. Jukung bermesin itu tak segera tenggelam.

Sejumlah anggota pasukan katak dari Korps Marinir, diperintahkan terjun ke laut, membawa beberapa detonator, dan memasang di beberapa bagian jukung bermotor yang tak juga mau tenggelam itu. Tak lama setelah kembali ke kapalnya, Panglima Komando RI Armada wilayah Barat, Laksamana Muda Widodo, dari atas KRI Sultan Hasanuddin 366, memerintahkan: “Ledakkan !!” Blam.. Blam.. Blam.. bara api dari detonator merambah jukung bermotor yang beberapa saat kemudian terjungkir dan tenggelam.

Lantas media memberitakan. Perintah Presiden Jokowi untuk meledakkan kapal pencuri ikan di perairan Indonesia sudah dilaksanakan. Apresiasi terhadap aksi peledakan kapal itu pun bermunculan dari mana-mana. Bau politik merebak, ketika mass media memberitakan. Celakanya, media sosial ‘bercerita lain.’ Seperti biasa, apresiasi berbalas cemeeh, dan kemudian terjadi silang saling komentar dan opini.

Bagi saya, bagus-bagus saja pemerintah menindak tegas para pencuri ikan di perairan Indonesia. Tapi, haruskah untuk mengeksekusi hanya jukung bermotor seperti itu harus langsung dikomando oleh perwira tinggi berpangkat Laksamana Muda? Bayangan saya, ketika seorang Laksamana Muda berstatus Panglima Armada wilayah Barat, yang ditenggelamkan adalah kapal besar yang tidak sekadar menangkap ikan, tetapi sekaligus mengolahnya menjadi ikan dalam kaleng, semacam sardencis. 

Dari berbagai kalangan pelaku bisnis perikanan laut, kita sering mendapat kabar, kapal-kapal besar dari China dan Jepang, dalam ukuran besar dan dilengkapi peralatan industrial sering juga berlalu lalang melintas batas perairan Indonesia untuk mendapat ikan laut di musim migrasi. Terutama di Timur Indonesia. Mustinya, kapal-kapal itu yang menjadi sasaran pertama.

Tapi, tak apalah. Tak kapal perompak, jukung bermotor pencuri pun bolehlah ! Tinggal lagi, kita tunggu, seberapa jera mereka mencuri ikan di laut Indonesia, kelak.. !! |

Editor : Web Administrator | Sumber : foto-foto istimewa
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 749
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 903
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 858
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 953
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1176
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1442
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1588
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya