PADANG, AKARPADINEWS.COM | PT Semen Padang meraih Penghargaan Rintisan Teknologi dan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian. Penghargaan ini diserahkan Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada Direktur Komersil PT Semen Padang Pudjo Suseno di Jakarta, Rabu (15/10).
"Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dari pemerintah terhadap PT Semen Padang yang mampu menghasilkan inovasi teknologi melalui penerapan Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG), dan sebagai industri yang komit menerapkan pola-pola penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energi ramah lingkungan," kata Direktur Komersial PT Semen Padang Pudjo Suseno yang didampingi Kepala Departemen Jaminan Kualitas dan Inovasi PT Semen Padang, Hari Utama.
Penghargaan Rintisan Teknologi (RINTEK) diberikan sebagai penghargaan pemerintah kepada industri yang telah secara luar biasa menghasilkan perekayasaan dan inovasi teknologi. Sementara penghargaan industri hijau merupakan program Kementerian Perindustrian yang dilaksanakan setiap tahun. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan industri yang menerapkan pola-pola penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energi ramah lingkungan.
Kepala Departemen Jaminan Kualitas dan Inovasi PT Semen Padang Hari Utama, mengatakan, untuk penghargaan rintisan teknologi PT Semen Padang mengusung teknologi Waste Heat Recovery Power Generation/WHRG sebagai inovasi teknologi yang pertama di Indonesia.
Dengan inovasi yang sama, kata Hari, PT Semen Padang juga sukses meraih Asean Energy Award 2014 yang diserahkan Menteri Energi Brunei Darussalam pada rangkaian acara The 32 th Asean Ministers on Energy Meeting (AMEM) and Related Meetings di Hotel Don Chan Palace,Vientiane, Laos, 22 September 2014 lalu. Sebelumnya, PT Semen Padang juga meraih Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) tahun 2013.
Terkait penghargaan industri hijau, Pudjo Suseno mengatakan, PT Semen Padang mempunyai komitmen yang tinggi untuk menciptakan green industry, hal ini tercermin dari Visi dan Misi Perusahaan. Visi PT Semen Padang adalah ìMenjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara.î. Misi PT Semen Padang adalah ìMemberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumber daya Perusahaan yang berwawasan lingkungan.
PT Semen Padang telah menerapkan pola-pola penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energi yang ramah lingkungan. Semen Padang telah memanfaatkan limbah untuk mensubtitusi bahan baku utama antara lain penggantian pasir besi dengan copper slag dan sampah concrete, subtitusi tanah liat dengan DCC (Drilling Cutting Cement), gypsum purified dan fly ash.
Semen Padang juga memanfaatkan biomass seperti sekam padi, tatal (limbah karet),serbuk gergaji, kertas bekas dan limbah B3 (oli bekas, grease bekas dan majun bekas) sebagai bahan bakar alternatif. Untuk meningkatkan produksi dan efisiensi energi, perusahaan melakukan penggantian separator pada cement milldengan High Efficiency Separator (HES), sehingga mengurangi pemakaian listrik dan meningkatkan produktifitas cement mill dan kualitas semen.
Dalam proses produksi, PT Semen Padang menggunakan energi primer yaitu berupa batubara dan listrik. Dalam upaya penghematan energi, perusahaan telah melakukan inisiatif penghematan dengan pemanfaatan gas buang (panas buang) dari pembakaran klinker untuk membangkitkan tenaga listrik dalam skema WHRPG.
Dengan WHRPG ini, listrik yang disupply dari PLN dapat dikurangi sebesar ± 7% dari total konsumsi listrik perusahaan dan didapat penghematan biaya listrik sebesar ± Rp. 28 milyar/ tahun.
Selain itu perusahaan juga melakukan upaya penurunan clinker factor melalui produksi semen Non OPC. Dari upaya penghematan energi listrik melalui WHRPG dan penurunan clinker factor, perusahaan berhasil menurunkan emisi gas CO2 sebesar 350.319 ton per tahun.
Untuk mewujudkan green industry, PT Semen Padang telah melakukan upaya pengelolaan limbah dan emisi berupa pembangunan dan pengoperasian WHRPG serta penggunaan biomass untuk mereduksi emisi gas CO2, selain itu dengan menggunakan freon yang tidak mengandung CFC. Untuk mengurangi emisi debu, fasilitas produksi dilengkapi dengan alat khusus pengendali debu berupa electrostatic precipitator (ESP), cyclone, conditioning tower, bag house filter dan peralatan lainnya.
Untuk pengelolaan limbah B3 dan Non B3 perusahaan menerapkan kebijakan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah B3 perusahaan memiliki izin pengelolaan berupa izin penyimpanan dan pemanfaatan limbah B3 dengan menggunakan kiln sebagai insinerator. | pressre