Erwiyana (Korban) Tertatih Pulang ke Sragen

Lagi, PRT Indonesia Disiksa di Hong Kong

| dilihat 3173

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | KABAR yang disiarkan Al Jazeera, Kamis (16/1) itu sangat membuat kita terhenyak. Tentu kabar duka. Tentang Erwiana Sulistyaningsih, perempuan 23 tahun, yang kini terkapar di Rumah Sakit Sragen – Jawa Tengah.

Menurut Al Jazeera, suatu penyelidikan kriminal kini tengah dibuka, ihwal dugaan penyiksaan pembantu rumah tangga (PRT) Indonesia oleh majikannya. Perlakuan itu menimbulkan protes para aktivis buruh migran Indonesia di Hong Kong.

Para aktivis itu marah atas dugaan penyiksaan yang menimpa Erwiana. "Kami sangat marah dengan situasi, ini. Kasus ini, bukan kasus pertama yang dialami PRT Indonesia di Hong Kong, " ungkap Eni Lestari , ketua International Migrants Alliance, kepada Al Jazeera.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, yang mendapat kabar tentang penyiksaan itu, langsung bereaksi dan mengecam penyiksaan yang dilakukan sang majikan kepada Erwiana.

Erwiana sendiri, akan berusaha kembali ke Hong Kong, menurut South China Morning Post, untuk bersaksi atas pengadilan yang menyeret mantan majikannya.

10 Januari lalu, Erwina kembali ke Indonesia untuk berobat, setelah dia mengikuti proses penyidikan atas penyiksaan terhadap dirinya berlangsung selama delapan bulan.

Menurut International Migrant Alliance, kasus-kasus semacam ini terlalu banyak. Mereka mempertanyakan, mengapa tenaga kerja Indonesia, tidak mampu menolong dirinya ketika diperlakukan secara tidak wajar. Untuk itulah, Eni berencana menggelar protes pada pekan ini.

Kelompok-kelompok lain yang peduli terhadap hak-hak pekerja Indonesia di sana, telah meminta pemerintah Hong Kong dan Indonesia untuk segera menyelidikan, setelah media memberitakan, tanpa harus menunggu lagi pengaduan dari korban.

“Ini persoalan besar,” tukas Mia Sumiati, ketua Komunitas Migran Indonesia yang menyelenggarakan rumah singgah untuk pembantu rumah tangga Indonesia yang dilecehkan di Hong Kong .

Dengan rasa tanggung jawab sosial, mereka membawa perkara ini ke pengadlan Hong Kong. “Kami juga meminta pemerintah Indonesia agar Erwiana bisa dibawa ke Hong Kong untuk melaporkan ke polisi dan bersaksi di pengadilan Hong Kong.” Tuntutan itu dilakukan, karena sebelumnya polisi setempat sempat menolak menyelidiki kasus ini, seperti diungkapkan South China Morning Post. Setelah mendapatkan desakan, baru polisi setempat memulai penyelidikan dari pengaduan yang diterima.

Hong Kong, selama ini merupakan tujuan tenaga kerja Indonesia dan egara-negara di Asia Tenggara, termasuk pembantu rumah tangga. Tak kurang dari 300.000 pembantu rumah tangga asal Asia Tenggara bekerja di sini. Terutama dari Indonesia dan Filipina.

November 2013, Amnesti Internasional yang berbasis di Inggris telah mengutuk tindakan para majikan di Hong Kong yang bertindak biadab. Mereka mengutuk perlakuan para majikan di Hong Kong yang masih banyak memperlakukan para TKI, khasnya pembantu rumah tangga secara tidak manusiawi. Mirip perbudakan.

Perlakuan tak menyenangkan juga banyak dilakukan para majikan kepada ribuan TKI perempuan yang bekerja di pusat keuangan Asia itu, sebagai staf domestik. Amnesti Internasional menilai, tindakan petugas berwenang di sana, sangat lamban merespon perlakuan buruk semacam itu.

Pada bulan November , Amnesty International , organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris , mengutuk " mirip perbudakan " kondisi yang dihadapi oleh ribuan perempuan Indonesia yang bekerja di pusat keuangan Asia sebagai staf domestik dan menuduh pihak berwenang dari " dimaafkan " kelambanan .

Ditemukan bahwa orang Indonesia dieksploitasi oleh agen perekrutan dan penempatan yang menyita dokumen-dokumen mereka dan biaya mereka biaya yang berlebihan , dengan janji-janji palsu dari gaji yang tinggi dan kondisi kerja yang baik .

Erwiana sendiri, kepada Al Jazeera mengatakan, dia tertatih-tatih di Bandara Hong Kong ketika meninggalkan negeri itu. Ia pulang hanya dengan membawa enam T-Shirt dan dua pasang celana panjang pada 10 Januari lalu. Luka yang berada di tubuhnya tak bisa dia tutupi dan dapat dilihat orang secara terbuka, termasuk kaki dan wajah yang bengkak dan memar. | noora

Editor : Web Administrator | Sumber : Al Jazeera, South China Morning Post
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 921
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1412
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1559
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 429
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1006
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 237
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 713
Momentum Cinta
Selanjutnya