Pupuk untuk Petani

| dilihat 1757

APA logika normal kita ketika masih ingin menegaskan diri sebagai bangsa agraris?

Bila jawabnya adalah “ya,” tentu kita mesti menggenjot ketahanan pangan yang menyeluruh. Melingkupi seluruh aspek di dalamnya. Karena itu, prinsip-prinsip asasi pengelolaan pertanian bangsa ini – mulai dari agriculture sampai agroindustri – mesti sungguh berjalan secara integral. Tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Hulu atau hilir.

Begitu banyak ihwal perlu dikerjakan. Mulai dari riset dan benih dengan plasma nuftah endemis – sebagai ekspresi nasionalisme religius secara kongkret – sampai penyediaan seluruh sarana produksi dan teknologi pertanian.

Salah satu aspek yang menarik perhatian kita adalah pupuk.

Belum lama berselang, pemerintah membentuk holding company berkaitan dengan pembangunan pertanian (berbasis daerah aliran sungai) dan industri pupuk. Langkah ini selaras dengan garis kebijakan tentang subsidi petani dan bukan subsidi produsen dan distributor pupuk. Kebijakan strategis, ini untuk mengembalikan kedudukan petani sebagai subyek.  

Subsidi terhadap petani, akan memacu berkembangnya inisiatif-inisiatif dan inovasi baru produsen dan distribusi pupuk.

Juga akan menumbuhkan ekuitas dan ekualitas petani dengan produsen. Paling tidak, agar petani lebih berdaya. Apalagi di saat tiba musim tanam, musim yang selama ini menjadi masa sulit bagi petani.

Pada masa tanam, petani seringkali dipermainkan oleh mereka yang memegang kendali (dan berspekulasi) tentang pupuk, untuk mengeruk keuntungan dari subsisi pupuk. Celakanya, mereka yang ‘mencekik’ petani inilah, yang kini rajin berkoar-koar membela petani, untu mencapai tujuan politiknya.

Pembentukan BUMN holding di lingkungan industri pupuk tempo hari, menjadi penting dan strategis. Khasnya untuk memperpendek akses petani terhadap pupuk. Tak terkecuali, membangun jejaring ‘warung saprodi’ pertanian langsung di sentra produksi, yang bisa mengurangi beban harga pupuk bagi petani.

Selain itu, hal penting yang perlu mendapat perhatian pemerintahan mendatang adalah mengembangkan kewirausahaan di kalangan petani. Pemerintah mesti lebih memperkuat dan meningkatkan pelayanannya kepada petani.

 Dengan cara demikian, petani akan lebih mampu memainkan peran sebagai subyek pembangunan yang sungguh mandiri. Untuk itu diperlukan sinergi positif seluruh anasir pertanian untuk memerangi para spekulan pupuk. Tentu dengan dibarengi oleh inovasi produksi pupuk.. | Bang Sem

 

Editor : Web Administrator
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 223
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 318
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 233
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 405
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya